Puasa Ramadhan Momentum Merawat Hati dan Menata Pikiran

Publish

10 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
197
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Puasa Ramadhan Momentum Merawat Hati dan Menata Pikiran

Oleh: Dwi Kurniadi/Kader IMM Pondok Shabran UMS

Bulan Ramadhan adalah bulan suci umat islam yang selalu dinanti-nantikan. Mulai dari desa-desa hingga luar negeri, umat Islam sangat antusias menyambutnya. Maka tak heran setiap  momentum Ramadhan banyak kita jumpai suatu festival atau sebuah perayaan untuk menyambutnya.

Selama sebulan, umat Islam menjalankan kewajiban puasa, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an; "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa". (Q.S. Al Baqarah: 183). Maka dengan itu kewajiban puasa Ramadhan adalah suatu hal yang harus dikerjakan oleh umat Islam, yang juga terdapat pada lima rukun Islam. Pada rukun Islam kelima adalah kewajiban umat Islam berpuasa Ramadhan.

Di balik kewajiban puasa banyak ditemukan keistimewaan, mulai dari sisi psikologis, biologis, neurosains, dan sebagainya. Puasa tak hanya menahan lapar dan dahaga. Banyak ilmuwan menyatakan, puasa mempunyai banyak manfaat bagi tubuh manusia. Pada tulisan ini akan sedikit kita bahas mengenai rahasia di balik kewajiban puasa yang ditetapkan oleh Allah kepada umatnya. Sehingga menjadikan kita menjalankan ibadah puasa bukan karena menggugurkan kewajiban kita sebagai Muslim, namun puasa itulah yang akan menjadikan diri kita menjadi lebih sehat rohani dan jasmani.

Puasa merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki kedudukan penting dalam Islam. Tidak hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, puasa juga menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam perspektif teologis, puasa merupakan bentuk ketaatan manusia terhadap perintah Allah, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an.

Dengan menjalankan puasa, seorang Muslim diajarkan untuk meningkatkan kesabaran, keikhlasan, serta ketundukan kepada Sang Pencipta. Puasa menjadi ajang pembinaan spiritual yang mengasah kepekaan batin dan memperkuat hubungan seorang hamba dengan Tuhannya.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: "barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu". (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini menunjukkan bahwa puasa bukan hanya ibadah wajib, tetapi juga memiliki manfaat besar dalam meningkatkan kualitas spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah. 

Dari sisi psikologis, puasa memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan mental seseorang. Dengan menahan diri dari berbagai bentuk hawa nafsu, seseorang belajar untuk mengendalikan emosinya, sehingga lebih mampu menjaga kestabilan emosi dan mengurangi stres. Puasa juga meningkatkan kesadaran diri (self-awareness), di mana seseorang lebih memahami kondisi batinnya dan mampu mengontrol reaksi terhadap berbagai situasi kehidupan. 

Menurut penelitian Dr. Richard J. Davidson, seorang ahli neurosains dari University of Wisconsin-Madison, praktik ibadah seperti puasa dapat meningkatkan aktivitas otak pada bagian prefrontal cortex yang bertanggung jawab atas pengendalian diri dan perencanaan jangka panjang. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa puasa dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan dan depresi karena meningkatnya produksi hormon serotonin dan endorfin dalam tubuh.

Selain itu, puasa juga dapat memberikan ketenangan batin karena ibadah ini mengajarkan kesabaran, rasa syukur, serta kepedulian terhadap sesama. Dengan mengurangi rangsangan dari luar dan meningkatkan introspeksi diri, seseorang yang berpuasa lebih mampu menghadapi tekanan hidup dengan cara yang lebih positif dan konstruktif.

