Trisula Dasar Pemikiran di Persyarikatan Muhammadiyah:
Bayani, Burhani, dan Irfani dengan Penekanan pada Ibadah Sholat
Kultum: Dr. Saidul Amin Ba'da Sholat Dzuhur Masjid Mujtahidin, Kampus UM Jambi
Oleh: Agus Setiyono
Persyarikatan Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki dasar pemikiran yang mendasari pandangan keagamaannya. Trisula dasar pemikiran ini, yaitu Bayani, Burhani, dan Irfani, memberikan landasan kuat bagi aktivitas dan pandangan keagamaan Muhammadiyah.
Bayani mengacu pada pendekatan Muhammadiyah dalam memahami ajaran Islam melalui pemahaman tekstual dan eksplisit. Artinya, Muhammadiyah menekankan pentingnya merujuk kepada teks-teks Al-Quran dan Hadis sebagai panduan dalam beragama. Dalam konteks Ibadah Sholat, Bayani mendorong umat Muslim untuk mengikuti tata cara ibadah yang dijelaskan dalam Al-Quran dan Hadist Shahih.
Burhani, sebagai aspek kedua dari pemikiran Muhammadiyah, menekankan rasionalitas dalam memahami ajaran agama. Ini berarti Muhammadiyah memahami pentingnya berfikir rasional, menggunakan akal, dan berargumentasi secara logis dalam menjalani agama. Dalam konteks Ibadah Sholat, Burhani mendorong umat Muslim untuk memahami makna dan tujuan di balik setiap gerakan dan doa dalam sholat.
Irfani adalah pendekatan mistik yang dianut oleh Muhammadiyah. Hal ini mencakup pengalaman spiritual dan pemahaman mendalam tentang hubungan individu dengan Tuhan. Dalam Ibadah Sholat, pendekatan Irfani memungkinkan umat Muslim untuk merasakan kehadiran Tuhan dalam ibadah mereka, menciptakan kedekatan yang lebih dalam dan penghayatan spiritual.
Penekanan pada Ibadah Sholat dalam pemikiran Muhammadiyah merupakan bagian penting dari prinsip Bayani, Burhani, dan Irfani. Sholat dipandang sebagai wujud kewajiban yang harus dijalani dengan pemahaman yang baik terhadap teks-teks suci, dengan pemikiran rasional yang mendalam, dan dengan penghayatan spiritual yang mendalam.
Dengan prinsip-prinsip ini, Persyarikatan Muhammadiyah telah menciptakan pendekatan Islam yang seimbang dan holistik, yang mencakup aspek-aspek tekstual, rasional, dan spiritual dalam Ibadah Sholat dan seluruh kehidupan beragama. Dalam konteks yang lebih luas, pemikiran ini membantu mengarahkan umat Muslim untuk memahami dan menjalani ajaran Islam dengan lebih baik, sesuai dengan visi Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang progresif dan inklusif.
Agus setiyono, Sekretaris PWM Jambi