YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Setelah berlangsung beberapa kegiatan seperti aneka perlombaan, jalan sehat, sarapan soto bersama dan sebagainya, puncak milad PERSADA turut dihadiri oleh novelis kenamaan di Nusantara, beliau adalah Bang Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama Tere Liye. Satu di antara tokoh yang tidak mau dikenal kecuali dengan karyanya. Hal itu sesuai dengan tema Milad Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (PERSADA) yang ke-15 tahun, “PERSADA di hati, berkarya tanpa henti”.
Puncak Milad tersebut dilaksanakan di Masjid Islamic Center UAD, Sabtu (11/1). Antusias peserta bukan hanya dari kalangan mahasiswa, bahkan anak-anak remaja, ibu-ibu hingga anak seusia SD turut mendaftar mengikuti kegiatan Seminar Kepenulisan yang disampaikan oleh Tere Liye itu.
“Ukuran keberhasilan acara ini bukanlah banyaknya peserta yang hadir atau sekedar termotivasi ingin menjadi penulis. Namun ukuran keberhasilan itu ialah lahir minimal satu penulis yang tulisannya dibaca banyak orang,” Tegas Tere.
Penulis yang baik adalah penulis yang produktif, lanjutnya. Baik itu dalam bentuk artikel, buku maupun naskah online yang ditulis di blog maupun media sosial. Artikel itu sendiri bermacam-macam, baik essay, berita, naskah akademik, maupun fiksi. Sedangkan buku bisa sejenis novel, non-novel seperti, biografi, kamus, catatan harian, buku agama, juga jenis lainnya seperti antalogi, puisi, komik, buku mewarnai, dan sebagainya.
Menemukan sesuatu yang menarik dan bisa dijual, merupakan tugas penulis. Adalah fakta, bahwa manusia modern sekarang ini mampu menulis seribu kata per hari. Khususnya melalui saluran media social seperti whatsapp, instagram, x - twitter, story, hingga komentar. Mereka mampu bertahan bermain HP selama 5 jam setiap hari. Sayangnya, Sebagian besar dari mereka tidak menjadi penulis yang baik.
Di antara sebab kegagalan menjadi penulis ialah kemalaasan, dan setiap generasi memiliki istilah sendiri untuk menjelaskan kemalasan itu. Malas, gak mood, writer block, mager dan sebagainya.
Beberapa tips menjadi seorang penulis yang baik ala Bang Tere. Pertama, Sebelum menulis makan buah dan sayur, atau sebelum nulis lari – lari keliling kampung. Paling tidak, jika naskahnya gagal terbit atau tidak kunjung selesai sudah untung memiliki pola hidup yang sehat.
Kedua, Alasan mengapa artikel ditolak antara lain karena tulisan tidak orisinil atau tidak memiliki sudut pandang yang baru, kurang aktual dan relevan dengan persoalan masyarakat, tidak cocok dengan pembaca, tidak memenuhi standar penulisan redaksi, serta pengungkapan dan redaksional kurang mendukung.
Kemudian, yang ketiga, Menulislah hasil karya yang asli, maksudnya bukan plagiasi, bukan saduran, bukan terjemahan, bukan kompilasi, bukan rangkuman pendapat/buku orang lain, selain itu belum pernah dimuat di media atau penerbitan lain termasuk blog, dan juga tidak dikirim bersamaan ke media lain.
Keempat, Pastikan topik yang diuraikan atau dibahas adalah sesuatu yang aktual, relevan, dan menjadi persoalan dalam masyarakat. Lalu, artikel mengandung hal baru yang belum pernah dikemukakan penulis lain, baik informasinya, pandangan, pencerahan, pendekatan, saran, maupun solusinya.
Dan, kelima, Uraian dalam tulisan tersebut mampu membuka pemahaman atau pemaknaan baru maupun inspirasi atas suatu masalah atau fenomena. Terakhir, penyajian tidak berkepanjangan, menggunakan bahasa populer/luwes yang mudah ditangkap oleh pembaca yang awam sekalipun. (DF)