PERLIS, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Syamsul Anwar, MA menghadiri acara Tausiah Magrib bersama 10 Ilmuan Nusantara. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu (17/2) di Masjid Alwi, Kangar, Perlis, Malaysia. Dalam tausiahnya, Anwar menukil salah satu ayat Al-Qur’an yakni Qs ali-Imran [3]: 200. Menurutnya ayat ini menjadi kunci untuk meraih kesuksesan hidup bagi segenap umat manusia di muka bumi.
Syamsul menjelaskan surat ini ditutup dengan ayat kesuksesan karena ada dua hal yang dibahas oleh Allah. Pertama, kejatuhan mental umat Islam setelah kalah di Perang Badar. Umat Islam merasa putus asa dan tidak mau ada sebuah secercah harapan untuk meraih kemenangan.
“Maka, surat ali-Imran ini mencoba merestorasi atau memperbaiki kondisi mental yang telah mengalami keluruhan (rontok atau berguguran),” ujarnya.
Kedua, ayat ini membahas tentang hubungan dakwah Nabi Muhammad Saw terhadap ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani). Dari dua hal ini, Syamsul lebih menengetengahkan pada poin pertama. Bagi Syamsul, poin pertama ini menjelaskan peristiwa kekalahan umat Islam di Perang Badar. Bahkan, Rasulullah sendiri mengalami luka-luka akibat perang tersebut.
Dari situ kemudian, maka Allah mencoba membangkitkan mental umat Islam. Allah SwT mempergilirkan kebahagiaan dan kemalangan bagi manusia (Qs ali-Imran [3]: 200). Ada lagi, Allah menegaskan agar manusia jangan merasa lemah dan bersedih hati, sementara manusia memiliki derajat yang paling tinggi (Qs ali-Imran [3]: 139).
“Ini untuk membangkitkan semangat baru itu kembali yang tadi sudah mengalami keluruhan,” katanya.
Selanjutnya, di dalam Al-Qur’an ada sebuah pesan manakala tertimpa musibah, maka orang lain termasuk yang menjadi musuh juga sama-sama tertimpa musibah. Maka, Allah SwT meminta agar jangan lembek dan harus mampu membangkitkan kembali rasa optimisme untuk mencapai kemenangan dan kesuksesan.
Menurut Guru Besar Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kunci kesuksesan itu terletak pada kesabaran. Bagi Syamsul, sabar tidak sekadar pasif, namun sabar di sini lebih kepada membangun kemampuan daya lenting. “Jadi, sabar itu punya daya tahan untuk menghadapi berbagai tekanan baik dari dalam maupun dari luar diri kita sendiri,” jelasnya.
Kunci kesuksesan berikutnya sabar harus kontinuitas secara terus-menerus. Sabar tidak hanya sesaat, akan tetapi sabar harus terus-menerus dibangkitkan. Kemudian kunci kesuksesan adalah tangguh dan tahan uji di setiap permasalahan yang terjadi. Dan yang terakhir bertakwa kepada Allah SwT.
“Inilah empat kunci supaya kita pegangi. Dan demikian mudah-mudahan kita selalu menjadi orang yang sukses,” tandasnya. (Cris)