Rendezvous PRA dan PRM Legoso: Meneguhkan Gerak Persyarikatan

Publish

8 December 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
171
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Rendezvous PRA dan PRM Legoso: Meneguhkan Gerak Persyarikatan

Oleh: Ahsan Jamet Hamidi, Ketua PRM Legoso

Sabtu–Ahad, 6–7 Desember 2025 lalu, PRA dan PRM Legoso Tangerang Selatan mengadakan silaturahmi dengan para penggerak Persyarikatan di Kabupaten Garut. Kami mengunjungi Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut—sebuah sekolah berbasis asrama yang masyhur dan produktif dalam melahirkan kader terbaik Muhammadiyah di berbagai tingkatan. Kami juga berkesempatan mengunjungi Balai Pelatihan Keluarga Berencana di Kota Garut, yang kini dipimpin Tohirin Hasan, kader Muhammadiyah dengan kiprah yang membanggakan.

Di luar agenda utama, waktu selebihnya kami manfaatkan untuk berwisata ke beberapa lokasi indah di Garut. Pada setiap tempat, kami tak henti bersyukur sambil membatin, “Betapa Mahasempurnanya Allah yang menghadirkan semua keindahan ini untuk memenuhi kebutuhan manusia.” Pikiran saya melayang pada pesan Imam al-Ghazali: pohon-pohon yang tumbuh subur adalah karunia Sang Pencipta, dan gunung-gunung yang kokoh adalah bukti kemurahan-Nya. Ayat-ayat Allah itu harus disyukuri lewat lisan (hamdalah), hati (tauhid), dan perbuatan (merawat alam). Alam adalah tanda kebesaran-Nya, guru terbaik, sekaligus cerminan kasih sayang-Nya.

Kegiatan rendezvous ini kami selenggarakan sebagai bentuk pengganti perayaan Milad Muhammadiyah yang jatuh setiap 18 November. Saya kembali teringat pesan Buya Syafii Maarif yang kerap mengatakan, “Muhammadiyah adalah rumah besar umat, tempat setiap orang dapat bernaung tanpa dibeda-bedakan. Maka jangan pernah lelah menebar kebaikan, karena di situlah letak kemuliaannya.”

Melalui momen berkumpul ini, kualitas silaturahmi antarpegiat Gerakan Muhammadiyah kian menemukan bentuknya. Kami makan, minum, tidur, dan berjalan bersama tanpa sekat pangkat, jabatan, maupun status. Selama dua hari, kami hidup dan berproses dengan cara yang sederhana namun hangat.

Salah satu momen paling berkesan bagi saya adalah perbincangan intim dengan dua penulis: Rachmat Mulyono, dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta yang telah menerbitkan delapan buku rujukan mahasiswa Psikologi—di antaranya Psikologi Marah: Perspektif Psikologi Islam. Dan Karl Brandt, penulis Australia pemenang berbagai penghargaan, dengan karya yang tersebar di The School Magazine, Fate, Australian BirdLife, FlyLife Magazine, Caves Australia, Seizure, Inside Indonesia, podcast Inggris Tales to Terrify, serta komik antologi Decay dan Something Wicked. Sebagai penulis picisan, saya selalu percaya bahwa menulis adalah proses penjelajahan jiwa yang sehat, murah, dan aman.

Dari perjalanan kali ini, ada beberapa hikmah yang saya renungi.

Pertama, kepemimpinan perempuan terbukti efektif. Dalam kegiatan ini, para laki-laki sengaja tidak terlalu banyak mengambil peran. Hanya beberapa laki-laki yang harus sigap menangani hal-hal teknis seperti urusan kendaraan, parkir, pembayaran tiket, atau gangguan kecil di tempat wisata. Semua urusan penting lainnya berhasil ditangani para perempuan hebat, dan seluruh peserta mengikuti arahan mereka dengan sukacita. Bahkan dalam urusan belanja di sentra kerajinan kulit, prasangka umum yang kerap dilekatkan kepada perempuan pun tidak sepenuhnya terbukti.

Kedua, andaikan saya menjadi bupati atau gubernur Jawa Barat, saya akan menertibkan praktik-praktik tidak terpuji yang membuat wisatawan enggan datang Kembali. Mulai dari petugas parkir, pengutip jasa, penjaga toilet, hingga penyedia angkutan motor dan mobil. Pemerintah harus hadir dengan layanan resmi, harga jelas, dan mekanisme yang dapat dipertanggungjawabkan. Kehadiran pemerintah juga harus bijaksana agar tidak meminggirkan warga yang menggantungkan nafkah dari sektor ini. Bagaimana caranya? Di situlah tugas kepala daerah untuk berpikir dan menghadirkan solusi tepat.

Perjalanan singkat ini bukan sekadar berpindah tempat, tetapi berpindah rasa, dari lelah menjadi syukur, dari perjumpaan menjadi penguatan. Semoga setiap silaturahmi menumbuhkan keikhlasan, memperluas kebaikan, dan menjadikan kita bagian dari cahaya Muhammadiyah yang tak pernah padam.

Sebagai penutup, ada satu tips sederhana: ketika ikut rombongan jalan-jalan, bukalah hati seluas-luasnya untuk menerima hal-hal yang mungkin tak sesuai keinginan. Semakin lapang hati, semakin cepat kebahagiaan hadir. Pada saat itulah, healing yang sejati bisa kita raih.

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Puasa: Jalan Kesempurnaan Spiritual yang Penuh Hikmah Oleh: Suko Wahyudi, PRM Timuran Yogyakarta P....

Suara Muhammadiyah

10 March 2025

Wawasan

Sumpah Jabatan: Makna Konstitusional dan Spiritual Oleh: Immawan Wahyudi, Dosen Fakultas Hukum UAD ....

Suara Muhammadiyah

9 December 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Ayat-ayat Al-Qur'an senantiasa ....

Suara Muhammadiyah

7 July 2025

Wawasan

Laku Prihatin: Pilar Etikal di Dunia Usaha Muhammadiyah Oleh: Brili Agung, S,ST, M.M, Koordinator ....

Suara Muhammadiyah

27 September 2025

Wawasan

Simpul Kader Muhammadiyah: Mendayung di Antara Tiga Pasangan Calon Oleh: Ahmad Ashim Muttaqin, Kade....

Suara Muhammadiyah

8 December 2023