Representasi Muhammadiyah di Ranah Publik Baru

Publish

12 January 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
277
Doc. Istimewa

Doc. Istimewa

Oleh: Said Romadlan

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta

 

Identitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Berkemajuan direpresentasikan juga di media online sebagai ranah publik baru (new public sphare). Ranah publik baru merupakan perluasan dari konsep ranah publik konvensional dalam bentuk forum diskusi, salon, warung kopi, dan media-media konvensional di mana opini publik dibentuk. Menurut Manuel Castells (2010), ranah publik baru dibentuk oleh mass self-communication, yakni jaringan komunikasi yang menghubungkan banyak ke banyak (many to many) dalam mengirim dan menerima pesan-pesan dalam bentuk komunikasi multimodal. Ranah komunikasi multimodal inilah yang membentuk ranah publik global baru (the new global public sphere).

Media online sebagai ranah publik baru yang berbasis jaringan internet memiliki peran strategis dalam mengirim pesan-pesan komunikasi multimodal, termasuk pesan-pesan yang berkaitan dengan representasi identitas suatu komunitas, organisasi, dan ide-ide demokrasi publik. Hal ini karena media online memiliki karakteristik seperti jumlah beritanya yang massif dan bisa diulang-ulang, daya sebar yang luas dan cepat, fleksibel, interaktif, hyperlink, serta konvergensi yang mengombinasikan berita dengan audiovisual dalam satu pemberitaan (multimedia). Dengan karakteristik tersebut media online juga dapat disebut sebagai media baru karena karakteristik media baru terdapat juga pada media online. 

Representasi sendiri merujuk pada bagaimana seseorang, satu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam media. Menurut John Fiske (2010), proses representasi meliputi tiga tahapan, pertama, proses encoding, yaitu obyek, gagasan, atau peristiwa yang diencode sebagai sebuah realitas. Kedua, proses representasi yakni bagaimana realitas obyek atau gagasan tersebut digambarkan. Ketiga proses ideologisasi, yaitu bagaimana realitas yang sudah direpresentasikan tersebut diorganisir ke dalam konvensi-konvensi yang diterima secara ideologis. 

Merujuk pada proses representasi di atas, maka proses representasi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Berkemajuan di ranah publik baru adalah sebagai berikut. Pertama, gagasan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Berkemajuan diencode oleh media online melalui kode-kode representasi. Dalam proses komunikasi, encode atau encoding adalah proses penyandian pesan, proses penyusunan sebelum pesan itu disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam proses representasi, encoding berkaitan dengan obyek, gagasan, atau peristiwa yang diencode sebagai sebuah realitas. 

Dalam praktik encoding, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan sebagai sebuah gagasan diencode sebagai sebuah realitas oleh media online. Dalam proses encoding peran redaktur sebagai gatekeeper sangat menentukan, yakni berperan menentukan pemilihan sumber atau pelibat wacana (tenor of discourse), memutuskan bidang wacana (field of discourse) yang akan dimunculkan, termasuk penggunaan bahasa (mode of discourse) dalam merepresentasikan Muhammadiyah di media online. 

Dalam proses encoding, produksi pesan mengenai Muhammadiyah dirancang oleh editor (redaktur) dengan mengikuti infrastruktur dan jaringan produksi. Di samping disesuaikan juga dengan kepentingan dan tujuan masing-masing media online sebelum didistribusikan kepada khalayak secara luas. 

Proses representasi kedua adalah representasi itu sendiri yakni bagaimana realitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Berkemajuan digambarkan melalui penggunaan bahasa dalam pemberitaan media-media online. Penggunaan bahasa dalam representasi bertujuan untuk menggambarkan sebuah realitas dengan cara menuliskan sebuah fakta dengan cara-cara tertentu sehingga menimbulkan makna-makna tertentu seperti yang dikehendaki oleh media.

Dalam penulisan media-media online mengenai Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Bekemajuan penggunaan bahasa (mode of discourse) media-media online lebih banyak menggunakan bahasa deskriptif dan naratif. Kedua gaya bahasa ini banyak digunakan oleh media-media online untuk menggambarkan dan menceritakan segala macam hal yang berkaitan dengan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Berkemajuan. Dalam hal ini media-media online menggunakan bahasa deskriptif dan naratif karena mereka lebih banyak mengutip pernyataan dari para pejabat negara, tokoh ormas dan politik yang bersifat resmi. 

Penggunaan bahasa sebagai proses representasi juga dapat dilihat pada bidang wacana (field of discourse) media-media online dalam mewacanakan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Berkemajuan. Untuk menunjukkan bahwa Muhammadiyah memang merupakan gerakan Islam Berkemajuan media-media online dalam memberitakan mengenai Muhammadiyah menggunakan frasa atau kalimat seperti “Muhammadiyah sebagai Islam moderat dan sebagai gerakan amar makruf dan tajdid”, “Muhammadiyah sebagai cahaya pencerah masalah keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan”, dan “Muhammadiyah sebagai pilar penting bangkitnya ekonomi umat”. 

Kalimat atau frasa lain yang menegaskan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Berkemajuan “Muhammadiyah mendukung pembangunan ramah lingkungan dan menjaga kelestarian alam”, “Muhammadiyah memiliki komitmen memajukan bangsa dan negara dan memiliki hubungan yang baik dengan berbagai kalangan”, “Muhammadiyah memiliki komitmen kebangsaan melalui kontribusi dalam pembangunan dan perdamaian”, dan “Muhammadiyah memiliki perhatian terhadap kriteria pemimpin Indonesia”. 

Proses representasi ketiga adalah proses ideologisasi, yaitu bagaimana realitas mengenai Muhammadiyah sebagai organisasi Islam Berkemajuan yang sudah direpresentasikan di media-media online tersebut diorganisir ke dalam konvensi yang diterima secara ideologis oleh berbagai kalangan. Bahwa secara ideologis Muhammadiyah merupakan gerakan Islam Berkemajuan yang mempraktikkan nilai-nilai moderasi yakni Tawassut (mengambil jalan tengah), Tasamuh (Toleransi), dan Syura (musyawarah), yang diakui oleh Negara, media, dan Ormas lainnya. 

Dalam proses ideologisasi ini, kode-kode representasi yang ditampilkan media-media online dalam bentuk frasa atau kalimat yang berkaitan dengan Islam Berkemajuan sebagai sebuah ideologi yang diterima oleh banyak kalangan dihubungkan dengan kepercayaan, dan kekuatan tertentu dalam masyarakat. Dalam hal ini adalah kepercayaan dan kekuatan Islam Moderat di Indonesia, terutama sebagai kekuatan untuk melawan radikalisme di Indonesia. *


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Bahrus Surur-Iyunk Anggota LPCRPM PWM Jatim, alumni Pondok Modern Muhammadiyah Paciran Lamong....

Suara Muhammadiyah

13 March 2024

Wawasan

Mengenali Batas Oleh: Ahsan Jamet Hamidi Soekarno, adalah Presiden Indonesia pertama yang berkuasa....

Suara Muhammadiyah

5 November 2023

Wawasan

Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar Oleh: Wakhidah Noor Agustina, S.Si. Sejak proklamasi keme....

Suara Muhammadiyah

25 November 2023

Wawasan

Banten, Muhammadiyah, dan Rakyat Miskin Oleh: Saidun Derani Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun....

Suara Muhammadiyah

17 November 2023

Wawasan

Oleh: Mohammad FakhrudinWarga Muhammadiyah Tinggal di Magelang Kota JABATAN Jabatan itu amanah&nbs....

Suara Muhammadiyah

24 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah