YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Salah satu program SD Muhammadiyah 1 Karanggeneng Lamongan atau lebih akrab di kenal dengan SD Musaka adalah pembelajaran secara kontekstual atau pembeljaran secara langsung yang dikaitkan dengan dunia nyata. Program tersebut bernama Rihlah religi dan Napak Tilas Perjuangan K.H. Ahmad Dahlan ke Yogyakarta. Tokoh ternama yang mendirikan sebuah organisasi Muhammadiyah bersama dengan tokoh-tokoh lain yang turut mendukungnya.
Sasaran dari program tersebut adalah kelas 5 dan kelas 6. Perjalanan dimulai pada hari Jum’at, 2 Agustus 2024 hingga Ahad, 4 Agustus 2024. Tujuannya adalah menilik lebih matang tentang perjuangan K.H. Ahmad Dahlan dalam berdakwa dan membangun sebuah organisasi ternama di negara.
Jum’at, 2 Agustus 2024 ba’da isya’ rombongan SD Muhammadiyah 1 Karanggeneng Lamongan berangkat membawa 45 peserta menuju Yogyakarta dengan tujuan pertamanya yaitu Pantai Parangtrirtis umtuk melaksanakan ibadah shalat malam (Tahajud), Shalat Shubuh, juga bersih diri sebelum memulai kegiatan Rihla religi dan Napak Tilas Perjuangan K.H. Ahmad Dahlan. Sembari menunggu waktu keberangkatan ke rute selanjutnya rombongan menikmati indahnya sun rise, mengabadikan moment, dan menikmati deburan ombak yang sangat indah.
Setelah puas menikmati indahnya Pantai Parangtritis, rombongan bertolak menuju Museum Muhammadiyah yang terletak di lingkungan Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Disambut dengan Yunda Hanif Mu’allifah Sektretaris Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah dan Ikhwat Iqbal sangat baik dan ramah. Sebelum menerima penjelasan terkait segala apa yang ada di Museum, siswa-siswi SD Muhammadiyah 1 Karanggeneng Lamongan terlebih dahulu diajak bersenang-senang melalui ice breaking dengan tujuan melatih fokus mereka.
Museum Muhammadiyah di desain dengan konsep ramah anak menggunakan kecanggihan teknologi IT yang bisa secara langsung menjelaskan story line tentang perjalanan Muhammadiyah. “Museum yang sangat bagus, canggih pula. Senang belajar di Museum Muhammadiyah karena Kakak-Kakaknya menjelaskan dengan rinci dan mudah di fahami” tutur Akka salah satu siswa SD Muhammadiyah 1 Karanggeneng Lamongan.
Di dalam Muesum pemandu menjelaskan secara rinci terkait berbagai hal mengenai Muhammadiyah mulai dari para pemimpin yang pernah menjabat, tokoh-tokoh Muhammadiyah yang termasuk di dalamnya Pahlawan Nasional, buku-buku karya para tokoh Muhammadiyah, perjalanan juga perjuangan K.H Ahmad Dahlan dalam mendirikan Organisasi Muhammadiyah, hingga Ortom yang ada di Muhammadiyah.
“Museum yang sangat cocok digunakan dalam proses pembelajaran secara langsung. Harapannya dengan belajar di Museum ini anak-anak mampu untuk lebih mamahami segala bentuk yang berkaitan dengan Muhammadiyah, lebih mencintaai lagi dan lagi tentang Muhammadiyah,” tutur Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Karanggeneng-Lamongan, Ardisnyah.
Bertolak ke tujuan selanjutnya ke Jalan karangkajen, Brotohkusuman untuk berziarah ke makam K.H. Ahmad Dahlan serta para tokoh lainnya. Setelah pengarahan dari Ikhwan Iqbal, melantunkan do’a masuk makan secara bersama-sama tibalah kita di depan makam K.H Ahmad Dahlan. Makam yang sangat sederhana tidak seperti makam para tokoh-tokoh para pahlawan nasional yang di hias dan diperindah. “Makannya sederhana sekali ya? Kenapa tidak seperti makam-makam para pahlawan yang sangat baik dan indah yang pernah saya lihat?” Tanya Nisa’ salah satu siswa kelas 5 SD Muhammadiyah 1 Karanggeneng-Lamongan. Iya, makam K.H. Ahmda Dahlan begitu sederhana sesuai dengan syri’at. Rangkain ziarah makam K.H. Ahmad Dahlan ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Ikhwan Iqbal secara khusyu’ dan mfoto bersama.
Raut lelah terpancar di wajah rombongan SD Muhammadiyah 1 Karanggeneng-Lamongan namun, semangatnya tetap membara dan siap melanjutkan Napak Tilas K.H. Ahmad Dahlan yang terletak di Kauman. Walau berjalan kaki menyusuri berbagai tempat dengan dikawal oleh pemandu, titik awal di Masjid Gedhe Kauman berlanjut ke Monumen Syuhada, TK Aba Kauman, Mushollah putri Aisyiah (Musholla khusus perempuan dan hanya akan di buka ketika menjelang shalat wardhu dilaksanakan).
Langgar Kidul, langgar yang digunakan anak-anak mengaji. Pengulon, Makan Nyai K.H. Ahmad Dahlan atau Siti Walidah, terakhur SD Muhammadiyah 1 Kauman (SD pertama kali yang didirikan pada masa itu). Sambil meikmati senja di Masjid Gedhe Kauman para rombongan membeli jajanan khas Yogyakarta yang berada di pelataran masjid.
Perjalanan Napak Tilas di tutup oleh Yunda Hanif Mu’allifah yang berpesan untuk terus berjuang. “Bahwa rasa lelah yang kita rasakan setelah menelusi jalan hari ini tidak sebanding dengan lelahnya K.H. Ahmad Dahlan dalam menyebarkan dakwah untuk Muhammadiyah. Maka mari kita menjaga, mari kita semnagat belajar, semangat berproses, dan teruslah mencintai Muhammadiyah. Jangan hanya hidup di Muhammadiyah tetapi hidup hidupilah Muhammadiyah”.
Wali Kelas 6, Apriliana berharap, “Apa yang didapatkan dari pembelajaran kontekstual ini, anak-anak SD Musaka mampu menerapkan dan menjadi pegangan mereka bahwa segala bentuk hasil yang dinikmati sekarang adalah sebuah bentuk perjuangan yang sangat luar biasa, yang patut mereka contoh. Setiap hasil melalui berbagai proses panjang bukan dengan cara yang instan. Semoga anak-anak SD Musaka mampu mencintai Muhammadiyah dari hati mereka serta menjaganya dengan sebaik-sebaiknya”. Setelahnya, kegiatan dilanjutkan dengan wisata malam, di Malioboro. Suasana yang sangat rame dan menyenangkan dengan segala bentuk keindahannya.
Ahad pagi, rombongan bertolak ke Wisata Gua Pindul. Setelah memakai jaket pelampung dan naik ke ban karet, di ajakalah memasuki Sungai di dalam Gua Pindul yang mneyajikan Stalaktit, Stalakmit, maupun relief yang terbrntuk sejak jutaan tahun yang lalu, bahkan masih ada yang berproses. (Apriliana Rosidatul Islamiyah)