Ramadhan Bulan Kebaikan
Oleh: Dr. Amalia Irfani, M.Si, Dosen IAIN Pontianak/LPPA PWA Kalbar
Ramadhan tanpa terasa memasuki pekan kedua tahun 1446 Hijriyah. Seperti Ramadhan sebelumnya, kita pun menjalani aktifitas yang mungkin sama. Tetap menjalankan tugas dan tanggung jawab pribadi dan sosial. Lalu, pernahkah terbersit dihati perubahan baik apa yang telah dilakukan dengan berkurangnya sisa usia yang entah kapan berakhir ?. Sadarkah kita bahwa belum tentu tahun depan Ramadhan kembali menghampiri. Imam Ghazali mengingatkan yang paling dekat dengan kita adalah kematian, datangnya tidak bisa dipercepat ataupun diperlambat.
Pertanyaan tersebut tentu tidak semua hamba Allah akan merasakannya dari lubuk sanubari terdalam. Ada yang mungkin biasa-biasa saja, puasa tetap namun tidak dapat menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang banyak. Atau mungkin semakin dekat kepada Allah, dengan giat melakukan amal kebaikan yang sanggup di jangkau, dengan tenaga dan harta. Atau bahkan tidak memikirkan bagaimana ibadah Ramadhan dilakukan berkualitas, tetapi sebaliknya sibuk menanti hari raya dengan baju baru, makanan, rencana liburan, dan hiasan rumah agar tampak meriah dan mewah. Jika ditelusuri, pengamalan menjadikan bulan mulia berhubungan erat dengan kedewasaan seseorang hamba dalam mengenal TuhanNya, yang tidak harus berelevansi dengan usia, jenis kelamin, pendidikan juga kekayaan.
Dekat dengan Ramadhan
Ibarat hidangan makanan yang lezat lagi mengenyangkan dan memiliki batas waktu untuk bisa dinikmati, maka begitulah ramadhan. Ia disebut sebagai bulan istimewa, bulan mulia, bulan yang lebih baik dari seribu bulan, bulan diturunkannya Al-Qur'an, bulan dimana amal kebaikan apapun Allah lipat gandakan dan doa dikabulkan. Rasullullah SAW bersabda, "Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa hingga ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi", (HR. Ahmad).
Lalu bagaimana agar hati kita dekat dengan ramadan?. Dekat atau bahagia bersama Ramadhan dimulai dengan bergembira penuh bersemangat saat menyambutnya. Seorang hamba bertakwa akan bersuka cita saat Ramadhan tiba dan berusaha mengisi dengan perbuatan baik. Bahagia saat menyambut Ramadhan secara psikologis akan membuat hati seorang hamba merasa cukup, penuh kesyukuran dengan tidak mengeluh walau perut keroncongan, atau dahaga yang haus.
Berbahagia dan dekat dengan Ramadhan sejatinya adalah bentuk penghambaan kepada Allah SWT. Setidaknya ada beberapa hikmah yang akan didapat seorang muslim bertakwa saat berbahagia datangnya ramadan. Pertama, Meraih banyak keberkahan. Kasih sayang Allah tak terbatas seharusnya menjadi motivasi untuk giat mengejar kebaikan sebagai bekal setelah mati. Terlebih di bulan suci Ramadhan dimana pahala dilipatgandakan.
Kedua. Kesempatan untuk memperbaiki diri (muhasabah). Jika kita selalu memohon kepada Allah agar menjadi bagian hambaNya yang bertakwa, maka kita pun akan tiada lelah untuk terus menasehati hati untuk tetap istikamah menjadikan diri jauh lebih baik dari sebelumnya. Introspeksi diri bisa dimulai dari hal-hal kecil namun berdampak besar, yakni merenungi yang sudah dilakukan dari pagi hingga malam menjelang istirahat malam.
Ketiga, meningkatnya solidaritas sosial. Istimewanya Ramadhan membuat siapapun mudah tergerak untuk beramal salih. Kita lihat semakin banyak masyarakat yang memiliki kelebihan rezeki menyelenggarakan buka puasa bersama di panti asuhan, atau donasi untuk membantu saudara kita yang kurang beruntung.
Pada bulan Ramadhan sendiri, memasuki idul fitri setiap muslim laki-laki dan perempuan yang mampu Allah wajibkan untuk menunaikan zakat fitrah. Zakat fitrah yang terkumpul akan disalurkan oleh Amil Zakat dan disalurkan kepada asnaf, yakni fakir, miskin. Amil zakat, mualaf, riqab (budak), gharim (orang yang berhutang), sabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah) dan ibnu Sabil (orang yang sedang dalam perjalanan).
Keempat, meningkatkannya kesehatan fisik. Telah banyak penelitian di dunia yang menyimpulkan bahwa berpuasa selama 13-14 jam sehari selama Ramadhan akan membuat sehat dan bugar. Berpuasa dengan bahagia akan membuat kadar gula, kolesterol dan tekanan darah lebih stabil, puasa pun akan mendetoksifikasi tubuh secara keseluruhan, meningkatkan kecerdasan dan konsentrasi.