YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ceramah tarawih di Masjid Islamic Center kali ini mendatangkan narasumber yang sangat luar biasa yaitu Prof. Dr. H. M. Amien Rais, M.A., pada ceramah tarawih kali ini beliau mengambil tema mengenai puasa Ramadhan adalah ladang tempat kita menjadi orang yang semakin bertakwa. Puasa yang kita laksanakan sekarang ini dari tahun ke tahun selama sebulan penuh tujuan sebenarnya adalah dengan berpuasa kita mejadi orang yang lebih bertakwa, Rabu, (13/03).
“Tujun lain dari berpuasa yang sangat jelas adalah bahwa kita dididik dan diarahkan ketika berpuasa Ramadhan itu sebagai hamba-hamba Allah yang memiliki watak kejujuran atau Ash-Shiddqu, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam beliau mempunyai empat watak dasar atau empat karakteristik yang sangat fundamental yang sering disebut sebagai SATF, yaitu Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathonah,” terang Amien Rais.
Kejujuran itu lawannya kebohongan, amanah itu lawannya penghianatan, tabligh (menyampaikan secara benar) lawannya menyembunyikan fakta, dan Fathonah (cerdas) lawannya bodoh. Kejujuran diletakkan diawal karena amat sangat penting untuk ummat manusia. jujur itu amat sangat penting bagi umat manusia sebagai umat beriman. Kejujuran itu adalah sifat atau pola kehidupan yang merupakan sebagus-bagus pilihan jadi bukan hanya sebatas omongan.
Kejujuran itu adalah watak dasar yang paling baik yang paling bisa mengamankan manusia, kadangkala orang sudah tahu bahwa memegang kejujuran itu penting, tetapi dalam prakteknya karena bujukan syaiton atau iblis kejujuran yang dipegangnya menjadi lengser dan bahkan dia malah memilih jalan yang salah dan keliru dan sesat yaitu menjadi pembohong menjadi penipu dan lain sebagainya maka kejujuran itu saudaraku itu memang bisa apa menghindari kita dari sifat kemunafikan.
Disebutkan ciri-ciri orang munafik adalah ketika mengerjakan sholat itu nampak malas dan menganggapnya sebagai beban, kemudian ciri selanjutnya adalah salatnya itu dipamer-pamerkan dalam shalatnya itu tidak mengingat Allah kecuali sedikit saja kemudian ciri terakhir adalah orangnya mudah terombang-ambing atau terbawa arus mengikuti orang yang sedang berkuasa walaupun sesungguhnya akhirnya akan sesat dan akan mengalami kehancuran.
Dalam hidup ini kita harus memegang teguh sebuah kejujuran jangan sampai kita mudah merubah sikap akibat tarikan godaan dunia dan lain-lain kemudian tergelincir bersama rombongan orang-orang munafik, Allah mengancam orang-orang munafik itu akan cemplungkan ke dalam keraknya neraka yang paling bawah kemudian bagi mereka tidak mungkin ada penolong, dalam ceramahnya beliau juga sedikit memberikan pandangan mengenai apa yang perlu seorang pemimpin miliki.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Sungguh yang paling aku khawatirkan atas kalian semua sepeninggalku adalah orang munafik yang pintar berbicara." (HR At-Tabrani)
Dengan sabda Nabi itu kita diberitahu di dalam mengamati para pemimpin di negeri ini atau di negeri muslim yang lain, betapa banyak umat Islam kadang-kadang terkecoh dengan omongan-omongan yang kelihatannya enak didengar tapi ternyata realitasnya itu bertentangan dengan apa yang dikatakannya dan justru tidak pernah dikerjakan. Nabi juga menyebutkan dalam hadisnya 3 ciri atau sifat orang munafik ketika berbicara dia bohong, ketika berjanji dia ingkar, dan ketika berjanji dia akan ingkar.
“Maka besar harapan saya para pimpinan nasional kita, para menterinya para gubernurnya yang sedang diberi amanat berkuasa memegang teguh kejujuran, maka insya Allah keadaan kita akan menjadi lebih baik” Ungkap Ustaz Amien Rais
Negeri kita dalam pandangan dunia internasional merupakan sebuah negara yang paradoksal negaranya itu sangat luas sangat subur seperti zamrud di tengah khatulistiwa seperti kata bung Karno, kehutanannya, pertambangannya, dan pertaniannya sanag luas dan subur dan seluruh hal yang kita perlukan sebagai sebuah bangsa sudah tersedia tetapi mengapa kita tetap melarat.
Maka, memang pemimpin harus memegang kejujuran dengan erat jika tidak maka otomatis akan menjadi pemimpin yang memiliki skill penipu professional dan memberikan banyak janji-janji palsu tapi tidak pernah direalisasikan atau bahkan menjadi seorang koruptor. Hal ini terjadi akibat memegang teguh tuntunan Al-Qur’an, maka marilah lewat puasa Ramadhan kita tingkatkan diri kita menjadi hamba Allah yang jujur.
Sebelum mengakhiri ceramahnya beliau berpesan bahwa negeri kita Indonesia sedang berada di ujung tombak dan marabahaya, maka hal yang perlu kita lakukan adalah memperbaiki diri kita sendiri untuk menjadi orang yang lebih baik dengan memegang Al-Qur'an sebagai pegangan kita. Kemudian yang kedua hal yang perlu kita lakukan adalah memiliki sifat keberanian dalam mengatakan apa adanya jika kita melihat adanya sebuah kebatilan perbanyaklah doa di bulan Ramadhan ini untuk kebaikan negeri kita ini. (Sakila Ghina)