Tilawah Menyehatkan Nalar

Publish

25 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
88
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Tilawah Menyehatkan Nalar

Penulis: Dr. Samson Fajar, M.Sos.I. (Dosen UM Metro) 

Bulan Ramadhan adalah bulan membaca al Quran, sampai Rasulullah SAW bersabda, bahwa al Quran dan puasa adalah dua hal yang akan memberikan syafaat pada hari kiamat, Hadis tentang Al-Qur'an dan puasa sebagai syafaat terdapat dalam HR. Ahmad dan Al-Hakim, yang berbunyi:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: "الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ، قَالَ: فَيُشَفَّعَانِ".

Artinya:
"Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkan aku memberi syafaat untuknya.’ Dan Al-Qur’an berkata, ‘Aku telah menahannya dari tidur di malam hari, maka izinkan aku memberi syafaat untuknya.’ Maka keduanya pun diizinkan memberi syafaat.”

(HR. Ahmad 6626, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 1/554, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib 1429).

Puasa sebagai penyehat fisik dan mentalitas, sedangkan Tilawah atau membaca al Quran adalah penyehat nalar dan logika manusia. 

Bulan Ramadhan adalah bulan untuk mengembalikan nalar manusia yang sudah banyak terkontaminasi dengan banyak hal di luaran sana, baik media sosial, kepentingan politik, ekonomi bahkan banyak hal, sehingga manusia banyak yang berfikir jauh dari nalar yang benar, tetapi lebih pada nalar pragmatis dan materialis. 

Nalar pragmatis sangat berbahaya, karena mereka berfikir menggunakan kepentingan sebagai dasar pijakanya, bukan kebenaran atau objektivitas keilmuan yang dia fahami. Hal ini adalah distorsi kognitif yang sangat berbahaya, sehingga dari pimpinan sampai rakyat sudah berfikir sangat pendek. Politik uang lahir dari nalar pragmatis, korupsi juga begitu, bahkan banyak agamawan berfikir agama sebagai ladang pragmatisme dirinya. Bagaimana ritual semua dijadikan sebagai dasar keuntungan. Jika nalar ini terus menerus hadir, sungguh bangsa ini akan seperti hutan rimba tanpa rasionalitas. 

Banyak yang mengkritik Tilawah tanpa dipahami tidaklah memberi manfaat, hal ini juga tidak benar, karena secara ritual membaca al Quran tanpa pemahaman memberikan pahala dan kedekatan spiritual dengan Allah SWT. Akan tetapi lazim bagi seorang mukmin yang menginginkan kebaikan terus menerus menjadikan al Quran sebagai dasar pijakan dalam membangun nalar fikirnya. 

Al Quran memerintahkan manusia untuk berfikir berdasarkan panduan ilahi, inilah Tilawah sebenarnya. Tilawah dalam bahasa Arab artinya mengikuti secara berurutan, artinya akal manusia harus mengikuti al Quran secara tertib, jangan keluar dari mapp kitab suci. Ketika keluar maka dia akan menyimpang dan tersesat. 

Kadang miris, melihat para ilmuwan dengan berbagai gelar yang disandang, tapi cara berfikirnya sangat pragmatis, jauh dari sumber kebenaran. Demi kepentingan mereka harus mengoyak-ngoyak nalar mereka, sehingga cara apapun ditempuh untuk kepentingan dirinya. 

Nalar seharusnya pengendali nafsu, ibarat kuda, nalar adalah penunggang kuda, kuda adalah nafsu, al Quran adalah pacuan kudanya. Jangan sampai dibalik, nafsu sebagai penunggang kuda, akal sebagai kudanya, akhirnya dia tidak akan mengikuti jalan pacuan. 

Cobalah baca ayat demi ayat, bahkan kata demi kata, al. quran mengajak kita terus berfikir nalariah, bukan pragmatis. Bahkan mereka yang berfikir pragmatis di ancam Allah SWT, QS. Al-Jatsiyah: 23

أَفَرَءَيْتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِۦ وَقَلْبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَٰوَةًۭ فَمَن يَهْدِيهِ مِنۢ بَعْدِ ٱللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

Artinya:
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya, serta Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan penutup pada penglihatannya? Maka siapakah yang dapat memberinya petunjuk selain Allah? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"

Hadis dari Rasulullah ﷺ

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ

Artinya:
"Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti ajaran yang aku bawa."

(HR. Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 1/213, dinilai sahih oleh Imam Nawawi dalam Al-Arba'in An-Nawawiyyah)

Dua dalil ini menunjukkan bahwa mengikuti hawa nafsu tanpa bimbingan wahyu dapat menyesatkan, sedangkan iman yang sempurna adalah ketika hawa nafsu tunduk pada ajaran Islam.

Inilah hakikat Tilawah, mengikuti dengan tertib nalar al Quran, sehingga cara berfikir dan pola bertindak kita benar, tidak keluar dari zona kebenaran dan objektivitas keilmuan. 

Mari bulan Ramadhan kita jadikan bulan untuk menyehatkan nalar logis kita, untuk berfikir dengan pedoman terbaik yaitu al Quran dan sunnah, jangan berfikir dengan panduan nafus yang sering melalaikan.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Solidaritas Indonesia, Terima Kasih Australia Oleh: Haidir Fitra Siagian, Dosen Fakultas Dakwah dan....

Suara Muhammadiyah

21 March 2025

Wawasan

Al-Qur’an dan Peradaban Keilmuan Oleh: Fokky Fuad Wasitaatmadja, Associate Professor Universi....

Suara Muhammadiyah

16 March 2025

Wawasan

Pay Later Syariah Oleh: Joko Intarto Namanya ‘’BankZiska’’ Tapi BankZiska ....

Suara Muhammadiyah

30 October 2023

Wawasan

Anak-Anak, Kerupuk, dan Kemerdekaan Oleh : Afita Nur Hayati, Bekerja di Universitas Islam Negeri Su....

Suara Muhammadiyah

19 August 2024

Wawasan

Menikmati Makanan Lebaran Yang Aman dan Seimbang Oleh: Saibatul Hairiyah, S.Tr.Gz, Nutrisionis Pusk....

Suara Muhammadiyah

30 March 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah