Sayap-sayap Merdeka Sang Burung Pipit
Oleh: Babay Parid Wazdi, Kader Muhammadiyah & Aktifis IPM 1988-1991
Jiwa–jiwa merdeka
adalah lentera yang tak padam,
berjalan di antara bayang-bayang dunia
dengan langkah yang tak gentar oleh angkara.
Jiwa Yusuf
lebih agung daripada para penguasa
yang menyalakan obor kesombongan.
Ia lebih jernih dari para wanita bangsawan
yang tertawan oleh cermin kekuasaan.
Jiwa Yusuf
lebih luas dari pada sebuah negeri
yang sedang sakit karena pencuri dan korupsi
Dan ruh kita,
oh ruh bercahaya,
hendaklah menjadi penyembuh
bagi tanah yang lusuh,
yang ditikam bencana, banjir dan longsor
oleh tangan-tangan rakus
yang memakan bumi
seperti tikus melahap lumbung padi
Jiwa Hamka
lebih jernih dari debu kekuasaan Orde Lama.
Jiwa Mandela
lebih merdeka dari belenggu Botha
yang kini hanya tinggal nama
dalam buku sejarah yang berdebu.
Jiwa Ibrahim
melintas batas waktu
menembus windu, menembus abad.
Jiwa Musa
bergema hingga langit ketujuh
seperti hikayat yang tak usai
di bibir kemanusiaan.
Maka tanyakanlah pada hatimu:
maukah engkau menjadi Ibrahim, Yusuf, Musa,
menjadi Hamka, atau menjadi Mandela
yang menegakkan cinta
di tengah reruntuhan kekuasaan?
Ataukah engkau akan tumbang
seperti Botha dan Orde Lama,
yang hanya menyisakan gema
dan bukan cahaya?
Jiwa–jiwa merdeka
selalu berbuat yang terbaik
untuk bangsa
Dan sayap–sayap itu,
sayap–sayap yang ditempa dari ketulusan,
akan terbang tinggi mengangkasa dan melangit
Mereka membawa setetes air
untuk memadamkan api Namrudz
seperti burung pipit kecil
yang menentang kehancuran
dengan keberanian yang suci.
Dan di sana,
di dalam lintasan sejarah manusia
yang panjangnya puluhan ribu tahun,
tertulislah dengan indah:
bahwa kemerdekaan sejati
selalu lahir
dari hati yang setia pada kebaikan.
Dari Sang Burung Pipit
Salemba, 10 Oktober 2025
Penulis adalah Direksi Bank DKI (2018 sd 2022) & Dirut Bank Sumut (2023 sd 2025). Puisi ini diketik ulang dari tulisan tangan ayahku yang berada di rutan Salemba & puisi ini bagian dari Manifesto Tawasul Sang Burung Pipit (The Bright Way to Freedom and Faith), salam Ahmad Raihan Hakim (Alumni SMA Muh 3 Jkt 2018).

