Strategi Katana dan Pentahelix Jadi Pilar Ketangguhan Bencana di Indonesia

Publish

23 May 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
623
Wakil MDMC PP Muhammadiyah Rahmawati Husein, Ph.D., menjadi pembicara dalam forum UMY-NUS Global Student Forum on Disaster Management and Resilience. Foto Istimewa

Wakil MDMC PP Muhammadiyah Rahmawati Husein, Ph.D., menjadi pembicara dalam forum UMY-NUS Global Student Forum on Disaster Management and Resilience. Foto Istimewa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Letak geografis Indonesia yang berada di kawasan Cincin Api Pasifik menjadikannya salah satu negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia. Mulai dari gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, hingga tanah longsor, seluruh potensi tersebut mengintai setiap saat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sepanjang tahun 2024 terjadi 3.274 bencana alam di Indonesia.

Menyikapi kondisi tersebut, BNPB menerapkan strategi pentahelix dalam penanggulangan bencana, yang menekankan kolaborasi lintas sektor demi membangun ketangguhan yang berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Rahmawati Husein, Ph.D., dalam forum UMY-NUS Global Student Forum on Disaster Management and Resilience yang diselenggarakan pada Kamis (22/05) di Ruang Sidang AR Fachruddin B Lantai 5, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

“Pentahelix mengintegrasikan lima unsur utama dalam penanggulangan bencana: pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media. Meskipun peran pemerintah tetap dominan, sinergi dengan empat elemen lainnya menjadi kunci keberhasilan mitigasi dan respons bencana,” ujar Rahmawati.

Rahmawati menekankan pentingnya pemahaman kolektif tentang resiliensi bencana sebagai tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Hal ini telah diatur dalam Permendagri Nomor 101 Tahun 2018 mengenai standar pelayanan minimal penanggulangan bencana di tingkat daerah. Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan tujuh target ketangguhan bencana, antara lain pemukiman warga, sekolah, pelayanan kesehatan, tempat ibadah, pasar tradisional, gedung pemerintahan, dan fasilitas kritis lainnya.

Salah satu program unggulan yang telah diimplementasikan di berbagai daerah adalah Katana (Keluarga Tangguh Bencana). Program ini menekankan pada kesiapsiagaan keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat.

“Setiap anggota keluarga perlu memahami risiko bencana di lingkungan sekitar, mengenali struktur rumah yang aman, memahami sistem peringatan dini, yang kini tersedia melalui ponsel, dan mampu melakukan evakuasi mandiri saat bencana terjadi,” jelas Rahmawati.

Ketangguhan bencana tidak hanya menyangkut aspek logistik dan manajemen, tetapi juga kesiapan medis di lapangan. Dalam sesi yang sama, Dr. dr. Meiky Fredianto, Sp.OT (K)., AIFO-K., FICS, dosen Program Studi Kedokteran UMY sekaligus dokter spesialis ortopedi, mengungkapkan bahwa cedera muskuloskeletal merupakan jenis luka yang paling umum dialami korban bencana alam.
“Kasus gempa bumi Padang 2009 mencatat 51 kasus patah tulang, dengan dominasi cedera pada kaki, lengan, dan tangan. Cedera muskuloskeletal seperti fraktur, dislokasi, dan cedera jaringan lunak menjadi tantangan besar dalam penanganan medis pasca-bencana,” ujar Meiky.

Ia juga memberikan panduan pertolongan pertama untuk fraktur di lapangan, antara lain menghindari pergerakan pada bagian yang cedera, menghentikan pendarahan dengan kain bersih, membalut luka dengan hati-hati, mengompres dengan es, dan segera mencari bantuan medis profesional.

Sinergi strategi pentahelix dan pendekatan berbasis keluarga seperti Katana membuktikan bahwa ketangguhan bencana di Indonesia bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Pendidikan, kesiapsiagaan, dan partisipasi aktif menjadi pondasi penting dalam membangun budaya sadar bencana di tengah ancaman yang terus meningkat. (NF)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah - Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. terpilih secara aklamasi dalam piliha....

Suara Muhammadiyah

21 December 2023

Berita

PALANGKARAYA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah Kalimantan Te....

Suara Muhammadiyah

7 May 2025

Berita

KALIMANTAN TENGAH, Suara Muhammadiyah - Lembaga Amil zakat, infak dan sedekah Muhammadiyah (LazisMu)....

Suara Muhammadiyah

19 January 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - "Gelisah melihat kemiskinan, gelisah melihat perkawinan anak, gelis....

Suara Muhammadiyah

11 November 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Guru Besar Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha), Prof. Asnawi Abdull....

Suara Muhammadiyah

8 January 2025