Pengajian yang Menyenangkan dan Mengenyangkan
Oleh: Rahmat Siswoko, Aktifis Muhammadiyah Mayong Jepara
Muhammadiyah adalah gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar, yang mengajak umat Islam berpedoman pada Al Qur”an dan sunnah . Dalam pelaksanaan dakwah amar makruf nahi mungkar, Muhammadiyah mengadakan dakwah baik bil lisan maupun bil hal. Dakwah bil lisan misalnya pengajian, Darul Arqom dan kajian lainnya. Sedangkan dakwah bil hal lewat amal usaha pendidikan, Kesehatan dan amal usaha yang lain.
Pengajian adalah ciri khas dakwah Muhammadyah, dan wajib diselenggarakan baik tingkat ranting, cabang atau daerah.
Selama ini ada kesan pengajian di kalangan Muhammadiyah kering dan serius,tidak banyak lucunya. Berbeda dengan pengajian di kalangan Nahdliyin yang banyak lucunya.
Tentu paradigma seperti ini tidak selalu benar. Namun secara umum memang demikian adanya. Walaupun ada juga mubaligh Muhammadiyah yang termasuk garis lucu seperti Ustad Abdul Mu’ti, Ustad Tafsir, Ustad Rozihan dan beberapa nama lainnya. Sebagaimana juga pada masanya pak AR Fakhrudin (Alm) dan Ustad Anton Suwarto (Alm), yang terkenal dengan humor – humor segarnya.
Pengajian yang Menyenangkan
Pengajian Muhammadiyah harus menyenangkan. Pengertian menyenangkan ini tidak harus lucu yang membuat jamaah tertawa terus, karena pengajian bukan ajang stand up comedy.Pengertian pengajian yang menyenangkan adalah membuat auidiens tertarik dan antusias mendengarkan pengajian , serta mendapat siraman rohani yang mencerahkan dan membawa perubahan. Bisa jadi perlu bumbu humor atau joke secukupnya, agar tetap proporsional tidak terlepas dari tujuan dakwah.
Dalam shirah nabawiyah sangat jelas digambarkan bahwa Nabi Muhammad SAW, adalah pribadi yang menyenangkan dan sangat dirindukan kehadirannya. Nabi sangat suka tersenyum, dan tidak jarang tertawa. Senyum adalah lambang kegembiraan dan ungkapan rasa syukur. Bahkan tersenyum termasuk sodaqoh yang mendatangkan pahala.
Nabi juga sosok yang humoris dan suka bercanda. Dalam saah satu Riwayat nabi berkata pada seorang nenek, bahwa di sorga tidak ada tua. Nenek itu bersedih dan menangis. Nabi melanjutkan di sorga , tidak ada Wanita tua karena semua menjadi gadis remaja dan cantik. Nenek tadi akhirnya tertawa dan gembira.
Maka pengajan perlu menyenangkan dan membawa kegembiraan. Pengajian perlu menjadi hiburan dan oase bagi masyarakat yang dilanda kejenuhan dan keletihan.
Menyenangkan dan Mengenyangkan
Selain menyenangkan, ada istilah baru yaitu pengajian yang mengenyangkan. Arti mengenyangkan ini adalah arti harfiah, yaitu ada hidangan dalam pengajian baik hidangan ringan ataupun berat. Sekarang sudah umum pengajian ahad pagi di berbagai PDM, menyediakan snak dan sarapan pagi.Begitu juga yang dicontohkan Lazizmu Jawa timur sering memberi hidangan baksoMu dalam berbagai acara. Hal ini akan membuat para jamaah menjadi senang dan kenyang.
Sebelum ada wacana makan siang gratis, sebenarnya sudah lama di Muhammadiyah ada program memberikan hidangan kepada Masyarakat, baik dalam forum pengajian, atau kegiatan lain seperti buka Bersama, atau hidangan makanan pada waktu sholat jum”at.
Pada akhirnya konsep pengajian yang menyenangkan dan mengenyangkan adalah refleksi dari meneruskan tugas kenabian memberi kabar gembira ( bashiran ) dan peringatan (nadhiran). Islam adalah agama yang menggembirakan dan berkemajuan. Salah satunya adalah pengajian di kalangan Muhammadiyah yang menyenangkan dan mengenyangkan.