YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) mengeluarkan pandangan dan seruan moral terkait aksi massa yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir di Yogyakarta. Pandangan tersebut tertuang di dalam Nomor Surat 05/PER/II.0/I/2025 yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris PWM DIY, Muhammad Ikhwan Ahada dan Arif Jamali Muis pada Senin (1/9).
Pandangan tersebut menimbang berdasarkan Pernyataan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 20/PER/I.0/I/2025. Ada enam poin pandangan PWM DIY soalan tersebut. Pertama, PWM DIY menyampaikan turut berdukacita atas jatuhnya korban jiwa dalam aksi demonstrasi di beberapa daerah, serta mendoakan semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan, serta kesabaran.
“PWM DIY juga mendoakan agar para korban luka agar segera pulih dan kembali beraktivitas,” tulis surat tersebut.
Kedua, Aspirasi perlu disampaikan melalui cara-cara damai, dialog, dan musyawarah, demi menjaga harkat demokrasi dan keutuhan DI Yogyakarta.“PWM DIY mengajak semua pihak untuk menahan diri dan menghentikan segala bentuk kekerasan yang hanya akan memecah belah persatuan bangsa.”
Ketiga, Para elit hendaknya menunjukkan keteladanan, bersikap santun, sederhana, serta tidak mengeluarkan pernyataan yang melukai hati masyarakat. “PWM DIY mengimbau para elit politik, pejabat, dan pengambil kebijakan agar lebih sensitif dan bijaksana dalam merespons aspirasi rakyat.”
Keempat, Tindakan represif hanya akan memperkeruh keadaan dan menggerus kepercayaan publik. "PWM DIY mengharapkan aparat keamanan untuk lebih mengedepankan pendekatan persuasif, dialogis, dan non-kekerasan dalam menjaga ketertiban aksi".
Kelima, Penyampaian aspirasi yang santun, damai, dan konstitusional adalah cermin kedewasaan berdemokrasi bagi masyarakat DI Yogyakarta. "PWM DIY mengajak mahasiswa dan masyarakat yang menyampaikan aspirasi melalui demonstrasi agar menjaga ketertiban, menghindari provokasi, serta tidak terjerumus dalam tindakan anarkis yang merugikan rakyat".
Keenam, Sebagai Kota Pendidikan, Budaya, dan Pariwisata, DI Yogyakarta harus tetap menjadi ruang yang aman, ramah, dan kondusif bagi seluruh warga maupun tamu dari berbagai daerah dan negara lain. "PWM DIY mengajak umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah di DI Yogyakarta, untuk aktif menjaga ketenangan, persaudaraan, dan kedamaian"
“PWM DIY menyerukan agar aksi massa di DI Yogyakarta berlangsung damai, tertib, dan bermartabat, sehingga tidak mengganggu kenyamanan masyarakat. Penyampaian aspirasi secara berkeadaban merupakan cerminan dari demokratisasi di DI Yogyakarta, sehingga Wilayah Istimewa ini dapat menjadi teladan bagi bangsa Indonesia.” tutup surat pandangan tersebut. (Anggi)