Revolusi Digital Mengubah Dunia Medis: Akses Layanan Kesehatan Sambil Rebahan
Oleh: dr. Tri Sutopo, Mahasiswa Magister Administrasi Rumah Sakit UMY
Di era teknologi yang canggih dan semua serba digital, istilah “rebahan” semakin sering kita dengar. Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) rebahan diartikan sebagai sebutan untuk perilaku orang yang suka bermalas-malasan di tempat tidur. Perilaku ini kini telah menjadi tren gaya hidup dikalangan gen-Z. Akses yang mudah ke layanan hiburan, transaksi jual-beli, bahkan kemudahan akses ke layanan kesehatan pun kini dijadikan pilihan oleh sebagian kaum rebahan.
Salah satu komponen penting dalam revolusi industri kesehatan saat ini adalah transformasi digital kesehatan. Perubahan besar dalam industri kesehatan muncul berkat transformasi digital, menyajikan solusi yang lebih efisien, efektif dan mudah dijangkau. Transformasi digital ini menawarkan manfaat seperti akses yang lebih baik, perawatan yang memadai, dan kolaborasi antar tim yang lebih baik.
Telemedicine hadir sebagai langkah transformasi kesehatan untuk pelayanan kesehatan yang lebih modern. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telemedicine didefiniskan sebagai layanan kesehatan yang diberikan secara jarak jauh melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan tujuan menjaga kesehatan masyarakat dan individu, termasuk diagnosis, pengobatan dan pencegahan cedera, penelitian dan evaluasi, dan memfasilitasi pendidikan berkelanjutan bagi profesional kesehatan. Dengan telemedicine gen-Z dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk berkomunikasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain dengan mudah hanya melalui smartphone yang dalam genggaman.
“RS PKU Muhammadiyah Gamping menjadi salah satu fasilitas kesehatan yang memanfaatkan telemedicine sejak awal masa pandemi Covid-19 dan masih tetap eksis hingga sekarang” jelas Oki Wahyu Nugroho, S.Kom, staf IT RS PKU Muhammadiyah Gamping saat memberikan perkuliahan kepada mahasiswa Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (09/11/24). Oki Wahyu Nugroho menambahkan bahwa dengan adanya layanan telemedicine ini, kepuasan pasien menjadi meningkat karena memberikan kemudahan akses dalam mendapatkan layanan kesehatan, seperti konsultasi dokter ataupun konsultasi dengan tenaga kesehatan lain.
Konsultasi menggunakan telemedicine biasanya berlangsung dengan sangat mudah. Pasien bisa mendaftar dengan mudah melalui layanan yang telah disediakan oleh rumah sakit. Selanjutnya, pasien bisa mengatur jadwal untuk berkonsultasi dengan dokter pilihan mereka. Saat konsultasi dilakukan, pasien dan dokter akan berkomuninkasi melalui panggilan video untuk mendiskusikan kondisi, gejala yag dirasakan, serta rencana pengobatan.
Menurut jurnal “Telemedicine Sebagai Portal Komunikasi Untuk Konsultasi Kesehatan Jarak Jauh” tulisan Larassati,dkk (2024), telemedicine memungkinkan pasien dan dokter dapat melakukan proses pengobatan jarak jauh, sehingga kualitas layanan dan respon terhadap kedaruratan meningkat, mendiagnosa lebih cepat, serta mengurangi biaya dengan mengoptimalkan prosedur klinis dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk datang ke fasilitas kesehatan.
Segudang kelebihan dan kemudahan dihadirkan oleh telemedicine, walaupun tidak dipungkiri bahwa ada beberapa halangan yang perlu diatasi. Misalnya, adanya masalah koneksi internet yang buruk, keterbatasan waktu untuk menjalani satu sesi telekonsultasi, serta ada situasi dimana pemeriksaan fisik secara langsung memang diperlukan untuk kasus medis tertentu.
Dengan transformasi layanan kesehatan digital, terutama melalui telemedicine, akses kelayanan kesehatan menjadi lebih mudan dan efisien sesuai dengan gaya hidup modern yang melek teknologi. Namun, perlu mengatasi tantangan seperti konektivitas internet dan keterbatasan konsultasi jarak jauh agar bisa mencapai perbaikan yang lebih baik.