Refleksi 95 Tahun Sumpah Pemuda

Publish

27 October 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
886
Foto Kemenpora

Foto Kemenpora

Refleksi 95 Tahun Sumpah Pemuda

Rekonstruksi Kembali (Revisi) dalam Membangun Bangsa dan Negara

Hampir satu abad yang lalu, peristiwa Sumpah Pemuda pada tahun 1928 menyatukan sejumlah tokoh pemuda dari seluruh Indonesia dalam perjuangan melawan penjajah kolonialisme. Tokoh-tokoh pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang daerah dan golongan bersatu untuk merumuskan gagasan sebagai alat perjuangan, termasuk dari PPPI, Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak Bond, Jong Islamieten Bond, Pemuda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Pemuda Kaum Betawi, dan Katholik Jongenlingen Bond.

Menurut sumber dari Museum Sumpah Pemuda, mereka berkumpul selama dua hari pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jong Lingen Bond dan Gedung "Oost Java Bioscoop". Pidato yang menarik dari ketua/pemimpin rapat, Sugondo Djojopuspito, dalam pembukaan kongres menyatakan, "Percerai beraian wajib kita perangi agar kita bisa bersatu." Pada rapat kedua di Oost Java Bioscoop, tokoh-tokoh pemuda menegaskan, "Di Indonesia ini, harus lebih banyak perubahan dalam segala hal. Kita harus membuang jauh tabiat mempermanja anak-anak kita" (Poernono Woelan). Lebih jauh lagi, pada tanggal 28 Oktober 1928, atau hari ketiga di Gedung Indonesische Clubgebouw, terdengarlah kutipan heroik, "Pramuka tanpa semangat kebangsaan bukanlah Pramuka" (Theo Pangemanan).

Dari pemikiran-pemikiran yang disuarakan oleh para tokoh pemuda itu, terbentuklah piagam atau keputusan kongres pemuda yang berisi ketiga poin penting:

Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bermula dari satu tanah Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bermula dari satu bangsa Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bermula dari bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, pemuda-pemuda pribumi atau pemuda Indonesia bersatu melawan penjajah Belanda dengan menanggalkan identitas agama, golongan, dan daerah. Terutama, para pemuda Muslim Indonesia dari kalangan Muhammadiyah, NU, dan lainnya, terlibat dalam perjuangan dengan berbagai cara. KH Ahmad Dahlan, misalnya, mendirikan madrasah atau sekolah dan mengadakan kajian-kajian untuk menanamkan jiwa nasionalisme pada santrinya. Begitu pula dengan KH Hasyim As'ari, pendiri NU, yang mendorong para santri untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Momentum yang menginspirasi adalah keberanian dua kader Aisyiyah, yaitu Munjajah dan Hanijah, yang dengan lantang berbicara di kongres perempuan. Hal ini menjadi simbol bahwa kaum perempuan juga memiliki hak yang sama dengan kaum laki-laki. Banyak kontribusi yang telah diberikan oleh para tokoh muda pada masa itu, meski terbatas secara ekonomi dan pendidikan. Di antara mereka adalah Soekarno, Hatta, Agus Salim, KH Mas Mansur, Abdul Wahid, serta saudara-saudara dari agama Nasrani, Katolik, Hindu, dan Buddha, yang juga turut berperan dalam pergerakan kemerdekaan.

Menguatkan dan Merekonstruksi Kembali

Sembilan puluh lima tahun setelah Sumpah Pemuda, sebagai generasi saat ini, kita berada dalam era perubahan dan disrupsi. Kita tidak hanya bersyukur atas warisan mereka, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk memperkuat dan merekonstruksi kembali. Di tengah kemajuan teknologi yang canggih dan mudah diakses, terutama di era digital saat ini, yang menunjukkan bahwa 60% dari penduduk Indonesia adalah generasi Z atau generasi milenial yang melek teknologi, langkah-langkah yang harus diambil adalah:

Membangun karakter bangsa (Nation Character Building) yang menggabungkan nilai-nilai religius dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Memberikan dorongan dan kepercayaan pada generasi muda untuk berperan aktif di semua aspek kehidupan dengan penekanan pada kecerdasan yang berlandaskan pada adab.

Mendorong generasi muda untuk berfikir maju dan bertindak dengan kearifan sehingga mereka bijak dalam berekspresi.

Dengan cara ini, generasi muda Indonesia akan mampu mengejar ketertinggalan dan menjadi agen perubahan yang positif bagi bangsa ini.

Selamat Hari Sumpah Pemuda, semoga generasi muda Indonesia terus maju dan berkarya dengan bijaksana.

Rumini Zulfikar, Ketua PRM, Sekretaris PCPM Pedan (2006-2007)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Ayat-Ayat Takdir yang Disalahpami Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andal....

Suara Muhammadiyah

10 July 2024

Wawasan

Sepeda adalah Vitamin Ekonomi Berkelanjutan Oleh: Miqdam A Hashri, M.Si, C.LQ, Anggota LDK PP ....

Suara Muhammadiyah

30 August 2024

Wawasan

Degradasi Bermuhammadiyah Oleh: Saidun Derani Pelaksanaan Pengajian bulanan Pimpinan Daerah Muhamm....

Suara Muhammadiyah

8 January 2024

Wawasan

Anak Saleh (7) Oleh: Mohammad Fakhrudin Perlu ditegaskan kembali bahwa anak saleh bukan sesuatu y....

Suara Muhammadiyah

5 September 2024

Wawasan

Oleh: Tito Yuwono, PhD Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Sekreta....

Suara Muhammadiyah

27 April 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah