Gaza: Sejarah Singkat

Publish

17 November 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
593
Lustrasi. Doc. Pixabay

Lustrasi. Doc. Pixabay

Oleh: Donny Syofyan

Gaza telah, tengah dan terus diserang. Orang-orang menyaksikan ketakutan yang sulit dibayangkan. Tanpa bahan bakar, obat, air, atau makanan. Rumah, sekolah dan rumah sakit mereka dihancurkan dan banyak keluarga dibunuh. Mereka terjebak dan putus asa. Dengan perbatasan yang dibentengi dengan beton dan kabel ganda, tidak ada jalan keluar.

Terlepas dari semua liputan media tentang Gaza, sungguh mengejutkan betapa sedikit yang kita ketahui tentang orang-orang, tempat dan konteks perjuangan orang-orang Gaza. Mari kita luangkan waktu sejenak untuk memahami Gaza, dan mempelajari bagaimana rasanya tinggal di sana.

Gaza adalah bagian dari Palestina. Ia dikelilingi oleh Mesir, Israel, dan Laut Mediterania. Wilayahnya sangat kecil, panjangnya 40 kilometer dan lebarnya 12 kilometer. 2,3 juta orang memadati ruang kecil atau kawasan sempit itu. Gaza adalah salah satu wilayah dunia yang paling padat. Pertanyaannya, mengapa begitu banyak orang di sana? 70% penduduk Gaza adalah para pengungsi dan anak cucu mereka. Kehidupan mereka dirampas pada 1948 ketika negara Zionis Israel didirikan 75 tahun yang lalu. Israel menghancurkan 29 desa di Palestina.

Puluhan ribu orang terpaksa melarikan diri dan mereka pergi ke Gaza. Peristiwa ini dinamakan sebagai nakbah (النكبة), yang dalam bahasa Arab bermakna bencana.

Israel tidak pernah mengizinkan mereka untuk kembali. Jadi apa yang terjadi sejak itu? Israel mengendalikan Gaza, menghancurkan kebebasan dan martabat orang-orang Palestina yang tinggal di sana. Pada tahun 1967, Israel mengambil kendali atas Gaza dan memaksakan pemerintahan militer. Orang-orang diusir dari tanah mereka dan lebih dari 20 permukiman Israel dibangun. Di awal 1990-an, Israel memutus hubungan Gaza dari dunia luar. Hampir tidak mungkin meninggalkan atau memasuki Gaza.

Pada tahun 2005, Israel menarik prajurit dan pasukannya keluar dari Gaza, tapi Israel tetap mengendalikan perbatasan, ekonomi, dan wilayah udara Gaza. Tapi kemudian pada tahun 2006, sesuatu terjadi yang membuat Israel marah. Pemilihan umum diadakan di Palestina dan Hamas menang. Ia mengalahkan saingannya Fatah, yang terkenal korup dan tidak efektif. Jadi Hamas sejak saat itu memerintah Gaza, namun Israel masih mengontrol wilayah perbatasan, ekonomi, dan wilayah udara Gaza. Israel tetap mengendalikan air, listrik, telekomunikasi, dan banyak lagi. Itulah mengapa badan-badan internasional PBB dan banyak negara masih mengaggap Gaza

berada di bawah pendudukan Israel. Israel meningkatkan kendalinya atas Gaza, menutup penyeberangan perbatasan dan memberlakukan blokade. Sebagian besar impor dan ekspor diblokir. Kebutuhan dibatasi, seperti makanan, bahan bakar, dan bahan bangun. Perjalanan dilarang. Nelayan dibatasi dalam hal seberapa jauh mereka bisa melaut. Semua ini menghancurkan ekonomi Gaza. Dan itu menghancurkan kehidupan orang-orang Palestina di Gaza.

Itu sebabnya masyarakat internasional menganggap Gaza sebagai penjara udara terbuka terbesar di dunia. Warga Gaza harus menjatah hal-hal seperti air, listrik, makanan. Sistem perawatan kesehatan terkuras dan Israel jarang mengizinkan pasien meninggalkan Gaza

untuk mendnapatkan perawatan yang tepat. Ini juga tidak memungkinkan para siswa yang berbakat untuk mendapatkan beasiswa. Akibatnya, lebih dari setengah populasi hidup di bawah garis kemiskinan.

Tingkat kekurangan gizi sangat tinggi. Depresi dan kecemasan hadir sepanjang waktu. Tidak mungkin bagi kaum muda, sebagian besar dari mereka berpendidikan tinggi, untuk mencari pekerjaan layak. Gaza memiliki tingkat pengangguran tertinggi di dunia, 45%. Dan untuk kaum muda, jumlah itu melonjak hingga 70%. Pada tahun 2020 PBB mengatakan bahwa jika semuanya tidak berubah, Gaza akan tenggelam pada 2020.

Nah, coba tebak? Situasi memburuk sejak itu. Israel meluncurkan empat serangan udara besar di Gaza. Ini membunuh ribuan orang dan mereka yang selamat diteror. Serangan itu menghancurkan puluhan ribu rumah dan bangunan. Dengan pembatasan impor, maka Gaza tidak akan mampu untuk membangun kembali atau merencanakan masa depannya.

Kualitas hidup di Gaza menurun. Bahkan sebelum eskalasi serangan ini, penduduk Gaza sudah ‘dimatikan’ dari hubungannya dengan seluruh dunia. Mereka mengalami perampasan dan penderitaan selama bertahun-tahun. Dan mereka tidak bisa melihat jalan keluar.

Sementara itu, setengah dari populasi berusia di bawah 18 tahun. Sebagian besar dari mereka bahkan tidak memilih Hamas. Mereka adalah orang orang yang sedang dihancurkan, seolah-olah mereka bukan manusia. Mereka adalah warga dunia yang tidak terlihat dalam media a arus utama dan wacana politik Barat. Ini adalah orang-orang yang dihukum secara kolektif, dengan cara terburuk yang mungkin bukan kesalahan mereka sendiri.

Orang-orang Gaza adalah manusia seperti kita. Mereka memiliki harapan dan impian. Mereka tertawa dan menangis. Mereka tidak pantas menderita dan mati. Kita berdoa agar para pemimpin politik dunia sadar, mengenali orang-orang di Gaza sebagai manusia yang setara, dan mengakhiri tindakan brutal yang memberangus kebebasan dan martabat mereka.

Sementara itu, kita melakukan apa yang Allah perintahkan kepada kita. Kita berdoa, belajar, dan berbagi kebenaran dengan orang lain. Kita bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih menjanjikan untuk saudara dan saudari di Palestina, Gaza dan sekitarnya.

Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Menakar Janji Calon Presiden Oleh : Ahsan Jamet Hamidi Muhammadiyah berhasil menghadirkan seluruh ....

Suara Muhammadiyah

26 November 2023

Wawasan

Against Zionist Narrative, Preventing The Next “Nakba” Mansurni Abadi  At dawn on....

Suara Muhammadiyah

16 October 2023

Wawasan

Oleh: Drh H Baskoro Tri Caroko LPCRPM PP Muhammadiyah, Pemberdayaan Ekonomi Seni Dan Budaya Memenu....

Suara Muhammadiyah

22 March 2024

Wawasan

Meningkatkan Kebermaknaan Silaturahim Oleh: Mohammad Fakhrudin Silaturahim pada setiap 'Idul Fitri....

Suara Muhammadiyah

19 April 2024

Wawasan

Toleransi Dibalik Narasi Moderasi Beragama Oleh Badru Rohman, Kokam Solo Raya Dalam konteks keIndo....

Suara Muhammadiyah

22 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah