Refleksi Milad Ke-93 Pemuda Muhammadiyah dan Spirit Diaspora Kader

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
438
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Refleksi Milad Ke-93 Pemuda Muhammadiyah dan Spirit Diaspora Kader

Oleh: Ilham Kurniawan, S.IP, Mahasiswa Magister Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Kader Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Kerinci

Memasuki usia ke-93 tahun, Pemuda Muhammadiyah terus menunjukkan eksistensinya sebagai motor perubahan dan kemajuan bangsa. Dengan mengusung tema "Pemuda Negarawan, Totalitas untuk Indonesia Raya", refleksi Milad tahun ini menjadi momentum penting untuk mengukuhkan kembali peran strategis Pemuda Muhammadiyah dalam membangun negeri. Tema tersebut mencerminkan semangat bahwa pemuda harus tampil sebagai negarawan sejati—bukan sekadar aktor politik pragmatis—yang berpikir, bertindak, dan berkontribusi secara total untuk kemajuan bangsa dan negara.

Sejak kelahirannya pada 2 Mei 1932 di Yogyakarta, Pemuda Muhammadiyah telah menjadi kawah candradimuka bagi lahirnya kader-kader berkualitas. Berakar dari semangat Siswo Proyo Priyo (SPP) yang diinisiasi oleh K.H. Ahmad Dahlan, organisasi ini menghimpun, membina, dan menggerakkan potensi pemuda Islam agar menjadi pelopor dalam dakwah, keilmuan, sosial kemasyarakatan, dan kewirausahaan. Sebagai bagian dari Muhammadiyah—gerakan Islam berkemajuan yang telah mengelola lebih dari 23.000 lembaga pendidikan dasar hingga 174 perguruan tinggi—Pemuda Muhammadiyah tidak hanya dibentuk untuk berdakwah dalam ranah spiritual, tetapi juga untuk memperjuangkan peradaban modern yang berkeadilan dan berkemajuan.

Diaspora Kader: Menjawab Tuntutan Zaman

Refleksi Milad ke-93 ini juga menegaskan pentingnya diaspora kader—yakni penyebaran kader ke tempat-tempat strategis, baik di dalam maupun luar negeri. Kader Pemuda Muhammadiyah kini telah banyak mengisi posisi penting dalam pemerintahan, politik, dan lembaga negara. Sebut saja: Dzulfikar A. Tawalla, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah yang kini menjabat Wakil Kepala BP2MI; Dr. Riza Ul Haq, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah; Raja Juli Antoni, Menteri Kehutanan; serta banyak kader lainnya yang mengisi posisi di lembaga negara seperti KPU, Bawaslu, Ombudsman, dan KPAI.

Fenomena diaspora kader ini mencerminkan bahwa Pemuda Muhammadiyah telah menjawab tantangan zaman: tidak cukup menjadi penggerak di level komunitas, tetapi harus menjadi bagian dari penentu arah kebijakan nasional.

Sebagaimana disampaikan oleh Hilman Latief, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah RI sekaligus Bendahara Umum PP Muhammadiyah, diaspora kader merupakan simbol semangat hijrah, perubahan, keteguhan, dan solidaritas dalam mengejar mimpi besar. Di tingkat internasional, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) telah berdiri di berbagai negara, memperluas dakwah Islam moderat dan mengelola amal usaha di mancanegara.

Untuk memperkuat kiprah tersebut, Pemuda Muhammadiyah dituntut menjadi pemuda intelektual. Mendorong kader untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang S2 dan S3 menjadi agenda penting, melalui pemanfaatan beasiswa, kolaborasi internasional, dan program pengembangan kapasitas. Dengan fondasi keilmuan yang kuat, kader Pemuda Muhammadiyah akan lebih siap bersaing dan berkontribusi secara lebih signifikan di berbagai bidang strategis.

Komitmen Pemuda Muhammadiyah untuk terus bergerak dalam amal usaha Muhammadiyah juga harus dikuatkan. Melalui sektor pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, sosial kemasyarakatan, hingga filantropi Islam, Pemuda Muhammadiyah berperan sebagai ujung tombak transformasi sosial yang berorientasi pada kemaslahatan umat.

Di tengah berbagai tantangan nasional dan global, spirit "Pemuda Negarawan, Totalitas untuk Indonesia Raya" harus menjadi ruh pergerakan Pemuda Muhammadiyah. Bukan hanya soal eksistensi, tetapi tentang kontribusi nyata dalam membangun bangsa yang berdaulat, adil, dan berkemajuan.

Refleksi 93 tahun ini menjadi pengingat bahwa Pemuda Muhammadiyah bukan sekadar bagian dari sejarah, tetapi juga bagian dari masa depan Indonesia. Dengan militansi, intelektualitas, dan komitmen untuk beramal sholeh, Pemuda Muhammadiyah siap melangkah lebih jauh, menembus batas-batas peran tradisional, dan menjadi aktor utama perubahan menuju Indonesia Raya yang bermartabat.

Fastabiqul Khairat


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Surga: Apakah Cukup dengan Identitas Agama di Kolom KTP? Oleh: Ahsan Jamet Hamidi, Ketua Ranti....

Suara Muhammadiyah

8 April 2025

Wawasan

Gerakan Filantropi Muhammadiyah melalui Mentari Club Foot Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup Penderi....

Suara Muhammadiyah

20 June 2024

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (25) Oleh: Mohammad Fakhrudin (warga Muhammadiyah tinggal di M....

Suara Muhammadiyah

22 February 2024

Wawasan

Revisi UU Polri, antara Legal Formal dan Substansi Hukum Oleh Sobirin Malian, Dosen FH UAD  D....

Suara Muhammadiyah

15 June 2024

Wawasan

Ramadhan: Sekolah Spiritual untuk Pembersihan Jiwa Oleh : Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya....

Suara Muhammadiyah

28 February 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah