SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Bertempat di Desa Kembangkuning, Kabupaten Boyolali, Tim Pengabdian UMS mengembangkan penggunaan bahan bakar berbasis kotoran ternak sapi melalui teknologi biogas.. Selama ini, kotoran ternak sapi yang ada hanya dibuang ke saluran air sungai. Hal ini sangat berdampak pada pencemaran lingkungan. Dengan penerapan teknologi biogas, Tim Pengabdian yang diketuai oleh Agus Triyono ini diharapkan mampu mengurangi polusi imbas dari kotoran ternak.
Anto Budi Listyawan, anggota tim dari Prodi Teknik Sipil UMS mengungkapkan bahwa kotoran ternak jika dikeloladengan baik, maka mampu menjadi sumber energi alternatif yang dapat dipakai untuk kebutuhan rumah tangga.
“Dengan teknologi biogas, kotoran ternak yang dianggap tidak bermanfaat, mampu menjadi sumber energi untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Selain itu, ini bisa menjadi sarana edukasi model pengelolaan limbah kotoran ternak. Sehingga destinasi di Kampung Eduaksi Duren Sari ini bisa bertambah,” tutur Anto pada Ahad (15/9).
Salah seorang warga yang rumahnya mendapatkan manfaat dari biogas, Jupri, menyampaikan rasa terimakasih atas kontribusi yang diberikan oleh Tim UMS.
“Saya pribadi mengucapkan terimakasih kepada Tim Pengabdian UMS atas instalasi biogas yang sudah dilakukan. Kami juga akan menjadikan instalasi biogas ini sebagai sarana edukasi bagi para pengunjung Kampung Edukasi tentang pengelolaan limbah kotoran ternak yang bersih dan bermanfaat,” ungkap Jupri di sela-sela diskusi.
Pengabdian di Desa Kembangkuning ini adalah program lanjutan skema Pemberdayaan Desa Binaan. Selain mengembangkan edukasi pengolahan limbah ternak, tim juga memberikan dampingan pada pelatihan promosi dan juga pelayanan prima di Kampung Edukasi Duren Sari. Tidak hanya dosen, tim pengabdian ini juga melibatkan mahasiswa yang langsung mendapatkan praktek dari ilmu yang sudah didapatkan selama ini di dalam kelas.