Alkitab untuk Studi Perbandingan Agama
Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Hari ini, saya ingin berbagi ulasan tentang sebuah buku yang sangat menarik, terutama bagi Anda yang tertarik dengan studi perbandingan agama. Buku ini adalah New American Bible Revised Edition, edisi Saint Joseph, sebuah Alkitab Katolik yang saya rekomendasikan untuk umat Islam yang ingin mendalami agama Kristen.
Mengapa saya merekomendasikan Alkitab Katolik ini? Pertama-tama, penting untuk diingat bahwa meskipun terdapat perbedaan antara Katolik dan Protestan, kedua kelompok ini pada dasarnya memiliki banyak kesamaan dalam isi Alkitab mereka. Alkitab Protestan memiliki 66 kitab, sementara Alkitab Katolik memiliki tambahan tujuh kitab, sehingga totalnya menjadi 73 kitab. Enam puluh enam kitab pertama dimiliki oleh kedua kelompok, sehingga sebagian besar isi Alkitab ini relevan bagi umat Katolik maupun Protestan.
Jadi, jika Anda sedang berdiskusi dengan seorang teman Kristen, jangan ragu untuk menggunakan Alkitab ini sebagai referensi. Jika teman Anda yang beragama Protestan mengatakan bahwa suatu kitab tidak ada dalam Alkitabnya, Anda bisa dengan mudah mengesampingkan kitab tersebut dan fokus pada kitab-kitab yang sama-sama diakui oleh kedua kelompok. Dengan cara ini, Anda dapat melakukan dialog yang lebih produktif dan berfokus pada poin-poin penting yang disepakati bersama.
New American Bible Revised Edition, edisi Saint Joseph, adalah alat yang sangat berguna untuk memperluas pemahaman kita tentang agama Kristen dan membangun jembatan komunikasi yang lebih baik dengan umat Kristen.
Edisi Alkitab ini memiliki kredibilitas yang tinggi, dibuktikan dengan pengesahan dari Dewan Pengawas Confraternity of Christian Doctrine dan persetujuan dari Komite Administratif Konferensi Waligereja Katolik Amerika Serikat. Rekomendasi dan dukungan dari otoritas keagamaan ini tentu saja menambah nilai dan kepercayaan terhadap Alkitab ini.
Salah satu kelebihan utama dari edisi ini adalah adanya materi pengantar yang sangat bermanfaat, khususnya bagi umat Islam yang ingin memahami Alkitab secara lebih mendalam. Sebagai contoh, pada bagian pendahuluan, terdapat penjelasan mengenai Learning About Your Bible (Mempelajari Alkitab Anda) yang memberikan wawasan tentang penulis Pentateukh, atau lima kitab pertama dalam Alkitab yang juga dikenal sebagai Taurat.
Umat Islam meyakini bahwa Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS. Namun, Alkitab ini menyajikan perspektif sejarah yang menarik tentang bagaimana Taurat yang ada saat ini disusun. Menurut penjelasannya, sekitar tahun 950 SM, terdapat kisah penciptaan dan beberapa kisah lain tentang sejarah Israel. Kemudian, sekitar seabad kemudian, sekelompok penulis lain di Kerajaan Israel Utara menulis versi lain dari kisah-kisah tersebut. Akhirnya, sekitar tahun 550 SM, kedua versi cerita ini digabungkan oleh para imam, yang menambahkan "semen" atau "lem" mereka sendiri untuk menyatukannya, sehingga membentuk Taurat seperti yang kita kenal sekarang. Sebuah buku kelima, yang disebut Ulangan, juga ditambahkan pada proses ini.
Teori ini, yang dikenal dengan akronim J-E-P-D (J untuk versi Yahwis, E untuk versi Elohis, P untuk tambahan Imam, dan D untuk Ulangan), banyak digunakan dalam studi Alkitab modern, terutama dalam menafsirkan Taurat dan sejarah Deuteronomis lainnya. Penjelasan seperti ini sangat berharga bagi siapa pun yang ingin memahami Alkitab secara lebih kritis dan mendalam, termasuk umat Islam yang ingin melakukan studi perbandingan agama.
Di dalam Alkitab itu sendiri, Anda akan menemukan banyak catatan kaki dan penjelasan yang sangat bermanfaat, terutama bagi umat Islam yang ingin memahami Injil secara lebih mendalam. Sebagai contoh, terdapat pengantar yang membahas tentang bagaimana keempat Injil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) ditulis dan bagaimana hubungan antara satu sama lain.
Tiga Injil pertama, yaitu Matius, Markus, dan Lukas, memiliki banyak kemiripan sehingga sering disebut sebagai Injil Sinoptik. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti "pandangan umum". Ketiga Injil ini seringkali dipelajari secara paralel untuk melihat persamaan dan perbedaannya. Sementara itu, Injil Yohanes memiliki gaya penulisan dan pendekatan yang berbeda dari ketiga Injil Sinoptik.
Selain itu, setiap Injil dilengkapi dengan catatan kaki yang sangat rinci. Catatan kaki ini berfungsi sebagai komentar yang menjelaskan berbagai aspek dari teks, termasuk bagaimana Matius dan Lukas, yang menggunakan Markus sebagai sumber mereka, memodifikasi dan mengembangkan cerita-cerita tersebut sesuai dengan pemahaman Kristen mereka. Dengan demikian, saat membaca Injil, penting untuk memahami evolusi cerita dari Markus ke Matius dan Lukas, dan akhirnya ke Yohanes. Catatan kaki juga menyoroti tambahan-tambahan yang dibuat oleh para ahli kitab di kemudian hari. Salah satu contoh yang menarik adalah dalam 1 Yohanes 5:7.
Dalam beberapa versi Alkitab terdahulu, seperti King James Version, ayat ini berbunyi, "Ada tiga yang bersaksi di surga: Bapa, Firman, dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu." Namun, Alkitab ini secara jujur mencatat bahwa bagian ini bukanlah bagian dari teks asli dan ditambahkan kemudian. Teks asli tidak memuat rumusan Trinitarian ini. Alkitab ini benar-benar menarik untuk dibaca. Dengan detail dan panduan yang begitu bermanfaat, seperti catatan kaki dan komentar yang mendalam, Alkitab ini membantu membuka pemahaman yang lebih luas akan teks-teks suci. Tanpa komentar, Alkitab terkadang terasa sulit dipahami, namun dengan adanya penjelasan tambahan, pembaca bisa lebih mudah menangkap makna dan konteksnya.
Tentu saja, sebagai seorang Muslim, saya perlu mengingatkan bahwa penafsiran Alkitab tidaklah sepenting penafsiran Al-Qur'an. Al-Qur'an memiliki gaya bahasa yang lebih kompleks dan membutuhkan banyak tafsir untuk memahaminya secara mendalam. Sementara itu, sebagian besar isi Alkitab, terutama Perjanjian Baru, lebih mudah dipahami secara langsung. Anda bisa membaca Injil Matius, misalnya, yang memberikan kisah yang detail tentang kehidupan Yesus, dan hanya perlu merujuk pada catatan kaki atau komentar jika membutuhkan penjelasan lebih lanjut.
Alkitab ini telah menjadi teman setia saya dalam mempelajari agama Kristen. Meskipun ukurannya yang besar dan beratnya yang lumayan membuat saya sedikit kesulitan membawanya ke mana-mana, namun saya menyadari bahwa semua detail dan informasi berharga di dalamnya tidak mungkin bisa dikemas dalam buku yang lebih ringan. Jadi, ada sedikit kompromi yang harus dilakukan di sini. Selain itu, sampulnya yang lunak memang membuatnya sedikit rentan, tetapi di sisi lain, hal ini juga membuatnya lebih praktis dan mudah digunakan dibandingkan dengan edisi sampul keras yang kaku.
Secara keseluruhan, New American Bible Revised Edition, edisi Saint Joseph, adalah sebuah Alkitab yang sangat saya rekomendasikan, terutama bagi umat Islam yang ingin mendalami agama Kristen. Dengan catatan kaki dan komentar yang kaya, Alkitab ini memberikan wawasan yang mendalam dan membantu kita memahami teks-teks suci dengan lebih baik.