Syawalan Muhammadiyah-'Aisyiyah Jetis, Momen Menyulam Persaudaraan di Tengah Kemajemukan

Publish

27 April 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
640
Syawalan Muhammadiyah-'Aisyiyah Jetis Yogyakarta. Foto: Cris

Syawalan Muhammadiyah-'Aisyiyah Jetis Yogyakarta. Foto: Cris

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Syawalan dan silaturahmi keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiyah Jetis Yogyakarta berlangsung Ahad (27/4). Kegiatan ini dikemas dengan Pengajian Ahad Pagi perdana setelah libur Idul Fitri 1446 H.

Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jetis Yogyakarta Imam Bayu Nugroho menyampaikan, ucapan Taqqbballahu Mina wa Minkum. "Mudah-mudahan seluruh ibadah kita di bulan Ramadhan kemarin, dapat diterima oleh Allah SwT," ucapnya.

Dalam momen Syawal ini, Bayu menempatkan pada ruang lingkup untuk mempertautkan persaudaraan. "Inilah yang mesti kita rekatkan kembali bapak ibu," tuturnya. Menurutnya, hal demikian medium membingkai kehidupan bercorak majemuk yang penuh kedamaian.

Di sisi lain, Bayu juga mengharapkan agar terjadi peningkatan. Yakni peningkatan kualitas diri, buah dari penempaan selama bulan Ramadhan.

"Mudah-mudahan Syawal terjadi peningkatan ketakwaan, sehingga menghadapi 11 bulan ke depan meningkatkan segala ibadahnya," ujarnya.

Juga, termasuk melanjutkan ritus peribadatan yang telah dilakukan selama bulan Ramadhan. Pada saat bersamaan, amal saleh, mesti dilanjutkan sehingga bisa menjadi bekal untuk menghadapi kehidupan di akhir nanti.

"Syawalan ini menjadi momentum kita semua untuk mengimplementasikan ibadah di bulan Ramadhan. Dan melanjutkan apa-apa yang telah dilakukan selama bulan Ramadhan," tegasnya.

Serupa itu, Supriyo, sebagai pemberi hikmah syawalan mengatakan, merajut silaturahmi bukan sekadar menyambung yang telah rusak atau renggang. Tetapi, di dalamnya perlu diperkuat jangkar persaudaraan untuk menciptakan keharmonisan dalam kehidupan di tengah keberagaman.

"Tidak hanya memperbaiki, tetapi juga memperkuat akar persaudaraan untuk menghidupkan kelanggengan bersama," jelasnya.

Selain menyoroti ihwal budaya silaturahmi di Indonesia yang sudah terajut dengan baik, Supriyo juga memandang budaya literasi masyarakat masih lemah, lebih-lebih anak-anak.

"Kebiasaan membaca perlu kita turunkan ke anak-anak, terutama al-Qur'an supaya mereka terbiasa. Setelah itu akan terbentuk kedisiplinan dan rasa cinta terhadap ilmu," ujarnya.

Oleh karena itu, Supriyo mendorong jamaah untuk membaca dan menghafal al-Qur'an dalam kondisi apapun, dalam proses pembentukan kebiasaan Ramadhan yang konsisten.

"Marilah kita tingkatkan sumber daya manusia menjadi lebih berkualitas (dengan membaca)," harapnya. (Cris/Tia/Nad)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SRAGEN, Suara Muhammadiyah -  Kepala SMP Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen (DIMSA), Ustadz Wibowo....

Suara Muhammadiyah

15 October 2025

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah - Sejumlah mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muham....

Suara Muhammadiyah

7 July 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah –  Di tengah bayang-bayang isu deflasi yang melanda, Pimpi....

Suara Muhammadiyah

31 October 2024

Berita

SUKOHARJO, Suara Muhammadiyah — Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Grogol menyelenggarakan Pen....

Suara Muhammadiyah

28 April 2025

Berita

BAUBAU, Suara Muhammadiyah - Lembaga Pendidikan dan Pengajaran (LPP) Universitas Muhammadiyah Buton ....

Suara Muhammadiyah

11 September 2023