Perlu Revitalisasi Pendidikan Islam Agar Mampu Menjawab Kebutuhan Zaman

Publish

18 December 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
115
Foto Istimewa

Foto Istimewa

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Dosen UM Bandung Ace Somantri mengatakan bahwa transformasi pendidikan tinggi Islam menjadi pendidikan Islam inklusif dan kompetitif merupakan sebuah keharusan untuk menghadapi tantangan masa kini. Menurutnya, dunia pendidikan Islam saat ini membutuhkan pendekatan revitalisasi yang menghormati tradisi sekaligus mampu menjawab kebutuhan zaman.

Dalam paparannya, Ace menjelaskan bahwa lanskap pendidikan Islam sedang mengalami perubahan signifikan. Oleh karena itu, perlu adanya pembaruan pendidikan Islam yang tidak hanya fokus pada tradisi, tetapi mampu mengintegrasikan modernitas agar dapat mencetak generasi yang berdaya saing.

”Keseimbangan antara spiritualitas dan intelektualitas menjadi kunci utama dalam pendidikan Islam masa kini,” ujar Ace saat menjadi salah satu narasumber dalam seminar internasional yang digelar oleh prodi Pendidikan Agama Islam UM Bandung di Auditorium KH Ahmad Dahlan pada Senin (16/12/2024).

Ace menekankan bahwa pemikiran kritis dan sikap inklusif harus ditanamkan dalam sistem pendidikan Islam. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan inkuiri, menurutnya, akan mendorong peserta didik menjadi individu yang lebih mandiri dan inovatif. ”Kita tidak bisa hanya berkutat pada pembelajaran konvensional. Kemajuan hanya akan tercapai jika ada keberanian untuk berubah dan beradaptasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ace menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi dalam pendidikan Islam. Teknologi, menurutnya, dapat mempermudah akses pembelajaran dan menjangkau lebih banyak kalangan. Dengan teknologi, pendidikan Islam bisa menjadi lebih inklusif dan membuka ruang bagi dialog pemahaman antaragama.

Selain itu, Ace juga menekankan perlunya keseimbangan antara modernitas dan tradisionalitas dalam sistem pendidikan Islam. ”Integrasi antara keduanya akan menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi memiliki karakter dan nilai spiritual yang kuat,” katanya.

Dalam visinya, pendidikan tinggi Islam diharapkan mampu memberdayakan individu, memperkuat komunitas, serta menumbuhkan masyarakat yang berkemajuan dan harmonis. Ace optimis jika pendekatan ini diterapkan, pendidikan Islam akan mampu menjawab tantangan dan dinamika zaman.

”Tantangan ini harus kita lihat sebagai peluang untuk melakukan pembaruan. Pendidikan Islam yang inklusif akan membuka pintu dialog antaragama yang lebih luas dan memperkuat nilai-nilai toleransi di tengah masyarakat,” ujar Wakil Ketua PWM Jawa Barat ini.

Doktor lulusan Universitas Islam Nusantara ini menutup pemaparannya dengan harapan bahwa transformasi pendidikan Islam akan membawa manfaat bagi kemajuan bangsa. Menurutnya, adaptasi modernitas yang dipadukan dengan tradisi luhur Islam dapat menciptakan sistem pendidikan yang unggul, inklusif, dan berkelanjutan.

Acara ini juga terlaksana atas kolaborasi dengan Institut Agama Islam (IAI) Persatuan Islam (Persis) Bandung. Lebih dari tujuh ratus mahasiswa UM Bandung dan IAI Persis hadir di auditorium termasuk yang berpartisipasi melalui saluran Youtube dan Zoom.*(FA)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MADIUN, Suara Muhammadiyah - Kaprodi Ilmu Aktuaria, Yan Aditya Pradana, S.Pd., M.Si., menjadi pesert....

Suara Muhammadiyah

23 September 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Kamis 19 Desember 2024 merupakan tanggal tak terlupa bagi SMP Muham....

Suara Muhammadiyah

28 December 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Persoalan stunting menjadi kepelikan yang masih menjadi hal b....

Suara Muhammadiyah

21 October 2023

Berita

DEPOK, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) bekerja sama dengan Ke....

Suara Muhammadiyah

10 June 2024

Berita

SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Rumah Sakit Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (RSM/A) Jawa Tengah semak....

Suara Muhammadiyah

14 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah