Risalah Islam Berkemajuan sebagai Pandangan Dunia

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
126
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi

Oleh: Prof Dr H Haedar Nashir, MSi

Apakah Risalah Islam Berkemajuan yang menjadi pemikiran resmi Muhammadiyah merupakan dan memenuhi syarat sebagai pandangan dunia atau suatu world-view? Menjawab pertanyaan tersebut perlu konfirmasi tentang apa yang dimaksud dengan pandangan dunia. Selain itu, substansi  apa saja dari Risalah Islam Berkemajuan atau pandangan Islam berkemjauan dapat menunjukkan tentang Islam Berkemajuan sebagai pandangan dunia.

Pandangan dunia (wordl view, Weltanschauung) adalah orientasi kognitif mendasar suatu individu atau masyarakat yang mencakup seluruh pengetahuan dan sudut pandang individu atau masyarakat, termasuk filsafat alami; anggapan fundamental, eksistensial, dan normatif; atau tema, nilai, emosi, dan etika. Weltanschauung adalah konsep dasar filsafat dan epistemologi Jerman yang mengacu pada persepsi dunia luas. Selain itu, kata ini mengacu pada kerangak kerja ide dan kepercayaan ketika suatu individu, kelompok, atau budaya menafsirkan dunia dan berinteraksi dengannya (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pandangan_dunia, 1/4/2023).

Islamic World View

Islam meletakkan kemajuan secara multiaspek baik moral, intelektual, iptek, politik, ekonomi, budaya, dan dimensi kehidupan lainnya. Hal yang membedakan pandangan Islam dengan tradisi Barat modern tentang kemajuan ialah interkoneksitasnya pada agama atau nilai-nilai Wahyu (Ketuhanan). Sedangkan kemajuan dalam perspektif Barat pada umumnya berbasis pada Humanisme-Sekuler, yang netral atau bahkan menegasikan dan menjauhkan diri dari agama. Bilamana agama masuk ke ruang publik dan negara maka dipandang politisasi agama dan stigma sejenis lainnya, yang dipandang bertentangan dengan demokrasi dan pandangan pemikiran “universal” (baca: Barat yang liberal-sekuler) yang disebarkan di negara-negara yang penduduknya kuat dalam beragama seperti negara dan bangsa muslim. 

Perspektif atau paradigma Islam tentang kehidupan, termasuk mengenai kemajuan, menentukan konsep dan pemikiran mengenai kemajuan sepanjang ajaran Islam itu sendiri. Dalam Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua tahun 2010 jelas sekali pandangan dunia Muhammadiyah yang berbasis Islam. Disebutkan, “Muhammadiyah memandang bahwa Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan. Kemajuan dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang serba utama, yang melahirkan keunggulan hidup lahiriah dan ruhaniah. Adapun da’wah dan tajdid bagi Muhammadiyah merupakan jalan perubahan untuk mewujudkan Islam sebagai agama bagi kemajuan hidup umat manusia sepanjang zaman. Dalam perspektif Muhammadiyah, Islam merupakan agama yang berkemajuan (din al-hadlarah), yang kehadirannya membawa rahmat bagi semesta kehidupan.”.

Ditegaskan dalan Pernyataan Pikiran, “Islam Berkemajuan” merupakan suatu pandangan keagamaan atau keislaman yang mengandung aspek ajaran Islam tentang kemajuan, sekaligus cara mewujudkannya melalui misi dakwah dan tajdid sebagi “jalan perubahan” atau “transformasi” menuju tujuan yang dicita-citakan Islam sekaligus sebagai tujuan dan cita-cita Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam. Disebutkan, “Islam yang berkemajuan memancarkan pencerahan bagi kehidupan. Islam yang berkemajuan dan melahirkan pencerahan secara teologis merupakan refleksi dari nilai-nilai transendensi, liberasi, emansipasi, dan humanisasi sebagaimana terkandung dalam pesan Al-Quran Surat Ali Imran ayat 104 dan 110 yang menjadi inspirasi kelahiran Muhammadiyah. Secara ideologis Islam yang berkemajuan untuk pencerahan merupakan bentuk transformasi Al-Ma’un untuk menghadirkan dakwah dan tajdid secara aktual dalam pergulatan hidup keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Transformasi Islam bercorak kemajuan dan pencerahan itu merupakan wujud dari ikhtiar meneguhkan dan memperluas pandangan keagamaan yang bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah dengan mengembangkan ijtihad di tengah tantangan kehidupan modern abad ke-21 yang sangat kompleks.” (PP Muhammadiyah, 2010).

Dari pandangan keislaman yang terkandung dalam pandangan Islam Berkemajuan tersebut, maka kuat sekali unsur dan sifat dari “pandangan dunia” (world view, Weltanschauung) yang menjadi perspektif keislaman Muhammadiyah tersebut. Dengan kata lain dapat disimpulkan, bahwa Pandangan Islam Berkemajuan merupakan suatu “pandangan dunia” yang berdasarkan pada ajaran Islam sekaligus merupakan suatu persepektif dari Islam.

Pandangan Tauhid

Bagaimana dengan Risalah Islam Berkemajuan hasil Muktamar ke-48? Satu bukti dari Risalah Islam Berkemajuan sebagai pandangan dunia dapat dirujuk pada konsep tauhid yang menjadi salah satu ciri dari karakteristik Islam Berkemajuan. Dinyatakan secara jelas, bahwa ciri pertama Islam Berkemajuan ialah “Berlandaskan pada Tauhid (al-Mabni ‘ala al-Tauhid). Tauhid, keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Esa, yang menciptakan dan memelihara alam semesta, dan bahwa hanya Allah yang patut disembah, adalah inti dari risalah yang dibawa oleh nabi-nabi dan titik sentral kehidupan umat. Tauhid bermakna pembebasan manusia dari paham kemusyrikan, percampuran dan kenisbian agama. Tauhid adalah prinsip keyakinan yang menjadi rujukan semua pemikiran dan tindakan umat Islam yang akan dipertanggungjawabkan kepada Zat Yang Mahatinggi (Allah). Bertauhid harus diwujudkan dalam bentuk perjuangan untuk membebaskan manusia dari belenggu ketidakadilan dan penghisapan antarmanusia, bersikap kritis terhadap ketimpangan dan kemungkaran, serta pada saat yang sama menyemaikan benih-benih kebenaran dan kebaikan, seperti perdamaian, keadilan, kemaslahatan, dan kesejahteraan. Tauhid menghadirkan keikhlasan dalam beramal, berdakwah amar makruf nahi mungkar, dan membuang jauh-jauh kesombongan dan penggunaan segala cara untuk mengejar kekuasaan dan kekayaan yang hanya berjangka pendek dalam topeng kesalehan.” (PP Muhammadiyah, 2022).

Tauhid dalam pandangan Islam bukan hanya doktrin ajaran tentang Keesesaan Allah, tetapi juga suatu pandangan dunia. Pandangan ahli sebagai berikut “Tauhid tidaklah dimaksudkan sebagai doktrin keagamaan dalam pengertian kepercayaan (belief), kewajiban (instructions), atau larangan (prohibition), tapi sebagai pandangan dunia (world-view). Pandangan dunia adalah cara pandang yang dilakukan individu maupun masyarakat atas realitas yang ada dan bagaimana cara pandang ini berpengaruh atas kehidupan mereka. Pandangan dunia lebih luas maknanya dari sekedar doktrin atau dogma. Ia bisa mencakup filsafat, etika, seni, dan juga agama.... Kehidupan manusia berlangsung dengan tuhan sebagai pusatnya (teosentris).” (https://www.uinjkt.ac.id/tauhid-sebagai-pandangan-dunia/diunduh 2/4/2023).

