BANTUL, Suara Muhammadiyah - Masjid Islamic Center UAD, kembali dengan kegiatan ceramah tarawih ke-3, pada Ahad (2/3), bertempat yang berlangsung setelah pelaksanaan shalat Isya berjamaah dan sebelum dimulainya shalat Tarawih. Kegiatan ini merupakan bagian dari program keagamaan, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keimanan umat Islam, khususnya dalam menjalani ibadah di bulan suci Ramadhan. Dalam ceramah ini disampaikan oleh Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.I., Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Berbasis Sekolah dan Wakil Dekan 1 FKIP UAD.
Suyatno menyampaikan kemuliaan bulan Ramadhan adalah peristiwa yang sangat penting terjadi peristiwa yang sangat bersejarah yaitu turunnya wahyu Al-Qur’an meskipun tafsirnya berbeda-beda, ada yang menyampaikan turunnya wahyu Al-Qur’an yang pertama adalah Surat al-Alaq ayat 1-5, ataupun ada juga pemahaman yang lain.
“Tetapi kita sepakat bahwa ada peristiwa yang sangat bersejarah di bulan Ramadhan, yaitu turunnya wahyu Al-Qur’an surat al-baqarah ayat 185 bahwa Al-Qur’an itu diturunkan oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia. Tetapi di ayat-ayat yang lain, misal dalam surat Ali Imron ayat 138 ataupun juga dalam surat Al-Baqarah ayat 2 dan seterusnya bahwa Al-Qur’an itu diturunkan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa,” terangnya.
Guru Besar UAD itu juga menambahkan bahwa Al-Qur’an tidak lagi diragukan, informasi yang betul-betul bisa dipercaya 100 persen akurasinya hanya Al-Qur’an menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Takwa adalah takut kepada Allah ataupun melaksanakan segala perintah Allah, meninggalkan segala larangan Allah itu adalah sebagian makna dari taqwa.
Suyatno menceritakan bahwa ada seorang mufassir, yang dulunya adalah seorang pendeta Yahudi nama aslinya itu Leopolweis, Ia adalah seorang Robby Yahudi, kemudian mengadakan pengembaraan spiritual di Jazirah Arab selama puluhan tahun. Akhirnya sangat mahir dalam bahasa Arab, bahkan sudah sampai hafal Al-Qur’an tetapi Ia masih dalam kondisi Yahudi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk menjadi mualaf, ketika ngajinya sudah sampai Quran surat Al-Ma'un persis seperti Kyai Dahlan. Orang tersebut sangat terpesona dengan isi Quran, terutama dalam surat Al-Ma'un. Ia mengatakan, andaikan tata kelola dunia ini diselenggarakan sesuai dengan prinsip-prinsip Quran surat al-ma'un, maka tidak akan terjadi kekacauan seperti sekarang.
Kemudian orang tersebut memutuskan untuk menjadi mualaf dan akhirnya menjadi seorang mufassir hebat. Salah satu kitab karangannya aslinya dalam bahasa Inggris judulnya adalah The Message of The Qur'an, dalam tafsirnya dalam surat Al-Baqarah itu dikatakan bahwa pemahaman tentang takwa selama ini tidak mengakomodasi sifat-sifat positif dari kata itu. Sehingga takwa adalah kesadaran akan kemahadiran Tuhan dalam semua lini kehidupan dan keinginan seseorang untuk membentuk eksistensi diri berdasarkan kesadaran tersebut.
Di akhir ceramahnya, Suyatno menyampaikan bahwa jika mengaku sebagai orang yang bertakwa, kemudian sadar bahwa Allah itu hadir dalam semua lini kehidupan. Maka dampaknya adalah orang itu akan ringan melakukan perbuatan baik, meskipun perbuatan baik itu tidak dilihat oleh orang lain. Dan ringan meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk, meskipun perbuatan buruk itu tidak dilihat oleh orang lain, karena kita sadar bahwa Allah itu selalu hadir. (Fina/m)