SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Energi tidak semata-mata hanya dipahami sebagai pemenuhan kebutuhan listrik, melainkan juga sebagai penopang keberlanjutan bumi dan generasi mendatang. Kesadaran inilah yang kemudian mendorong Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur bekerjasama dengan 1000 Cahaya untuk mengadakan Pengajian Tematik program Green Hero ‘Aisyiyah yang digelar untuk memperkuat peran umat dalam mewujudkan energi yang berkeadilan, ramah lingkungan, dan berkelanjutan (30/9).
Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Rukmini Anwar mengaresiasi atas terselenggaranya kegaiatan Pengajian Tematik Green Hero Aisyiyah dengan tema Energi Berkelanjutan untuk Masa Depan. Ia berharap melalui kegiatan ini dapat melahirkan hero-hero yang berkomitmen menjaga dan merawat lingkungan melalui gerakan efisiensi energi.
“Agenda ini adalah momentum untuk memperdalam kesadaran. Belajar bersama dan berdiskusi terkait bagaimana kontribusi kita untuk keberlanjutan bumi yang tidak sedang baik-baik saja,” ujarnya.
Miftachul Djannah, anggota LLHPB PWA Jawa Timur mengatakan bahwa Bumi saat ini sedang tidak sedang baik-baik saja. Maka diperlukan sebuah langkah konkrit untuk merawat bumi dan lingkungan, yang lebih konkritnya lagi adalah melakukan penghematan energy. Meski energy telah berkontribusi besar dalam kehidupan keseharian manusia, namun sudah waktunya manusia untuk berlaku bijak dalam pemanfaatannya.
Hingga saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa energi telah menjadi penopang aktivitas dakwah yang dilakukan Muhammadiyah maupun Aisyiyah. Oleh karenanya ia mendorong agar bagaimana warga Persyarikatan mampu berlaku bijak dalam memanfaatkan energi yang ada.
“Upaya untuk menjaga bumi dari krisis energy bisa dilakukan dengan menginisiasi solar panel. Kita bisa melakukan penghematan dengan solar panel di berbagai amal usaha Aisyiyah. Gerakan ini bisa kita mulai dari diri sendiri,” tegasnya.
Sudarto M. Abukasim, Wakil Direktur 1000 Cahaya menjelaskan tentang pentingnya melakukan konversi energi dalam kehidupan. Yang inti dari konversi ini adalah terkait bagaimana melakukan penghematan atau meminimalisir pengeluaran.
“Penghematan dalam penggunaan alat elektronik itu sangat bergantung pada masing-masing manusia,” ujarnya.
Namun, sebelum melangkah jauh ke konversi energi yang membutuhkan dana yang tidak sedikit, yang bisa setiap orang lakukan adalah efisiensi energi. “Karena konversi energi itu berbiaya sangat mahal, maka yang bisa lakukan dalam waktu dekat adalah efisiensi,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, para peserta diajak untuk memperdalam pemahaman bahwa energi bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual. Energi yang berkeadilan, ramah lingkungan, dan berkelanjutan menjadi fondasi penting bagi terciptanya kehidupan yang seimbang antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Program Green Hero ‘Aisyiyah sendiri hadir sebagai upaya nyata membangun kesadaran kolektif. Tidak hanya mendorong penggunaan energi terbarukan, tetapi juga mengajak masyarakat untuk mengubah pola pikir dan gaya hidup agar lebih peduli terhadap lingkungan.
Dengan demikian, pengajian ini bukan sekadar forum kajian, melainkan gerakan membumikan nilai Islam yang menekankan keberlanjutan dan kepedulian terhadap lingkungan dan bumi yang tidak sedang dalam keadaan baik. Aisyiyah berharap, dari langkah kecil ini lahir kontribusi besar bagi masa depan bumi dan generasi mendatang. (diko)
