YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Diskursus mengenai implementasi Artificial Intelligence (AI) akan selalu menjadi isu yang menarik untuk dibahas, terutama jika dibungkus dalam kerangka revolusi industri 4.0 yang menitikberatkan perkembangan teknologi digital. Kendati demikian, masih belum banyak forum untuk para ahli yang membahas korelasi antara AI dengan komponen yang lebih spesifik, seperti pengolahan citra digital. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melihat potensi ini dan berupaya untuk membuka ruang diskusi ilmiah melalui konferensi internasional, bernama International Workshop on Artificial Intelligence and Image Processing (IWAIIP) yang sukses digelar perdana pada Jumat (1/12).
Diselenggarakan selama satu hari penuh di Hotel Cavinton, Yogyakarta, IWAIIP yang menjadi salah satu konferensi internasional di bawah naungan program studi Teknik Elektro UMY memiliki tujuan untuk mengumpulkan para ahli dan peneliti di bidang AI dan pengolahan citra digital dengan harapan dapat bertukar informasi dan merumuskan solusi permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Dr. Yessi Jusman, S.T., M.Sc. selaku ketua dari IWAIIP mengatakan jika konferensi ini akan menjadi forum ilmiah yang berfokus tidak hanya terhadap perkembangan dan penerapan dari AI dengan pengolahan citra digital, namun juga faktor lain yang berkaitan.
“Beberapa fokus yang dibahas di sini, diantaranya adalah image recognition, medical imaging system, speech and audio processing, serta signal and image processing application. Mengapa isu yang dibahas sangat spesifik, karena kami ingin IWAIIP dapat menjadi langkah awal dalam menjalin kerjasama internasional dengan berbagai peserta yang memang terdiri dari para ahli di bidang tersebut,” jelas Yessi.
Walaupun IWAIIP merupakan forum ilmiah dalam bentuk konferensi, Yessi menyampaikan bahwa luaran yang diharapkan setelah diadakannya IWAIIP adalah adanya produk teknologi yang diciptakan dengan berbasis AI. “Ini juga merupakan tujuan kami untuk ke depannya, karena IWAIIP baru diselenggarakan pertama kali di tahun ini. Kami ingin menekankan praktik yang berbasis riset melalui workshop, dengan tidak meninggalkan esensi dari konferensi ilmiah berskala internasional,” ungkapnya.
Bertemakan “Maximizing Effort in Science and Technology using Artificial Intelligence for a Better Life”, IWAIIP menarik perhatian peserta yang berasal dari 14 negara seperti Arab Saudi, Filipina, Jepang, Mozambik, serta Amerika Serikat. Konferensi ini terdiri atas 10 parallel sessions, dengan teknis pelaksanaan secara daring dan luring. Bekerjasama dengan Universiti Malaysia Perlis dan Universiti Malaya sebagai co-host, IWAIIP menghadirkan tiga keynote speaker dari dua universitas tersebut dan Universiti Sains Malaysia, yang membahas hasil riset mereka dalam AI dan pengolahan citra digital.
IWAIIP tidak hanya sekadar menjadi forum diskusi ilmiah, namun juga wadah bagi para mahasiswa UMY untuk dapat belajar dari para ahli di dunia. Yessi mengatakan bahwa IWAIIP melibatkan sekitar 15 mahasiswa Teknik Elektro UMY, agar mereka mendapatkan paparan terkait pelaksanaan konferensi yang sesuai dengan bakat mereka.
“Karena dalam beberapa tahun terakhir, mahasiswa UMY telah banyak mengikuti dan memenangkan kompetisi nasional seperti PKM dan kompetisi dari kementerian di bidang teknologi dan AI, sehingga ke depannya mereka dapat lebih berkontribusi secara signifikan di bidang ini,” pungkas Yessi. (ID) (Zahra)