Refleksi Hari HAM: Telaah Fenomena Kristen-Muhammadiyah

Publish

11 December 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
509
Kokamwati beragama Khatolik dan Kristen di UM Kupang

Kokamwati beragama Khatolik dan Kristen di UM Kupang

Refleksi Hari HAM: Telaah Fenomena Kristen-Muhammadiyah

Royyan Mahmuda Al’Arisyi Daulay, S.H.,M.H., Bidang Advokasi dan Hukum PCPM Bumiayu

Desember adalah bulan peringatan hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia. Setiap tahun, semua orang akan berbicara Hak Asasi Manusia, dan setiap negara merasa telah memenuhi Hak Asasi Manusia rakyatnya. Namun, meski tiap tahun dirayakan, tetap saja ada pelanggaran-pelanggaran Hak Asasi Manusia dimana-mana. 

Terbaru di negeri ini adalah penolakan oleh kelompok intoleran atas penyelenggaraan Jalsah Salanah oleh Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Manislor, Kuningan, Jawa Barat yang rencananya akan berlangsung pada 6-8 Desember 2024. Terkait penolakan tersebut, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Kuningan kemudian merespons dengan pelarangan Jalsah Salanah 2024 dengan alibi menjaga kondusifitas dan ketentraman masyarakat. Belum lagi kasus-kasus yang seperti penembakan aparat terhadap salah seorang siswa hingga meninggal dunia, serta kasus lainnya yang menciderai Hak Asasi Manusia itu sendiri. 

Perumpamaan hari peringatan Hak Asasi Manusia ini ibarat tipologi orang munafik dalam agama Islam. Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad Saw. disebutkan bahwa beberapa tanda orang munafik ialah, pertama, jika berkata ia berdusta. Kedua, jika diberi janji ia tidak menepati. Ketiga, jika dipercaya ia berkhianat.

Lalu, jika yang terjadi setiap hari adalah hal-hal seperti pelarangan ibadah suatu umat atau penembakan aparat terhadap sipil , bukankah peringatan hari Hak Asasi Manusia hanya menjadi omong kosong penuh dusta, kepercayaan yang dikhianati, serta janji yang tak tertepati?

Kristen-Muhammadiyah

Seharusnya kita belajar Hak Asasi Manusia dari Muhammadiyah. Dalam sambutan Ketua Umum PP Muhammadiyah pada Sidang Tanwir dengan tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua” yang diselenggarakan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, beliau menyampaikan tentang KrisMuha yakni Kristen-Muhammadiyah. Kiprah Muhammadiyah yang semakin kosmopolis melahirkan varian baru, yaitu Kristen Muhammadiyah alias KrisMuha. 

Varian baru ini merujuk pada orang Kristen yang menjadi simpatisan Muhammadiyah. Berkembangnya amal usaha Muhammadiyah di tanah Nusa Tenggara Timur menjadikan relasi antara keyakinan masyarakat dengan Muhammadiyah dapat harmonis dan mencerminkan implementasi nilai-nilai Hak Asasi Manusia yang kaffah. 

Seringkali pelanggaran Hak Asasi Manusia dimulai dari eksklusifitas pihak-pihak tertentu sehingga menggandeng Negara untuk turut serta menolak atau melarang sesuatu, seperti kasus penolakan Jalsah Salanah oleh Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI). Namun, coba dibandingkan dengan relasi masyarakat Kristen/Katolik di Wilayah NTT yang menerima bahkan mendukung amal usaha dan gerakan dakwah Muhammadiyah. KrisMuha menjadi contohnya bagaimana budaya inklusif akan melahirkan relasi-relasi harmoni antar umat beragama sehingga muncul progresifitas, yang mendukung hadirnya kemakmuran di tengah kehidupan masyarakat. 

Pluralisme menjadi kunci kehadiran KrisMuha dalam dalam amal usaha pendidikan Muhammadiyah. Pluralisme merupakan paham yang menjunjung tinggi rasa toleransi dan menghargai adanya perbedaan dengan tetap menunjukkan ciri khas masing-masing, di mana kita hidup di Indonesia ini beraneka ragam budaya dan agama yang ada. Maka, dengan adanya perbedaan, baik itu dari segi agama maupun budaya, manusia harus bisa tetap menghargai dan menghormati adanya perbedaan tersebut. Dengan menghargai dan menghormati perbedaan antarsesama manusia, maka semua akan hidup secara berdampingan dengan rukun, aman, damai dan tentram. 

Universalitas HAM

Implementasi pluralisme dalam fenomena Kristen-Muhammadiyah di institusi pendidikan Muhammadiyah merupakan pondasi dari terwujudnya penghargaan atas Hak Asasi Manusia. Karena jika ditinjau menurut Hukum Hak Asasi Manusia Internasional, HAM adalah hak yang melekat pada setiap umat manusia di dunia, diakui secara legal oleh seluruh umat manusia, sehingga hak tersebut tidak dapat dicabut, dihilangkan, dikurangi oleh siapapun dalam keadaan atau dalih apapun.

Sedangkan menurut teori hak kodrati (natural rights theory), HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia.

Dalam arti ini, meskipun setiap orang terlahir dengan warna kulit, jenis kelamin, bahasa, budaya, dan kewarganegaraan yang berbeda-beda, ia tetap mempunyai hak-hak tersebut. Inilah sifat universal dari Hak Asasi Manusia. Selain bersifat universal, hak-hak itu juga tidak dapat dicabut (inalienable). Artinya, hak-hak itu melekat pada dirinya sebagai makhluk insan.

Ketika setiap orang menghargai perbedaan yang ada dengan pendekatan pluralisme maka sebenarnya telah menjaganya nilai-nilai Hak Asasi Manusia. Terlebih lagi apabila negara senantiasa memegang prinsip pluralisme dalam mengelola perbedaan yang ada, maka penjagaan terhadap perlindungan HAM akan semakin optimal. Sebagaimana Muhammadiyah menerapkan pluralisme dalam amas usahanya di daerah yang mayoritas berbeda keyakinan. 

Pada akhirnya peringatan hari Hak Asasi Manusia bukanlah sekadar perayaan satu hari saja, melainkan sebuah peringatan tiap hari bagi negara agar selalu menjaga hak asasi rakyatnya dari segala bentuk penyimpangan. Perlu ada pendidikan Hak Asasi Manusia kepada masyarakat secara terus menerus agar tidak dibutakan oleh siapapun, termasuk para penguasa. Karena sejatinya, Hak Asaai Manusia adalah hak mutlak setiap manusia yang hidup di muka bumi ini.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Ki Bagus Hadi Kusuma Tokoh Kunci Ideologi Pancasila Oleh: Rumini Zulfikar, Penasehat PRM Troketon ....

Suara Muhammadiyah

2 June 2024

Wawasan

Pesan Kakek untuk Sang Presiden  Oleh: Ahsan Jamet Hamidi, Wakil Sekretaris LPCRPM Pimpinan Pu....

Suara Muhammadiyah

22 November 2024

Wawasan

Oleh Mustofa SH Bulan November dikenal sebagai bulan peringatan Hari Guru Nasional di Indonesia,yan....

Suara Muhammadiyah

25 November 2024

Wawasan

Oleh: Rivandy Azhari Ali Harahap Indonesia adalah negara yang unik dengan kekayaan budaya, agama, d....

Suara Muhammadiyah

20 September 2023

Wawasan

Ibadah Haji dan Persamaan Nilai Kemanusiaan Oleh: Alvin Qodri Lazuardy, M. Pd Ibadah haji merupak....

Suara Muhammadiyah

19 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah