MEKKAH, Suara Muhammadiyah - Kerajaan Arab Saudi mengundang 250 orang tokoh agama dari seluruh Negara Asia untuk menunaikan Ibadah Umroh pada 3-14 Januari 2024, termasuk 50 orang di antaranya berasal dari Indonesia. Rektor UMRI Dr. Saidul Amin, Rektor UAD Prof. Muchlas, Ketua Majlis Tabligh PP Muhammadiyah Fathurrohman Kamal, Ketua PW Muhammadiyah Riau Dr. Hendri Sayuti dan Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Barat Dr. Bahtiar adalah bagian dari rombongan tersebut. Tujuan program ini adalah kepedulian Kerajaan Arab Saudi terhadap perkembangan Dakwah Islam di seluruh Dunia yang dilakukan oleh individu dan organisasi.
Dalam satu pertemuan khusus di Hotel Hilton, Mekah pada Kamis 11 Januari 2024 yang lalu, Wakil Menteri Agama Arab Saudi Bidang Agama Islam Syeikh Iwad bin Sibti al-Inzi mengundang perwakilan dari Negara-negara Asia yang hadir untuk melakukan dialog dan ramah-tamah. Delegasi Indonesia diwakili oleh Dr. Saidul Amin, Prof Muchlas, Ustaz Abdul Wahid Alwi dan Dr. Surfa Yonri. Pada kesempatan itu Syeikh Iwad atas nama Khadim al-Haramain mengucapkan terima kasih kepada seluruh tamu yang sudah berkenan memenuhi undangan Raja Salman dan putera mahkota Muhamnad Salman.
Bagi Arab Saudi program ini adalah ungkapan rasa syukur terhadap perkembangan dakwah Islam di seluruh dunia. Dakwah kita adalah mengajak umat untuk kembali kepada Al-Qur'an dan Al-Sunnah serta prilaku salaf al-salih. Dan kewajiban Kerajaan untuk memberikan apresiasi kepada pihak yang sudah melakukannya, di negara manapun mereka berada. Syeikh Iwad juga mengatakan bahwa Arab Saudi kini berbenah dan akan terus berbenah untuk menjadi negara maju. Sebab kemajuan Arab Saudi sesungguhnya kemajuan semua negara Islam.
Rektor UMRI ketika diminta menyampaikan tanggapan mengucapkan terima kasih atas undangan yang diberikan dan berharap Arab Saudi ke depan bukan lagi sekedar menjadi Khadim al-Haramain (pelayan dua kota suci), akan tetapi Khadim al-Darain (pelayanan dua dunia) yaitu pelayan Allah untuk Kesejahteraan umat di dunia menuju akhirat.
Pada kesempatan lain Dr. Saidul Amin memandang penting adanya kesatuan mata uang di negara-negara Islam dan Riyal sesungguhnya bisa menggantikan ketergantungan kepada Euro dan Dolar mengingat banyak pengunjung datang ke Saudi dari berbagai belahan dunia, sehingga mata uang Saudi bisa menjadi mata uang global. Menurut kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi bahwa pada tahun 2022 saja Saudi mengeluarkan 70 juta visa Umroh. Data yang sama juga diungkapkan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Indonesia. Jika jumlah kunjungan Umroh, Haji dan wisata biasa ke Saudi Arabia digabungkan, maka ini akan menjadikan negara ini menjadi salah satu negara terbanyak dikunjungi manusia di seluruh dunia. Maka tentu peran Riyal sangat siknifikan dalam belantika Currency Internasional.