PURWOREJO, Suara Muhammadiyah - Dalam sebuah proses menjadi, tidak semua hal berjalan mulus, dan tak selamanya kita melewati jalan aspal yang halus. Bermula dari IKIP Muhammadiyah Purworejo, kemudian bertranformasi menjadi Universitas Muhammadiyah Purworejo. Menurut Irwan Akib, ini bukan sesuatu yang mudah. Seringkali, untuk mencapai sesuatu yang dituju, kita harus melewati medan terjal dan berkerikil. Menempuh rute berliku yang disampingnya terhampar jurang penuh marabahaya.
“Namun dengan penuh kesabaran dan sinergi, menjadikan Universitas Muhammadiyah Purworejo dapat tetap eksis hingga 60 tahun. Inilah yang perlu kita syukuri,” ujarnya dalam agenda Milad ke-60 Universitas Muhammadiyah Purworejo (24/9).
Memperkokoh sinergitas menurut Irwan menjadi salah satu komponen untuk menjawab tantangan masa depan, khususnya tantangan yang dihadapi oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Terkait dengan sinergitas, paling tidak ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, sinergi antara rektorat dengan seluruh jajarannya. Kedua, sinergi antara Persyarikatan bersama seluruh jajarannya. Ketiga, sinergi antara BPH dengan seluruh jajarannya.
“Jika semuanya bersinergi membangun kekuatan yang kokoh. Dengan modal ini inshaallah perguruan tinggi kita akan tetap eksis di masa yang akan datang. Sehingga mampu melahirkan inspirasi-inspirasi dan memberdayakan semuanya,” tegasnya dihadapan seluruh civitas akademika UM Purworejo.
Melihat tantangan yang tidak mudah ini, ia pun mendorong perguruan tinggi Muhammadiyah untuk terus berinovsi dan berkreasi. Berbagai macam kendala yang ada diharapkan dapat menjadi pelecut semangat untuk memberikan yang terbaik.
Tak cukup sampai di situ, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu meminta seluruh pimpinan PTM melakukan intropeksi, melihat apa yang sudah dilakukan dan apa saja yang perlu diperbaiki. Melakukan koreksi ke dalam untuk menjadi modal untuk melangkah ke depan.
“Dengan muhasabah ini, kita mencoba melihat potensi diri kita. Tadi targetnya pak Rektor 3 guru besar, baru tercapai satu, mungkin karena pak rektornya yang belum, sehingga yang lain belum mau ikut. Atau pak rector terlalu bijak memberikan kesempatan kepada yang lain,” ujarnya.
Menurutnya, paling tidak seluruh civitas akademika saling mendorong bagaimana target-target tersebut bisa tercapai. Sehingga dapat menjadi motivasi untuk dapat terus meningkatkan kemampuan SDM di PTM. Selain itu Iwan JUGA mengajak belajar dari perguruan tinggi Muhammadiyah yang lebih dulu sukses dalam membangun kultur perguruan tinggi yang unggul dan berkemajuan. (diko)