Dari sudut pandang biologis, puasa memiliki manfaat yang telah banyak diteliti oleh para ilmuwan. Saat seseorang berpuasa, tubuh mengalami proses detoksifikasi alami, di mana racun-racun yang tersimpan dalam tubuh mulai dibersihkan. Selain itu, puasa juga berkontribusi dalam meningkatkan sistem metabolisme tubuh dan memperbaiki fungsi organ-organ vital.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Yoshinori Ohsumi, seorang ahli biologi sel dari Jepang yang memenangkan Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2016, puasa dapat mengaktifkan proses autophagy. Autophagy adalah proses alami di mana tubuh membersihkan sel-sel yang rusak dan mendaur ulang komponen-komponennya, yang berkontribusi pada peremajaan sel dan perlindungan terhadap penyakit kronis seperti kanker dan Alzheimer.

Beberapa penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa puasa dapat memperlambat proses penuaan, meningkatkan daya tahan tubuh, serta membantu dalam pengaturan kadar gula darah dan kolesterol. Studi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health juga menemukan bahwa pola puasa intermiten dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang sangat bermanfaat dalam pencegahan diabetes tipe 2.

Puasa Membentuk Karakter

Selain itu, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal "Cell Metabolism" menyatakan bahwa puasa dapat meningkatkan produksi hormon pertumbuhan (HGH) hingga lima kali lipat, yang berperan penting dalam regenerasi otot, peningkatan metabolisme, dan pembakaran lemak. Oleh karena itu, puasa tidak hanya berdampak pada kesehatan spiritual tetapi juga memberikan keuntungan besar bagi kesehatan fisik.

Puasa bukan sekadar ritual ibadah, tetapi juga memiliki dampak besar dalam membentuk karakter seseorang. Dengan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, seseorang belajar untuk lebih disiplin, sabar, dan memiliki empati terhadap orang lain yang kurang beruntung. 

Menurut survei yang dilakukan oleh Pew Research Center, sebanyak 78% umat Islam di seluruh dunia merasakan peningkatan spiritualitas dan solidaritas sosial selama bulan Ramadan. Data dari Bank Dunia juga menunjukkan bahwa selama bulan Ramadan, tingkat donasi dan sedekah meningkat secara signifikan hingga 30% di berbagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim. Hal ini menunjukkan puasa mendorong kepedulian sosial dan berbagi dengan sesama.

Puasa juga membantu seseorang untuk lebih fokus pada tujuan hidupnya, baik secara spiritual maupun duniawi. Dalam bulan Ramadan, umat Islam diajak untuk lebih banyak berbuat kebaikan, memperbaiki diri, serta memperkuat hubungan sosial dengan sesama. Oleh karena itu, puasa tidak hanya meningkatkan kualitas individu, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan penuh dengan nilai-nilai kebaikan.

Dengan berbagai manfaat dari berbagai aspek, puasa Ramadhan bukan sekadar kewajiban agama, tetapi juga merupakan kesempatan bagi setiap individu untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan spiritual, serta memperkuat solidaritas sosial dalam kehidupan bermasyarakat.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Brand “MU” Harus Disikapi dengan Cerdas dan Bijak  Oleh Amidi, Dosen FEB Universit....

Suara Muhammadiyah

20 December 2023

Wawasan

Karakteristik Ayat-ayat Puasa (3) Setiap Ibadah Ada Target yang Harus Dicapai Oleh: M. Rifqi Rosyid....

Suara Muhammadiyah

25 March 2024

Wawasan

Resistensi Faham Salafi Pada Amal Usaha Pendidikan Muhammadiyah Oleh: Ginanjar Wiro Sasmito, Ketua ....

Suara Muhammadiyah

3 February 2025

Wawasan

Persentase Muslim Shalat dan Perkembangan Islam di Indonesia: Plus atau Minus? Oleh: Ahwan Fanani, ....

Suara Muhammadiyah

26 December 2024

Wawasan

Fanatik Ciri Kebodohan Ika Sofia Rizqiani, S.Pd.I, M.S.I. “Kita itu boleh punya prinsip, a....

Suara Muhammadiyah

5 August 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah