MALANG, Suara Muhammadiyah - 16 guru SD Aisyiyah Kamila Dinoyo Kota Malang mengikuti pelatihan penguatan media relations di Laboratorium Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (16/8/2024). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program pengabdian masyarakat dosen dan mahasiswa yang berlangsung selama satu bulan. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat membangun citra dan reputasi AUM pendidikan melalui media massa.
Tim pengabdian dosen Komunikasi UMM terdiri dari Farid Rusman, Sugeng Winarno dan Nasrullah. Sedangkan mahasiswa yang menjadi mitra dosen adalah mereka yang sedang menempuh mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mereka adalah Gemilang Boy Aprillian, Divi Balqis Maharani, Agung Putra Gumilang, Daffa Tsalasta Putra dan Muhammad Faisal Husni.
Kepala SD Aisyiyah Kamila, Reni Nur Farida mengaku senang sekolahnya menjadi mitra Komunikasi UMM. Kali ini merupakan tahun kedua tim dosen Komunikasi menjadikan sekolahnya sebagai mitra. Tahun lalu tema pengabdian adalah optimalisasi media sosial untuk promosi dan branding sekolah.
“Kami ingin membangun website sekolah yang dapat kami kelola dan isi dengan berita-berita kegiatan dan prestasi anak-anak,” kata Reni.
Untuk mengisi website, diperlukan kemampuan menulis berita dan opini. Itulah sebabnya pelatihan kali ini difokuskan pada strategi komunikasi, penulisan artikel opini, dan strategi menulis press release dan media relations.
Dalam penyampaian materinya, Farid mengungkapkan komunikasi bisa memiliki efek kuat, sedang atau lemah. Untuk keperluan komunikasi pemasaran ataupun public relations, efek dapat diarahkan untuk merubah imej sekolah.
“Efek imej itu bisa merubah sikap, keputusan dan tindakan seseorang menjadi suka atau tidak suka, membeli atau tidak membeli, memilih atau tidak memilih,” tutur Farid. Untuk itu komunikasi harus dirancang sebaik mungkin agar sampai kepada keputusan dan tindakan yang kita inginkan.
Tindakan, lanjut Farid, akan berlanjut kepada perubahan hubungan atau relasi. “Yang semula tidak kenal menjadi kenal, yang asing menjadi dekat,” tambahnya.
Sementara itu, Sugeng membagi pengalamannya menulis artikel opini di media massa. Menurutnya, artikel opini merupakan salah satu cara personal branding seorang guru sekaligus sekolahnya. Guru yang menulis dengan identitas sekolahnya, tentu akan mengangkat nama sekolah.
“Menulis opini membuat nama kita abadi,” tutur Sugeng seraya mengajak peserta mengecek namanya di Google. Jika nama kita muncul maka itu merupakan jejak digital yang abadi.
Agar tulisan opini diterima oleh media massa, maka diperlukan strategi tersendiri. Saran Sugeng, tulisan harus aktual, menjadi perhatian publik, dan disampaikan dengan gaya bahasa yang efektif.
Meski demikian, banyak orang kesulitan memulai menulis. Salah satu faktor yang dihadapi adalah tidak memperoleh ide. Untuk itu, Sugeng mendorong agar lebih banyak membaca dan mengikuti isu-isu aktual. “Ibarat kendi kalau tidak diisi tidak akan bisa mengeluarkan air,” ungkapnya.
Strategi lain agar opini dimuat, dengan mengirimkan ke media yang tepat. “Kenali karakteristik media dengan baik,” saran Sugeng.
Selain menulis opini, guru juga didorong untuk dapat mempublikasikan sekolah lewat hubungan dengan media. Salah satu strategi media relations adalah mengirim press release ke media massa.
Materi disampaikan press release disampaikan oleh Nasrullah. Materi ini fokus pada bagaimana sekolah membranding lewat media massa. Melalui pemberitaan di media, sekolah akan lebih dikenal dan diminati.
Press release, kata Nasrullah, dapat dimanfaatkan untuk empat hal, yakni event announcement, achievement release, program launch maupun menghadapi krisis. “Kalau kita rajin mengelola media maka akan banyak yang tahu tentang kita, suka kita dan akhirnya memilih kita,” tuturnya.
Media belum tentu memuat tulisan yang kita kirim. Untuk itu diperlukan strategi agar sebuah press release diterima dan di publish. Nasrullah membagi trik, salah satunya dengan menggunakan Bahasa yang sederhana dan jelas. Selain itu, hindari jargon atau istilah teknis yang mungkin tidak dipahami oleh khalayak umum. Terakhir, sarannya pastikan informasi penting ada di bagian awal.
SD Aisyiyah Kamila Dinoyo merupakan binaan Komunikasi UMM. Sebagai Ketua Prodi Komunikasi UMM, Nasrullah menyanggupi untuk mendampingi sekolah tersebut sampai dapat membuat website sekolah dan mengelolanya.
SD ini berdiri tahun 2005. Terletak di dalam kampung di Jalan Gajayana Malang, sekolah SD ini tergolong unik. Hal ini terlihat dari tagline “Kamila” yang melekat pada nama sekolah ini. Kamila merupakan akronim dari kader mubaligh intelek ulama.
SD Aisyiyah Kamila memiliki segudang prestasi. Baru-baru ini siswa sekolah ini meraih prestasi tingkat provinsi yaitu juara 2 lomba kisah cerita Islami pada Al-Maun Award PWM Jawa Timur. Selain itu juga juara tingkat nasional juara 1 Olimpiade Matematika level 1.
“Alhamdulillah, anak-anak kami memiliki semangat berprestasi yang sangat tinggi,” pungkas Reni. (Nasrullah/Diko)