BANTUL, Suara Muhammadiyah - SD Muhammadiyah Bantul Kota dan MTs Mu'alimin sukses menjadi juara umum Kejuaraan Pencak Silat Tapak Suci antar-SD dan SMP se-DIY bertajuk Musaba Cup VII, yang berlangsung Jumat hingga Ahad (1-3/03/24) di Gedung Dakwah PDM Bantul. Kepala SMK Muhammadiyah 1 Bantul Harimawan pada upacara penutupan mengumumkan hasil lengkap kejuaraan.
Pada kategori sekolah dasar, juara umum I diraih SD Muhammadiyah Bantul Kota, juara umum II SD Muhammadiyah Pepe, dan SD Muhammadiyah Kleco 1 meraih juara umum III. Pesilat Muhammad Farzani Azka Rizqulloh dari SD Muhammadiyah Bantul Kota dan Pesilat Callysta Berth Queen Ivana dari SD Muhammadiyah Pepe dinobatkan sebagai pesilat terbaik putra dan putri kategori sekolah dasar.
Sementara itu, di kelompok SMP juara umum I diraih MTs Mu'alimin, juara umum II disabet MTs Muallimat, sedangkan juara umum III diraih SMP Unggulan Aisyiyah Bantul. Adapun gelar pesilat terbaik putri disematkan kepada Khansa Tabita Sakhi Latifa dari SMP Unggulan Aisyiyah Bantul. Sedangkan Hidayatullah Fitrah Sudjono dari SMP MBS Muhiba terpilih menjadi pesilat terbaik putra.
Kejuaraan ditutup Sekretaris PP Tapak Suci Ari Rusdiantara, Ahad sore (2/03/24) dengan ditandai pencabutan senjata khas Tapak Suci Putera Muhammadiyah “Segu” yang tertancap sejak pembukaan kegiatan. Ari dalam sambutannya sangat mengapresiasi kontribusi SMK Muhammadiyah 1 Bantul dalam memfasilitasi pembinaan prestasi Tapak Suci di DIY.
“Kejuaraan Musaba Cup yang berlangsung rutin setiap tahun bermanfaat melahirkan banyak tunas baru pesilat berbakat yang di kemudian hari akan mengukir prestasi di berbagai even yang lebih besar,” ujarnya. Ari mengingatkan agar Tapak Suci Bantul dapat membangun padepokan sebagai pusat latihan dan pembinaan lebih lanjut atas potensi atlet berbakat yang demikian banyak.
Potensi pesilat berbakat menurut Ari harus serius dibina oleh Pimda 02 Tapak Suci Bantul dalam sebuah padepokan sentra pembinaan prestasi. Hal ini bukan sekedar menyukseskan misi membentuk juara pencak silat, namun bagi Ari yang lebih fundamental di padepokan potensi calon kader Tapak Suci dapat diamankan selepas lulus dari sekolah tempatnya mengikuti latihan tapak Suci.
“Turnamen Tapak Suci di DIY relatif banyak, pembibitan atlet gencar, tapi lulus sekolah banyak yang pindah beladiri lain karena tidak ada padepokan Tapak Suci sebagai sentra pembinaan prestasi berkelanjutan,” tandasnya. Ari menambahkan, pindahnya mereka ke beladiri lain juga menghambat kemajuan Muhammadiyah dalam membangun ekosistem perkaderan angkatan mudanya.
Sementara itu Kepala SMK Muhammadiyah 1 Bantul, Harimawan menegaskan, pihaknya akan terus memprogramkan kegiatan ini secara rutin sebagai bentuk komitmen untuk mendorong dan memfasilitasi pembinaan prestasi dan perkaderan di Tapak Suci DIY. Penutupan juga dihadiri Sekretaris Dinas Dikpora Bantul Titik Sunarti Widyaningsih.
Dalam sambutannya Titik mengapresiasi SMK Muhammadiyah 1 Bantul atas peran sertanya membantu pemerintah dalam membentuk generasi Bantul yang unggul, sehat, berprestasi, berakhlaqul karimah, melalui pendekatan pembinaan prestasi pencak silat. “Para pesilat bertanding di sini tentu bukan semata untuk memburu gelar juara, tapi yang lebih penting adalah bersilaturahmi, membangun relasi dan persahabatan antar sekolah,” ungkapnya.
Penutupan diakhiri dengan penyerahan piala dan pengalungan medali di podium untuk para juara secara bergiliran oleh para tamu undangan yang hadir baik unsur pemerintah, PP Tapak Suci, Pimwil Tapak Suci DIY, serta jajaran pimpinan Muhammadiyah, Aisyiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah di Kabupaten Bantul.