TASIKMALAYA, Suara Muhammadiyah - Momen wisuda adalah momen yang sangat bermkana dan sangat dinantikan oleh para siswa karena menandai pencapaian penting dalam perjalanan akademik mereka.
Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Singaparna Kab. Tasikmalaya tidak pernah berhenti mencetak generasi penerus ummat, bangsa, dan persyarikatan yang memupuni dan potensial. Ahad, 2 Juni 2024 adalah momentum yang sangat sakral dan menjadi agenda tahunan pesantren “ Wisuda Santri Kelas Akhir Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Singaparna Kab. Tasikmalaya angkatan ke- 27” di aula Pesantren, acara wisuda ini dihadiri oleh Pimpinan Pesantren dan jajaran nya, civitas akademika Pesantren, Direktur Ma’arif Institute Andar Nubowo DEA, Ph.D. Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, Prof. Dr. Ahmad Dahlan, dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Tasikmalaya.
Dalam momentum ini, beberapa santri kelas akhir meluncurkan buku berjudul “Lentera Pesantren” kisah inspiratif nyantri di pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Tasikmalaya.
Buku ini merupakan hasil dari pengalaman para santri nyantri di Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon. Dalam buku ini, para penulis membahasa pengalaman mereka dari mulai lika-liku kehidupan di pesantren, kebahagiaan, dan rasa sedih yang pernah dirasakan selama nyantri.
Penulis menyajikan dalam buku ini, selama menjadi santri banyak tantangan dan rintangan yang harus mereka hadapi dengan penuh kesabaran sampai menuju kelas akhir. Selain itu, para penulis merasa bahwa mereka menjadi manusia terpilih, karena tidak mudah menjalankan proses pendidikan di lingkungan pesantren. Sali itu, selama proses pendidikan di pesantren di jalankan banyak teman- teman yang berguguran di tengah jalan saat menjalani proses pendidikan di pesantren. Hal tersebut, menjadikan mereka mengerti arti perjuangan, kesabaran dan ketabahan dalam menjalankan kehidupan yang lebih kompleks kelak di masa yang akan datang.
Saat peluncuran buku ini di atas podium, Pimpinan Pesantren Ust. Uum Syarif Usman menyampaikan bahwa; mulai didirikan nya pesantren sampai saat ini, alumni ke-27 memplopori sebuah karya buku. Hal ini, menjadi tolak ukur bahwa santri pun mampu untuk berkarya dan tidak hanya sebatas mengaji dan belajar.
Ketua PWM Jawa Barat, Prof. Dr. Ahmad Dahlan menyampaikan bahwa sangat terharu dan suatu keistimewaan pada acara wisuda kali ini, para santri menciptakan suatu karya pada saat acara wisuda. Yang mana, abad saat ini terutama para santri bagian dari kelompok generasi Z, mudahnya tekhnologi dan informasi namun, lamban untuk berkembangnya karena banyak terpengaruh oleh ketidak bijaksanaan dalam menggunakan sosial media. Akan tetapi, Santri Al-Furqon bagian dari kelompok generasi Z ini, mampu menepis tantangan dewasa ini.
Tentu hal itu dorongan dan suport dari pimpinan pesantren yang di motori oleh Ust. UUM dan Ust. Husni Hirjien selaku wakil pimpinan bidang Sumberdaya manusia selalu memberikan wadah minat bakatnya para santri sesuai keinginan dan kemampuan kognitif para santri. Hal itu, menjadi tolak ukur untuk para siswa ataupun para santri khususnya di pesantren-pesantren Muhammadiyah yang ada di lingkungan wilayah Jawa barat.
Senada yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Ma’arif Institute, Andar Nubowo DEA, Ph.D. turut memberikan apresiasi kepada pada penulis atas peluncuran buku tersebut. Andar Nubowo menyampaikan buku tersebut representatif dari bagian implementasi sebagai
Anak panah Muhammadiyah seperti yang di utaran Buya Syafii Ma’arif. Dalam mensyiarkan Muhammadiyah dan pesantren baik melalui pemikiran, pengalaman ataupun dengan karya yang bisa bermanfaat secara universal.
Andar Nubowo pun, selain mengulas dari karya Santri, ia pun berpesan kepada para alumni Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon, menyampaikan bahwa; menjadi seorang alumni pesantren Muhammadiyah Al-Furqon merepresentasikan bahwa santri Muhammadiyah adalah bagian dari anak panah Muhammadiyah yang terus memberikan warna dengan berdiaspora di tengah kompleksitas sosial secara adaptif baik tingkat regional ataupun internasional, sehingga menjadi insan yang rahmatan Lil’ alamin kelak di kemudian hari.
Selain itu, Andra Nubowo berpesan kepada para alumni dengan meminjam trilogi Tasawuf imam Gozali untuk terus mengaktualisasikan dalam konteks kehidupan, pertama liberasi; para alumni pesantren Muhammadiyah Al-Furqon harus terus mengeksplorasi diri dalam mencari ilmu, tidak merasa puas dan purna dalam mencari ilmu, kemudian tidak terpaku hanya satu keilmuan saja, harus mampu diisi dengan keilmuan yang lainnya baik ilmu keagamaan Ad-diniyah, dan ilmuan pengetahuan Ad-duniyawiyah. Sehingga, kelak para alumni dan para santri Al-Furqon menjadi orang yang memberikan pencerahan seperti tagline Muhammadiyah.