Tak Hanya Wartawan, Belajar Jurnalistik Bisa Jadi Apa Saja

Publish

18 February 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
38
Para praktikan Jurnalistik 3 bersama pemateri Benni Indo dan dosen koordinator Nasrullah. Foto: Humas Komunikasi UMM.

Para praktikan Jurnalistik 3 bersama pemateri Benni Indo dan dosen koordinator Nasrullah. Foto: Humas Komunikasi UMM.

MALANG, Suara Muhammadiyah - Tak hanya teori saja, pembelajaran di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) didesain balance antara teori dan praktik. Salah satunya jurnalistik, mahasiswa telah dibekali dengan kurikulum yang relevan dengan industri modern sehingga prospek kerja lulusannya tidak hanya bisa jadi wartawan saja.

Hal ini mengemuka dalam Kuliah Perdana Praktikum Online Journalism di mini teater Lab Komunikasi UMM, Jumat (14/02/2025). Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang, Benni Indo menjadi narasumber.

Benni yang juga jurnalis Harian Surya dan Trubunnews.com ini yakin jika karier lulusan jurnalistik itu tidak sempit. “Bukan hanya wartawan, tapi masih banyak peluang lain yang masih bisa digali,” katanya.

Menurutnya ilmu dan pengalaman jurnalistik mendukung pembuatan konten berkualitas di berbagai bidang. Jejaring luas merupakan keuntungan yang besar menjadi seorang jurnalis. “Dengan berpikir kritis, menjadi jurnalis adalah tahap di mana kamu bisa berkembang ke segala arah,” tegas Benni.

Seperti misalnya beberapa politisi ternama seperti Putra Nababan hingga Menteri Komdigi Meutia Hafid adalah seorang jurnalis.

Di dunia bisnis, lanjut Benni, lulusan jurnalistik juga bisa menjadi pengusaha. Dengan pengetahuan jurnalisme, kita tahu apa yang harus dilakukan agar publik memiliki kepercayaan pada informasi yang kita sebarkan.

Dalam kelas kali ini, mahasiswa praktikum jurnalistik online mendapatkan insight baru untuk menunjang praktik mereka dalam membuat portal berita selama berlangsungnya praktikum

Mahasiswa diajak untuk memahami karakteristik jurnalisme online yang berbeda dengan media cetak. 

Berita online cenderung lebih pendek karena audiens saat ini enggan membaca teks panjang. Kecepatan menjadi prioritas, meskipun akurasi tetap menjadi tantangan utama. Sementara itu, berita cetak lebih mengutamakan kedalaman informasi dengan proses verifikasi yang lebih matang.

Selain itu, kuliah ini juga membahas pentingnya kekuatan visual dalam jurnalisme digital. Seiring dengan perkembangan teknologi, media saat ini semakin memprioritaskan konten visual yang menarik. Hal ini menjadi peluang bagi jurnalis muda untuk mengembangkan keterampilan multimedia.

Di tengah sesi diskusi, beberapa mahasiswa pun mengungkapkan aspirasi karier mereka. Maura bercita-cita bekerja di industri media, Danu ingin berkarier di BUMN, sementara Nazla bercita-cita menjadi anchor dan reporter. 

Rara, yang sejak kecil ingin menjadi presenter, bertanya tentang tips sukses di bidang tersebut, sedangkan Mila lebih tertarik membangun perusahaan media dan bekerja di bidang customer relations.

Dalam dunia jurnalistik, menulis adalah keterampilan utama yang membuka banyak peluang. Jurnalis yang mampu menulis dengan baik tidak hanya bisa menghasilkan berita berkualitas, tetapi juga memiliki daya saing tinggi di berbagai bidang.

Dosen Pengampu Praktikum Nasrullah mengatakan  jurnalistik itu meniscayakan tiga elemen utama: news, media, dan publicness. Dengan memahami ketiganya, mahasiswa jurnalistik bisa berkembang ke berbagai sektor industri.

Jadi tidak hanya bisa jadi wartawan saja, apalagi dunia kewartawanan saat ini makin meredup. Dikatakan Nasrullah, dunia jurnalistik itu sangat luas. “Bisa jadi Humas atau PR, content creator, copywriter, penulis naskah film, dan masih banyak lagi bidang yang bisa dieksplor,” jelasnya.

Belajar jurnalistik juga modal besar untuk menjadi pemimpin dan politisi. Banyak jejak sejarah yang merekam jika tokoh-tokoh kemerdekaan berawal dari jurnalis. Seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, Cokroaminoto, hingga Tan Malaka.

Jadi tidak perlu cemas dengan hasil riset tersebut, lanjut Nasrullah, “Mahasiswa Jurnalistik Komunikasi UMM adalah calon sarjana yang siap menghadapi banyak bidang di dunia kreatif,” yakinnya.

Beni menutup, sangat banyak peluang di luar sana dengan latar belakang ilmu komunikasi dengan konsentrasi jurnalistik. “Saat ini, informasi menjadi hal yang sangat penting. Kehidupan ini membutuhkan informasi,” pungkasnya. (Jan/Riz)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (F....

Suara Muhammadiyah

27 June 2024

Berita

PURWOREJO, Suara Muhammadiyah – Program studi Hukum Fakultas Ilmu Sosial Universitas Muhammadi....

Suara Muhammadiyah

11 December 2024

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah  - Universitas Muhammadiyah Purwokerto  (UMP) berhasil memp....

Suara Muhammadiyah

22 December 2023

Berita

Promosikan Hak Difabel: Studi Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas Nahdlatul Ulama dan Fiqih Difab....

Suara Muhammadiyah

26 August 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Di tengah melewati serangkaian aktivitas yang biasa dilakukan, Lemb....

Suara Muhammadiyah

18 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah