YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Panitia Ramadhan Di Kampus (RDK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar Kajian Jelang Berbuka yang ke-22 pada Sabtu (22/03) di Masjid Islamic Center UAD. Acara ini menghadirkan Dr. Widiastuti, M.M. Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah DIY, sebagai pemateri dengan tema “Perempuan Berkemajuan.”
Dalam kajiannya, Widiastuti menekankan pentingnya rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. “Kita harus selalu bersyukur karena masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk beribadah, termasuk berpuasa di bulan Ramadan ini,” ujarnya.
Ia juga mengutip ayat Al-Qur’an yang menegaskan kewajiban berpuasa bagi umat Islam. “Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an, ‘Ya ayyuhalladzina amanu kutiba alaikumus siyamu kama kutiba alalladzina min qoblikum la'allakum tattaqun,’ yang artinya, ‘Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,’” jelasnya.
Lebih lanjut, Widiastuti menguraikan konsep Perempuan Berkemajuan dalam perspektif Aisyiyah. Ia menjelaskan bahwa risalah Perempuan Berkemajuan merupakan dokumen penting yang telah diputuskan dalam Muktamar ke-48 Aisyiyah di Surakarta. “Risalah ini bertujuan agar perempuan muslim memiliki pemikiran yang maju dan aktif dalam berdakwah serta berkontribusi dalam kehidupan sosial,” tambahnya.
Dalam sejarahnya, Aisyiyah telah menunjukkan kiprah nyata dalam pemberdayaan perempuan sejak didirikannya pada tahun 1917. “Perjuangan Aisyiyah dimulai dari pengajian Sopo Tresno di Kauman, lalu berkembang dengan pendirian TK Bustanul Athfal pada tahun 1919, hingga pembentukan majalah Suara Aisyiyah pada tahun 1926 sebagai media dakwah,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Widiastuti juga mengajak para jamaah untuk meneladani nilai-nilai kesetaraan yang diajarkan dalam Islam. “Islam tidak hanya memberikan hak kepada laki-laki, tetapi juga kepada perempuan. Dalam Surat An-Nahl ayat 97, Allah berfirman bahwa siapa saja yang beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, maka akan diberikan kehidupan yang baik,” tuturnya.
Kemudian, Widiastuti melanjutkan pemaparannya mengenai pentingnya menjaga dan membina keluarga sakinah. Ia menekankan bahwa keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki peran besar dalam membentuk karakter dan nilai-nilai Islam berkemajuan.
"Ibu-ibu dan bapak-bapak, kita harus menjaga anak-anak kita dengan pendidikan yang baik serta doa yang terus-menerus. Tidak cukup hanya dengan mengajarkan ilmu dunia, tetapi juga harus ditanamkan nilai-nilai akhlak yang mulia agar mereka tumbuh menjadi generasi yang berkarakter dan bertanggung jawab," ujarnya.
Beliau juga menyoroti pentingnya peran perempuan dalam membangun masyarakat. Perempuan bukan hanya sebagai pendamping dalam keluarga, tetapi juga memiliki peran strategis dalam berbagai bidang kehidupan.
"Perempuan harus berdaya, mandiri, serta memiliki pemikiran yang maju. Sebagai ibu, pendidik, maupun profesional di berbagai bidang, perempuan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam membangun bangsa," tambahnya.
Lebih lanjut, Widiastuti mengajak para jamaah untuk terus meningkatkan kapasitas diri, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal. Menurutnya, kemajuan suatu bangsa tidak lepas dari tingkat pendidikan dan kesadaran intelektual masyarakatnya. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya membaca, belajar, serta mengembangkan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman.
"Jangan pernah berhenti belajar. Ilmu adalah cahaya yang akan menerangi kehidupan kita. Dengan ilmu, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Selain itu, ia juga menyinggung tentang pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial. Setiap individu, menurutnya, memiliki kewajiban untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan demi keberlangsungan hidup generasi mendatang.
"Mari kita manfaatkan lahan kosong di sekitar rumah kita. Tanamlah pohon, sayuran, atau tanaman obat yang bisa bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. Ini bukan hanya soal ketahanan pangan, tetapi juga bagian dari upaya menjaga keseimbangan ekosistem," ungkapnya.
Di akhir sesi, Widiastuti mengajak para jamaah untuk bersama-sama memperkuat nilai-nilai Islam berkemajuan. Ia menekankan bahwa melalui sinergi antara laki-laki dan perempuan, serta antara individu dan komunitas, cita-cita membangun masyarakat yang lebih baik dapat terwujud.
"Kita niatkan segala usaha kita sebagai bentuk ta'awun, saling tolong-menolong dalam kebajikan. Dengan komitmen yang kuat dan semangat gotong royong, insyaallah kita bisa mewujudkan masyarakat yang harmonis dan penuh keberkahan," pungkasnya. (Giti)