SOLO, Suara Muhammadiyah - Menjadi salah satu dari 53 universitas penyelenggara, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi Penyelenggara Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (Pekerti) dan Applied Approach (AA). Hal ini sekaligus menjadi tanda bahwa UMS semakin dipercaya sebagai universitas yang unggul.
Hal itu berdasarkan dengan surat yang diterbitkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi nomor 0001/E4/DT.04.01/2024 tentang Revisi Penetapan Hasil Evaluasi Penyelenggara Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (Pekerti) dan Applied Approach (AA) yang diterbitkan pada 1 Januari 2024.
Menurut Kepala Divisi (Kadiv) Pengembangan Kurikulum dan Inovasi Pembelajaran Biro Inovasi Pembelajaran (BIP) UMS, Dr., Laili Etika Rahmawati, M.Pd., pada tahun 2021 UMS sudah mengusulkan propossal penyelenggaraan Pekerti dan AA kepada Kemendikbudristek, namun hanya disetujui untuk menjadi penyelenggara Pekerti.
Kemudian di 2023, mendapatkan surat dari Kemendikbudristek untuk melaporkan semua aktivitas pekerti yang sudah selenggarakan UMS untuk dievaluasi.
"Alhamdulilah sekarang bisa menyelenggarakan Pekerti dan AA. Artinya kita naik level, yang tadi hanya boleh menyelenggarakan Pekerti, sekarang sudah boleh menyelenggarakan AA," ungkap Kadiv saat ditemui, Sabtu, (6/1).
Pekerti merupakan pengembangan kompetensi instruksional dosen untuk mengembangkan perangkat pembelajaran, sedangkan AA merupakan tindaklanjut dari penyelenggaraan Pekerti. Pekerti dan AA merupakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang saat ini merupakan kebijakan dari Kemendikbudristek.
Pada tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), di syarat tambahan dalam persyaratan pelamar untuk menjadi dosen yaitu mempunyai sertifikat Pekerti dan/atau AA, ini merupakan suatu keuntungan bagi pelamar yang mengikuti Pekerti dan AA karena akan mendapatkan nilai plus.
"Sehingga itu yang menyebabkan peserta yang mengikuti Pekerti di UMS tidak hanya dosen, tapi juga banyak calon dosen," tambah Laili.
Sampai saat ini, pelaksanaan Pekerti di UMS akan menginjak ke Batch 27, mengartikan bahwa UMS sudah menjadi penyelenggara pelatihan sebanyak 26 kali sejak 2021.
"Alumni yang telah lulus dari pelatihan Pekerti di UMS sampai saat ini sudah sebanyak 2078," paparnya.
Menjelang Batch 27, BIP sudah mempersiapkan secara sistematis. Pendaftaran Pekerti sudah menggunakan sistem yang bisa diakses pada laman mypekerti.ums.ac.id , setelah masuk ke laman tersebut, pelamar hanya perlu mengunggah dokumen, meliputi bukti pembayaran, surat kesanggupan, dan surat tugas dari instansi.
"Kami memiliki instruktur yang sangat profesional yang memberikan materi Pekerti sesuai dengan kurikulum dan jadwal yang sudah ditetapkan," jelas Dosen UMS itu.
Sampai saat ini, lanjutnya, peserta yang sudah tergabung pada Pekerti Batch 27 yang akan diselenggarakan pada 8 - 18 Januari 2024 sudah sebanyak 93 peserta. Batch selanjutnya, Pekerti akan dimulai pada 19 - 29 Februari 2024.
Laili juga memaparkan, penyelenggaraan Pekerti di UMS berbeda dengan penyelenggara-penyelenggara lain, pelaksanaan Pekerti di UMS memiliki durasi waktu yang lebih panjang. Dilaksanakan selama 8 hari, setiap Senin - Kamis jam 08.00 - 17.00 selama 2 minggu.
"Untuk bisa diakui sertifikatnya berdasarkan pada kurikulum Pekerti dan AA Nasional, yaitu minimal 64 jam, di UMS kami selenggarakan selama 84 jam," tambahnya.
Dia berharap, anemo masyarakat untuk mengikuti AA di UMS juga setinggi anemo masyarakat saat mengikuti Pekerti. "Semoga amanah yang diberikan kepada kami bisa kami jalankan dengan baik dan bermanfaat untuk masyarakat," pungkasnya. (Yusuf)