BANTUL, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Tirtonirmolo Barat Kasihan Bantul menggelar Pengajian Ahad Pagi edisi 30 November 2025 di Masjid Al-Muttaqin di Kampung Menayu Kulon. Pengajian tersebut menghadirkan dai muda Ustaz Fachrudin.
Sebelum jam 06.00 WIB jamaah sudah berdatangan maka seperti biasa acara dimulai dengan pembacaan dzikir pagi dan doa-doa yang dipandu oleh Ustaz Kurnia Pramujiharso selaku Wakil Ketua PRM Tirtonirmolo Barat yang membidangi Tarjih, Tabligh, dan Pembinaan Masjid/Mushola dan dilanjutkan dengan Sambutan Ketua PRM Tirtonirmolo Barat, Sofriyanto.
Ketua PRM Tirtonirmolo Barat, Sofriyanto memotivasi jamaah untuk tetap semangat memakmurkan masjid/mushola di wilayah Tirtonirmolo Barat.
“Kita ini termasuk istimewa. Semua masjid di ranting kita memang berada di dalam gang, kecuali satu masjid yang persis di pinggir jalan besar atau tempat yang strategis. Tetapi apa yang terjadi? Semua masjid/mushola hidup, semarak, dan penuh aktivitas,” ungkapnya.
Hal ini menunjukkan bahwa, kemuliaan masjid/mushola bukan ditentukan lokasinya, tetapi oleh semangat jamaahnya. “Kalau jamaahnya semangat maka ranting kita ini semoga menjadi ranting yang diberkahi Allah, ranting yang kecil kalau dilihat di peta tapi besar dalam dampak dan manfaat,” lanjutnya.
Lebih lanjut Sofriyanto berpesan kepada jamaah untuk ke depannya menguatkan tiga hal. Pertama, semangat jamaah, di mana pun masjidnya meskipun tempatnya di gang tapi hati dan semangat para jamaahnya seperti jalan tol, luas, dan lapang.
Kedua, kerja sama antar-masjid/mushala, aktivitas bisa berbeda, tapi tujuannya sama yaitu memakmurkan rumah Allah serta. Ketiga, pembinaan generasi muda, supaya masjid kita tetap hidup bukan hanya hari ini, tetapi sampai puluhan tahun ke depan.
Sementara itu, Ustadz Fachrudin menyampaikan pesan kepada jamaah yang hadir untuk memahami Al-Qur'an surat Al-A’raf ayat 34. “Allah berfirman setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan tau percepatan sesaatpun. Dari ayat tersebut maka kita harus mengisi usia dan waktu dengan hal-hal yang berkualitas,” ujarnya.
Beliau menekankan pentingnya mengukir prestasi dan prasasti dalam kehidupan. “Selain berkualitas maka usia dan waktu yang kita miliki harus penuh prestasi dan meninggalkan prasasti. Prestasi artinya diisi dengan amal salih (kebaikan) dan prasasti artinya amal jariyah yang akan dikenang sepanjang masa.” jelasnya.
Ustadz Fachrudin mencontohkan para tokoh bangsa dan agama, seperti KH Ahmad Dahlan, Jenderal Soedirman, dan imam bonjol, yang wafat sebelum usia 60 tahun tetapi amal kebaikannya terus dikenang. “Termasuk Nabi Muhammad SAW yang tutup usia 63 tahun, tetapi telah ribuan tahun amal dan perbuatannya tidak hanya dikenang bahkan menjadi contoh, teladan, dan rujukan,” pungkasnya. (Fri/Nurvi)


