YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Konsep keluarga sakinah dalam pandangan ‘Aisyiyah ternyata telah lama dirumuskan dengan landasan kesehatan yang kuat, jauh sebelum munculnya tren “Tepuk Sakinah” yang ramai diperbincangkan publik. Hal ini diungkapkan oleh Dr. dr. Ekorini Listiowati, MMR., Dosen Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yang juga menjabat sebagai Sekretaris Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Ketua Divisi Pemberdayaan Masyarakat Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah.
Melalui wawancara daring pada Rabu (29/10), dr. Ekorini menjelaskan bahwa Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah telah meluncurkan program Keluarga Sehat Sakinah menjelang Ramadan 2025. Program ini merupakan implementasi dari Gerakan ‘Aisyiyah Sehat dengan fokus pada pendekatan berbasis keluarga melalui prinsip continuum of care dan siklus hidup (life cycle).
“Keluarga Sehat Sakinah itu kita launching menjelang Ramadan 2025. Ini merupakan implementasi dari Gerakan ‘Aisyiyah Sehat, tetapi berbasis keluarga. Programnya berorientasi pada continuum of care dan life cycle, mulai dari ibu hamil, melahirkan, bayi, balita, remaja, dewasa, hingga lansia,” jelas Ekorini.
Pendekatan program ini bersifat personal dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing keluarga. Misalnya, jika suatu keluarga tidak memiliki anggota lansia, maka modul kesehatan lansia tidak disertakan dalam pendampingan. Adapun modul yang dikembangkan mencakup gizi keluarga, kesehatan ibu dan anak (KIA), kesehatan reproduksi, kesehatan jiwa, kesehatan lansia, serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berbasis keluarga.
Lebih lanjut, Ekorini menjelaskan bahwa pemilihan nama Keluarga Sehat Sakinah didasari oleh peluncuran Gerakan Penguatan Ketahanan Keluarga berbasis Keluarga Sakinah dan Gerakan Qoryah Thayyibah oleh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah pada tahun 2023.
“Kami berpikir, apa kontribusi majelis kesehatan dalam mewujudkan Keluarga Sakinah Qoryah Thayyibah. Karena bidang kami adalah kesehatan, maka membentuk keluarga sakinah tidak mungkin terwujud tanpa kesehatan,” ujarnya.
Dengan pendekatan tersebut, Majelis Kesehatan berupaya mengintegrasikan bidang kesehatan ke dalam misi besar ‘Aisyiyah, yaitu membangun keluarga sakinah dan qoryah thayyibah. Kolaborasi lintas majelis juga menjadi kunci keberhasilan, di mana Majelis Kesehatan bersinergi dengan majelis lain seperti Majelis Tabligh dalam mendukung aspek spiritual dan pembinaan keagamaan keluarga.
“Di bidang kesehatan, kami tentu tidak berbicara seperti ustazah di bidang agama. Namun, kami selalu mengaitkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah bagian dari amanah agama. Untuk pembinaan keagamaan secara mendalam, kami berkolaborasi dengan majelis lain,” pungkas Ekorini, menegaskan pentingnya kerja sama lintas bidang dalam mewujudkan visi keluarga sakinah yang utuh dan berkelanjutan. (FU)


