YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Menjelang diterjunkannya Thalabah PUTM ke tempat pengabdian selama 3 tahun, PUTM menyelenggarakan Baitul Arqam guna menyiapkan kader yang siap mendakwahkan risalah Islam dan Ideologi Muhammadiyah. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari pada tanggal 23-24 Juli 2024 bertempat di Gedung Pusbang Muhammadiyah, Kaliurang, DIY. Baitul Arqam ini terdiri dari beberapa rangkaian acara dan materi yang diisi oleh tokoh-tokoh pimpinan Muhammadiyah. Acara dimulai dengan seremoni pembukaan dan diakhiri dengan seremoni penutupan yang dihadiri oleh jajaran Pimpinan Muhammadiyah, BPH PUTM, dan pimpinan PUTM.
Pada saat seremoni pembukaan, Dr. Hamim Ilyas, M.Ag selaku Pimpinan Pusat Muhammadiyah turut memberikan sambutan di hadapan para thalabah. Dr. Hamim menyampaikan bahwa seorang Ulama memiliki tugas yang tidak ringan. Ia harus dapat mencerdaskan pikiran masyarakat dan juga harus dapat memperkaya batin masyarakat. Ia pun menyampaikan mengenai ukuran hayah tayyibah (hidup yang baik) itu dengan beberapa tahapan, yakni sejahtera, damai, hingga akhirnya dapat mencapai kehidupan yang bahagia. Bahagia yang dimaksud ialah kebahagiaan yang hakiki, yakni kebahagiaan di dunia dan juga akhirat. Hal ini sebagaimana tujuan agama yang dipahami Muhammadiyah yakni lishalahil 'ibadi dunyahum wa ukhrahum (untuk kebaikan hamba di dunia dan di akhirat).
Acara dilanjut pada materi pertama yang disampaikan oleh Drs. Ahmad Dahlan Rais, M.Hum., adik kandung dari Prof. Dr. Muhammad Amien Rais, M.A., Ph.D. (Ketua umum PP Muhammadiyah-1995). Materi yang berjudul Arahan dan Harapan Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menjadi materi pembuka pada baitul arqam kali ini. Drs. Dahlan menyampaikan bahwa banyak sekali harapan yang ditaruh PP Muhammadiyah pada thalabah PUTM sebagai kader-kader Ulama Tarjih Muhammadiyah. Harapan tersebut antara lain, hendaknya thalabah memiliki kesalehan, menjadi agen pembaharuan, menjadi teladan, memiliki semangat kerja keras, dan tentunya memiliki kapasitas keilmuan yang mumpuni. Materi ini diakhiri dengan pesannya,"Jangan mengeluh, Muhammadiyah maju karena tidak mengeluh."
Tidak hanya itu, sebagai calon thalabah pengabdian, biasanya ditempatkan di beberapa Amal Usaha Muhammadiyah terutama di pondok pesantren. Maka dari itu, materi selanjutnya ialah Manajemen pondok Pesantren. Materi ini disampaikan oleh Thaif Subandi, S.Pd.I yang juga pernah menempuh pendidikan di PUTM. Banyak sekali diskusi dengan para thalabah mengenai dinamika pondok pesantren. Banyak juga pengalaman-pengalaman yang disampaikan ketika sedang mengelola suatu pesantren Muhammadiyah.
Materi selanjutnya ialah peran Thalabah PUTM sebagai Kader Majelis Tarjih dalam bermasyakarat. Materi kali ini disampaikan oleh Dr. Tohari, S.Sy.,S.Th.I.,M.S.I. yang merupakan perwakilan dari Forum Alumni PUTM. Dr. Tohari menulis beberapa buku di antaranya ialah buku yang berjudul Mantan Santri NU Mengupas Bid'ah dan Paham Muhammadiyah tentang Bid'ah. Ustadz Tohari mengawali materi ini dengan membagikan prinsip-prinsipnya ketika masih menjadi thalabah PUTM. Di antaranya ialah menata dan menguatkan niat, menjadi pribadi yang berakhlak dan disiplin, fastabiqul khairat, dan memilih teman terbaik di asrama. Kemudian Dr. Tohari menyampaikan beberapa peran alumni Thalabah PUTM yakni jangan pernah berhenti belajar, menjaga komitmen berMuhammadiyah, menjadi pribadi yang bermanfaat, melahirkan karya, mandiri dalam ekonomi, bersaing secara sehat dengan sesama alumni, dan tidak pernah puas pada prestasi yang sudah dicapai.
Materi yang tidak kalah luar biasanya kali ini disampaikan oleh Dr. Hamim Ilyas, M.Ag. Kali ini ia menyampaikan materi mengenai nilai keulamaan bagi kader Majelis Tarjih dalam merespon problem umat. Di antara nilai-nilai tersebut ialah agama, ilmu, kesalehan, kesucian, pembebasan, dan spiritual. Sebagai Ulama, Thalabah PUTM harus memiliki kualitas yang lebih tinggi mengenai nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai tersebut harus melekat kuat dalam diri seorang ulama, terlebih lagi dalam merespon problem umat di depan.
Selain itu, materi selanjutnya ialah mengenai teknis dan dinamika pengabdian yang disampaikan oleh Asep Rahmat Fauzi, S.Th.I selaku alumni sekaligus Ustadz/pengajar di PUTM. Ustadz Asep menyampaikan tips dan trik mengenai hal-hal teknis yang berkenaan dengan pengabdian. Dimulai dari laporan pengabdian, hingga problematika yang didapati ketika pengabdian. "Pastikan niat antum tidak main-main dan memiliki komunikasi aktif", lanjutnya seraya memberikan pesan kepada calon thalabah pengabdian. Pada materi kali ini, disampaikan pula data persebaran alumni dan thalabah pengabdian PUTM, sehingga dapat diharapkan hal itu bisa menjadi acuan thalabah dalam berjejaring.
Materi selanjutnya, yang juga merupakan materi terakhir ialah mengenai penguatan ideologi dan akhlak dalam masa pengabdian. Materi ini disampaikan oleh Drs. Muhammad Fahmi Muqoddas, M.Hum yang merupakan BPH PUTM. Drs. Fahmi menyampaikan banyak sekali pesan-pesan kepada para calon thalabah pengabdian. Mengenai ideologi, ia menegaskan bahwa Muhammadiyah ialah gerakan dakwah amar makruf nahi munkar. Sebagai kopassus -kopassus Muhammadiyah, thalabah PUTM harus mendakwahkan hal tersebut kepada umat. Setidaknya terdapat dua tugas ketika pengabdian, yakni tugas sekunder (keagamaan) dan tugas primer. Tugas primer ini ialah menyelesaikan problem umat di luar bidang keagamaan yang bisa dilakukan dengan dialamatkan kepada pihak-pihak terkait.
Selain itu, sebagai implementasi dari materi-materi yang telah disampaikan, terdapat sesi FGD (Focuss Group Discussion). Pada sesi ini, setiap kelompok dari thalabah bakal calon pengabdian disuguhkan dengan beberapa kasus yang kemungkinan akan terjadi di lapangan. Hasil diskusi kelompok tersebut disampaikan di depan untuk kemudian mendapatkan solusi yang dapat dilakukan nanti.
Setelah semua sesi selesai, acara selanjutnya ialah seremoni penutupan. Acara Baitul Arqan imi ditutup langsung oleh Mudir PUTM yakni Drs. Dahwan Muchrodji, M.Si. Sebelum menutup acara Drs. Dahwan menyampaikan beberapa alasan kuat mengapa harus pengabdian. Salah satu alasannya ialah ilmu yang bermanfaat itu tandanya dapat diamalkan dan disebarkan. “Bukankah kita selalu berdoa allahumma inni as'aluka 'ilman nafi'an? Bukankah kita selalu berdoa allahumma inni a'udzubika min 'ilmin la yanfa'?" lanjutnya. Kemudian dengan membaca lafal hamdalah, acara baitul arqam PUTM resmi ditutup. (Zirhan M Anwar)