MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan menyelenggarakan Sekolah Tabligh secara daring sebagai ikhtiar memperkuat kapasitas dai, khususnya di kalangan pemuda, agar mampu menjawab tantangan dakwah di tengah dinamika masyarakat yang kian kompleks. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 29 Desember 2025 dan diikuti oleh peserta dari berbagai daerah.
Pada sesi Materi 8 Sekolah Tabligh #2 yang mengangkat tema Pengembangan Dakwah Komunitas, Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muchamad Arifin, mengajak para peserta untuk berani melampaui pola dakwah yang bersifat umum dan seremonial.
“Dakwah tidak cukup hanya dari mimbar ke mimbar. Para dai, khususnya anak-anak muda, harus berani mencari medan dakwah yang menantang, tempat-tempat yang benar-benar membutuhkan kehadiran Islam sebagai pencerahan,” tegasnya.
Arifin menekankan pentingnya dakwah komunitas di wilayah perkotaan, seperti komunitas anak jalanan, punk, LGBT, komunitas marginal, serta berbagai komunitas hobi. Menurutnya, komunitas-komunitas tersebut sering kali luput dari sentuhan dakwah, padahal sangat membutuhkan pendampingan yang humanis, dialogis, dan berkelanjutan.
Selain di perkotaan, ia juga menyoroti urgensi dakwah di daerah terpencil, khususnya wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Daerah-daerah ini, kata dia, membutuhkan kehadiran juru dakwah yang tidak hanya menyampaikan ceramah keagamaan, tetapi juga membawa program pemberdayaan yang mampu menguatkan ketahanan sosial masyarakat.
“LDK Muhammadiyah telah berupaya menghadirkan dakwah berbasis pemberdayaan di wilayah 3T. Namun, jangkauan itu masih sangat terbatas dan jauh dari cukup. Kita membutuhkan lebih banyak dai yang siap turun langsung, hidup bersama masyarakat, dan menjadi bagian dari solusi,” ungkapnya.
Melalui Sekolah Tabligh daring ini, Majelis Tabligh PWM Sulawesi Selatan berharap lahir generasi dai Muhammadiyah yang berwawasan luas, berjiwa sosial, dan memiliki keberanian moral untuk berdakwah di ruang-ruang yang sunyi dari perhatian. Dakwah, sebagaimana ditekankan dalam kegiatan ini, bukan sekadar menyampaikan pesan, tetapi menghadirkan Islam sebagai rahmat yang membebaskan, memberdayakan, dan memanusiakan.

