MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan menghelat rapat kerja pimpinan (Rakerpim) pada Ahad, 10 September 2023 di Balai Sidang Muktamar Kampus Unismuh Makassar.
Dalam kesempatan itu, PWM Sulsel juga menandatangani nota kesepahaman dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) terkait pembinaan oleh mubalig Persyarikatan di lembaga pemasyarakatan.
Nota kesapahaman yang ditandatangani oleh Budi Hartoyo dari Kanwil Kemenkumham Sulsel dan Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse itu meliputi peningkatan kapasitas di bidang keagamaan bagi petugas pemasyarakatan.
Termasuk, pembinaan dan bimbingan keagamaan bagi warga binaan pemasyarakatan; pendidikan keagamaan bagi warga binaan pemasyarakatan; dan kegiatan lain yang disepakati kedua pihak.
Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse mengatakan, Muhammadiyah memiliki tugas utama, yaitu yad'una ilal khair, ya'muruna bil ma'ruf, dan yanhauna anil munkar.
Ia menyebut, kerja sama dengan Kemenkumham itu merupakan wujud dari upaya Muhammadiyah untuk terus menyebar kebaikan yang merupakan tugas utama Persyarikatan.
Untuk mengefektifkan penyebaran kebaikan itu, Ambo menekankan Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) sebagai penanggung jawab program, harus memastikan pembekalan terkait materi dan metode dakwah yang sesuai dengan setiap komunitas sasaraan.
"Karena saya pernah juga diberi tugas untuk membina di lapas. Waktu ada konflik di lapas, UIN mengutus dosen-dosennya untuk Bingung saya, apa yang mau disampaikan. Kalau saya sampaikan ayat hukum, nanti para tahanan tersinggung. Alhamdulillah, pas dibuka pintunya itu Lapas, baru teringat ayatnya, apa yang mau saya sampaikan," kisah dia.
Kata Ambo, kerjasama dengan Kemenkumham meliputi semua lapas yang ada di Sulawesi Selatan. Karena itu, ia berharap seluruh mubalig Muhammadiyah se-Sulsel dikumpulkan dan diberikan arahan juga petunjuk sehingga pembinaan di lapas lebih terarah.
Ia juga mengutip ayat Quran Al-Ankabut ayat 69 dan mengaku yakin bahwa pengurus Muhammadiyah berpikir, beraktivitas, dan berjihad untuk kemajuan Persyarikatan demi mendapat keridaan Allah. Ia meyakinkan bahwa pengurus Muhammadiyah yang berjihad itu pasti akan ditunjuki jalan oleh Allah.
Sementara itu, Koordinator Panitia Pengarah (steering committe) Rakerpim, Pantja Nurwahidin mengungkapkan, sesuai anggaran rumah tangga (ART) Persyarikatan, peserta rakerpim adalah anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel dan perwakilan setiap unit pembantu pimpinan (UPP).
Tidak hanya itu, perwakilan setiap pimpinan organisasi otonom (ortom) tingkat wilayah juga menjadi peserta, sesuai ART. Karena itu, peserta rakerpim kali ini berjumlah 128 orang peserta.
Pantja menekankan, perumusan program kerja dalam rakerpim kali ini, harus terukur dan realistis. Pasalnya, berdasarkan matriks program kerja yang dirumuskan panitia pengarah, PWM menekankan perspektif sebagai landasan program dan indikator kinerja utama.
"Jadi nanti akan tergambar berapa besar frekuensi aktivitas Muhammadiyah Sulawesi Selatan secara keseluruhan setiap tahunnya dan kita akan bisa membaca perjalanan Muhammadiyah Sulsel selama lima tahun," kata dia.
Dengan begitu, setiap tahun PWM akan melaporkan capaian-capaian dan segala aktivitas Persyarikatan secara riil, terukur, dan terencana.