JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Perayaan Pekan Kerukunan Antarumat Beragama Se-dunia berlangsung pada Ahad (9/2) di Ruang Nusantara IV Kompleks MPR-RI/DPR-RI/DPD-RI, Senayan, Jakarta Selatan. Perayaan ini diinisiasi oleh Interreligious Council (IRC) dan Center for Dialogue and Cooperation among Civilization (CDCC).
Ketua Presidium IRC-Indonesia Din Syamsuddin mengatakan bahwa acara ini untuk kepentingan luas, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2005-2015 itu, perayaan ini punya simbol sebagai harmoni agama di Indonesia.
“Masyarakat Indonesia masih memerlukan peningkatan kerukunan umat beragama dengan kondisi masyarakat majemuk ini,” katanya.
Tidak hanya Din Syamsudin, Ketua PP Muhammadiyah Syafiq A Mughni juga tampak hadir. Syafiq menegaskan kerukunan umat bergama merupakan hal substansial bagi masyarakat, terutama generasi muda. Ia menyebut generasi muda sebagai pelanjut kehidupan bangsa di masa depan.
“Generasi muda harus memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya kerukunan umat beragama, sehingga mereka dapat menghargai perbedaan dan hidup berdampingan dengan sesama,” tegasnya.
Syafiq menjelaskan, hal positif yang terjadi bilamana generasi muda menjaga kerukunan antarumat beragama. Pertama, mewujudkan masyarakat yang damai. Aktualisasi dari masyarakat damai terlihat dalam kehidupan yang harmonis, di mana setiap individu saling menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan.
“Dengan adanya kerukunan umat beragama, masyarakat dapat hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati, terlepas dari perbedaan agama yang mereka miliki,” katanya. df
Kedua meningkatkan toleransi antar umat beragama. Toleransi menjadi alat perekat yang paling kuat untuk mendekatkan antar manusia satu dengan manusia yang lain. Dari toleransi ini, diajarkan betapa indahnya perbedaan serta keragaman itu.
“Generasi muda dapat belajar untuk saling memahami dan menghargai perbedaan agama di antara mereka,” ujarnya.
Ketiga, membicarakan rasa kebersamaan dan kesatuan bangsa. Artinya menggali nilai-nilai yang menjadi pemersatu kehidupan dalam keberagaman. Kebersamaan bukan hanya menjadi slogan, tetapi juga menjadi identitas dan karakter bangsa.
“Kerukunan umat beragama dapat mengembangkan rasa kebersamaan dan kesatuan bangsa. Di situlah generasi muda dapat merasa menjadi bagian dari bangsa Indonesia, terlepas dari perbedaan agama yang mereka anut,” urainya.
Oleh karena itu, penting untuk menanamkan nilai-nilai kerukunan dan toleransi kepada generasi muda sejak dini. “Dengan menerapkan nilai-nilai kerukunan dan toleransi, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang menyebarkan nilai-nilai perdamaian dan persatuan di Indonesia,” bebernya.
Pada agenda yang diadakan di seluruh dunia tersebut, ditampilkan pula Pesan Perdamaian oleh Paus Fransiskus dan Grand Syaikh Al-Azhar melalui rekaman video. Diikuti oleh pesan para pemuka agama di Indonesia serta doa bersama.
Tidak tertinggal nyanyian tim paduan suara lintas agama yang dipimpin Dwiki Dharmawan serta penyanyi-penyanyi Indosiar/SCTV menambah kemeriahan acara. (Cris/Nadri)