SLEMAN, Suara Muhammadiyah – SMP Muhammadiyah 3 Depok (Mugadeta) Sleman berupaya memberikan ruang bagi siswa dalam menumbuhkembangkan bakatnya. Salah satunya dengan Gelar Karya P5B (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berkemajuan) pada Sabtu (12/10), siswa kelas 8 dan 9 antuasias menampilkan bakat lewat karya terbaiknya.
Gelar karya ini merupakan kolaborasi antara sekolah dengan paguyuban orang tua kelas 8 dan 9. Dengan mengusung tema “Cerdas Berteknologi, Berbudi, dan Berbudaya.”
Beberapa karya ditampilkan dari kelas 8 seperti karya tari tradisional, makanan tradisional, seni musik, dan masih banyak lagi. Sementara, kelas 9 menampilkan karya seperti alat perontok jagung, sapu elektrik, lampu otomatis, bank sampah, dan lainnya.
Acara tersebut menyajikan bincang budaya yang dipandu oleh siswa kelas 8 dan 9. Dengan menghadirkan narasumber dari Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya PDM Kabupaten Sleman Sumaryono.
Menurutnya masyarakat mulai luruh dengan budaya lokal. Banyak yang menonjolkan budaya luar. Meskipun, Ia tidak menyoalkannya, tetapi jangan sampai mengutamakan budaya luar hatta menenggelamkan budaya lokal.
“Budaya itu dinamis. Kita boleh mengakses budaya luar. Tapi jangan sampai kebablasan,” pesannya.
Sumaryono mengajak generasi muda untuk merawat budaya lokal. Tujuannya agar tetap lestari bahkan sampai membuana. “Jangan lupa rawat dan cintai budaya lokal kita. Karena di dalamnya mengandung hal relevan dengan kehidupan sehari-hari,” tegasnya.
Hal menariknya, ada workhsop Robotika. Workshop ini dibawakan oleh Tim Digital Mugadeta Aji dan Eko. Peserta mayoritas siswa SD ini sangat antusias karena berkesempatan membuat robot dengan menggunakan aplikasi Scratch Junior.
Kepala Sekolah SMP Mugadeta Hasanudin menyambut gembira dua gelaran tersebut. Baginya ini menunjukkan peran sekolah untuk mendukung bakat siswa. “Ini memfasilitasi anak-anak menampilkan karya terbaiknya karena ini masuk dalam kurikulum Merdeka Belajar,” tuturnya.
Melalui gelaran ini, Hasanudin menyebut di samping medium mempertautkan silaturahmi, para siswa berkesempatan untuk mengaktualisasikan bakat sesuai dengan kreativitas masing-masing. “Ini bentuk pertanggung jawaban sekolah untuk menyokong bakat anak-anak,” tegasnya.
Bakat anak-anak sekarang cenderung mahir berteknologi. Untuk itu, sekolah mendesain acara ini bernapaskan teknologi berlandaskan akhlak sebagai seorang Muslim. “Teknologi merupakan bagian penting aktivitas anak-anak sekarang, tapi harus berbudi dan berbudaya,” jelasnya.
Hasanudin meminta siswa cerdas berteknologi. Pada saat bersamaan, memanfaatkan teknologi untuk hal-hal positif dan maslahat. “Saya berharap anak-anak makin lincah berteknologi. Dan utamanya nanti ke depan, anak-anak dapat menghasilkan karya-karya terbaik lainnya,” tandasnya. (Cris/Fab)