SURABAYA, Suara Muhammadiyah - SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) menggelar Recharging Guru, Sabtu (1 Februari 2025). Acara diikuti 200 guru dari Mudipat dan guru tamu perwakilan Jawa Timur.
Pelatihan mengangkat tema mengembangkan iklim pembelajaran yang holistik dan inklusif. Narsumbernya Ustad Arif Jamali Muis, Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI 2024-2029.
Dikatakan, tantangan pendidikan saat ini yaitu pertama perubahan masa depan sulit diprediksi. Perubahan teknologi akan mengubah dunia kerja. Robotik, AI, dan otomatisasi mempengaruhi pekerjaan. "Keterampilan baru diperlukan untuk menghadapi perubahan," katanya.
Kedua, Bonus Demografi 2035 dan Visi Indonesia emas 2045. Indonesia akan menghadapi puncak bonus demografi pada tahun 2035. Dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 Tahun) mencapai 68,1%.
"Ketiga, permasalahan mutu pendidikan yaitu literasi, Numerasi, HOTs dan lainnya. Selanjutnya yang keempat yaitu Kompetensi masa depan," kata pria asli Palembang itu.
Ada Keterampilan Non-Teknis yaitu Komunikasi efektif, Kerja sama tim dan kolaborasi Kreativitas dan inovasi, pemecahan masalah dan analitis, Adaptasi dan fleksibilitas, Pengambilan keputusan strategis, dan Manajemen proyek.
Selanjutnya, Bagaimana spirit Muhammadiyah yaitu Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran. Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang kemauan agama islam kepada lid-lidnya," yakni anggota-anggota Muhammadiyah (Statuten Muhammadiyah, 1914).
Pesan Kiai Dahlan "Dadiyo kyai (guru) sing kemajuan lan aja kesel-kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah. Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu.
"Prinsip Deep Learning yaitu berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Berkesadaran yaitu diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri," ucap Sekretaris PW Muhammadiyah Yogyakarta itu.
Bermakna yaitu peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam situasi nyata. Proses belajar peserta didik tidak hanya sebatas memahami informasi/ penguasaan konten, namun berorientasi pada kemampuan mengaplikasi pengetahuan.
Menggembirakan yaitu Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.
Ustadz Arif menjelaskan pembelajaran mendalam sebagai solusi dan delapan dimensi profil lulusan. Selanjutnya, beliau menegaskan bahwa guru sebagai activator, Collaborator, dan culture builder. "Setiap murid yang datang adalah utusan malaikat untuk mengangkat derajatmu menuju surganya Allah," tutupnya. (pega/diko)