Menurut Ali Syari’ati bahwa dalam perspektif keyakinan Tauhid, segala sesuatu harus dilihat dan dipahami dengan “memandang seluruh alam semesta sebagai satu kesatuan‛. Ali Syari’ati berargumen untuk menggabungkan Tuhan, manusia dan alam dalam pandangannya yang ia sebut sebagai 'pandangan dunia integralis' (jahanbini-yi tawhidi). Pandangan hidup sintetik yang religius humanistik yang memasukkan manusia sebagai makhluk yang selalu mencari kesempurnaan, manusiawi dan progresif yang berada di antara dua pandangan di atas menjadi pandangan yang diambil oleh Ali Syari’ati (Syamsiatun, https://jurnal.instika.ac.id/index.php/AnilIslam/article/download/131/84, 2019).

Melalui pandangan tauhid maka dapat dibedakan secara kontras antara pandangan dunia menurut Islam dengan pandangan dunia dalam perspektif sekuler sebagaimana dianut Barat. Menurut Kuntowijoyo (1991), tradisi peradaban Barat berangkat dari satu kutub ekstrem ke ekstrem lainnya, yakni menjauhi teosentrisme menuju antroposentrisme akibat pengalaman masyarakat Barat yang dikatrol doktrin agama yang serba teosentris dan membelenggu kemanusiaan menuju pendulum ekstrem lain yakni serba-manusia dan menjauhi atau anti agama dan Tuhan. Islam tidak mempertentangkan keduanya, tetapi menjalinnya dalam satu kesatuan antara “habluminallah” dan “hanluminannas” secara subtantif,  dinamis,  dan eklektik. Perspektif Islam seperti itulah yang disebut Kuntowijoyo sebagai paradigma Islam profetik. Bahwa ilmu pengetahuan dan berbagai aspek kehidupan dalam paradigma Islam tidak lepas dari agama, kitab suci, dan Tuhan. 

Risalah Islam Berkemajuan dalam pengkhidmatan membangun peradaban dengan tegas menyatakan “pandangan dunia” sebagai berikut: “Islam sebagai din al-hadharah (agama peradaban) memiliki pandangan dunia (wijhah) yang dibangun atas landasan teologis yang kokoh sekaligus relevan dengan situasi sezaman. Islam Berkemajuan memandang perlunya pembangunan peradaban dunia yang tidak hanya bertumpu pada kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga pada nilai-nilai spiritual dan moral yang unggul. Peradaban yang dibangun atas landasan serba duniawi akan rapuh dan bahkan mendatangkan malapetaka, dan karena itu nilai-nilai agama harus dijadikan sebagai landasan dan ruh dari peradaban itu agar mengantarkan manusia kepada kesejahteraan lahir dan batin. Perwujudan Islam Berkemajuan, dengan demikian, merupakan perjalanan panjang dan tiada henti untuk menggapai terciptanya peradaban global yang maju dan menciptakan tata dunia yang damai dan berkeadilan. Upaya Muhammadiyah mendorong perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan warga dunia merupakan bagian tak terpisahkan dari kelanjutan misi Nabi Muhammad dalam menyebarkan rahmat ke seluruh dunia.”

Sumber: Majalah SM Edisi 12 Tahun 2023


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Editorial

Web suaramuhammadiyah.id dipindahkan ke platform baru. Adapun artikel dan data lama di web Suara Muh....

Suara Muhammadiyah

22 July 2023

Editorial

BELAJAR DARI SEPAK BOLA Sepak bola adalah gambaran kecil kehidupan kita sebagai bangsa. Adalah gair....

Suara Muhammadiyah

3 January 2024

Editorial

HIJRAH Perputaran waktu begitu cepat berlalu. Hari demi hari telah dilewati dengan sederet dinamika....

Suara Muhammadiyah

18 October 2023

Editorial

Gerak Kepemimpinan Muhammadiyah Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Alhamdulillah Muktamar ke-48 M....

Suara Muhammadiyah

16 February 2024

Editorial

Banyak Agenda Muhammadiyah Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Muhammadiyah sungguh besar dan memi....

Suara Muhammadiyah

29 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah