BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhamamdiyah Prof Dr H Dadang Kahmad, MSi menuturkan tentang 2 Jenis Tauhid. Menurutnya tauhid aktif adalah orang yang beribadah kepada Allah namun juga peduli akan sosial sekitarnya. Sedangkan tauhid pasif itu adalah orang yang beribadah kepada allah saja.
“Tauhid itu ada dua jenis, yang pertama tauhid aktif yaitu tauhid yang memadukan antara kesalehan individual dan sosial sekitar nya. Sedangkan tauhid pasif yaitu tauhid yang hanya melakukan ibadah kepada Allah SwT tanpa memikirkan sosial sekitar,” ucapnya saat mengisi Kajian Gerakan Subuh Mengaji Aisyiyah Jawa Barat, Kamis (4/7).
Dadang juga mengatakan bahwa Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah contoh nyata tauhid aktif. Karena ia beriman kepada Allah dan direfleksikan dalam bentuk amal saleh yang mempengaruhi orang orang sekitarnya.
“Contoh tauhid aktif yang nyata adalah Kiai Haji Ahmad Dahlan. Karena ia adalah seorang figur yang memiliki iman yang kuat kepada allah serta direfleksikan dalam bentuk amal sholeh yang ia lakukan sehari hari,” Katanya.
Dadang mengungkapkan tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh Muhammadiyah cukup kompleks. Di antaranya kebodohan, kemiskinan, kesehatan, dan sejenisnya niscaya harus menjadi perhatian saksama untuk dicarikan solusi konstruktif untuk menyelesaikannya.
“Kalau sekarang itu persoalan yang sangat rumit, dan penuh dengan berbagai dimensi dan perlu dihadapi oleh Muhammadiyah dengan cara serius dan lebih berat lagi,” tuturnya.
Dadang menambahkan tentang respons Muhammadiyah dalam menanggapi dinamika kehidupan tidak pernah lepas dari Gerakan Al-Maun dan Amar Makruf Nahi Mungkar. “Perhatian dan keterlibatan Muhammadiyah dalam dinamika kehidupan bermasyarakat yang tentu tidak pernah lepas dari Gerakan Amar Ma'ruf Nahi Munkar menjadi bukti bahwa Muhammadiyah menanggapi tentang Gerakan Muhammadiyah,” tegasnya.
Dadang berharap organisasi muhammadiyah di masa depan dapat lebih maju dan dapat melambung tinggi hingga ke lintas negara. “Tentu harapannya organisasi Muhammadiyah di masa depan nantinya dapat mendunia, Terbuka untuk Lintas Budaya, Semakin Inovatif dalam tata kelola nya dan lebih responsif tentang menghadapi persoalan yang kontemporer,” tutupnya. (Alle)