LANGSA, Suara Muhammadiyah - Suasana hangat dan penuh haru mewarnai kegiatan UMY Rescue 2025: Kepedulian Tanpa Batas untuk Sumatera dalam Masa Bencana yang digelar pada Ahad (21/12). Di tengah kondisi pascabanjir yang masih menyisakan berbagai keterbatasan, tim relawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membagikan makanan dan minuman kepada anak-anak terdampak sebagai upaya memenuhi kebutuhan dasar sekaligus memulihkan semangat mereka.
Kegiatan ini merupakan bagian dari penyaluran bantuan kemanusiaan senilai Rp46 juta yang dihimpun dari alumni Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) serta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY hingga hari ini, Ahad (21/12). Bantuan disalurkan dalam bentuk susu anak, kue kering, perlengkapan mandi, perlengkapan ibadah, serta paket sembako untuk keluarga terdampak banjir.
Di lapangan, relawan UMY Rescue menyapa langsung anak-anak dan keluarga mereka di lokasi pengungsian. Susu dan kue yang dibagikan tidak hanya menjadi asupan gizi, tetapi juga menghadirkan kebahagiaan sederhana di tengah situasi sulit. Senyum dan antusiasme anak-anak tampak jelas saat menerima makanan ringan tersebut.
“Banjir di sini sampai setinggi telinga orang dewasa. Bantuan memang sudah ada, tetapi belum merata. Kami paham. Terima kasih sudah memberikan kue dan susu. Anak-anak pasti senang,” ujar Siti (41), salah satu warga terdampak, sambil menggendong balitanya.
Momen menyentuh juga terjadi saat relawan berinteraksi dengan warga lanjut usia. “Kok cuma obat, kirain bawa kue,” ucap Tumi (80) dengan nada polos. Mendengar itu, relawan pun segera memberikan kue yang dibawa. “Simbah, ini ada kuenya. Mau?” kata relawan, yang langsung disambut senyum hangat sang simbah.
Laporan kegiatan ini disampaikan langsung dari lapangan oleh Dr. drg. Laelia Dwi Anggraini, Sp.KGA, yang turut mendampingi penyaluran bantuan. Ia menuturkan bahwa dalam situasi bencana, kebutuhan masyarakat, terutama anak-anak, tidak hanya sebatas bantuan medis atau logistik besar, tetapi juga makanan yang dapat langsung dikonsumsi dan memberi rasa aman serta nyaman.
“Hal-hal sederhana seperti susu dan kue sangat berarti bagi anak-anak di pengungsian. Selain membantu pemenuhan gizi, juga dapat menguatkan kondisi psikologis mereka,” ujarnya.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang didukung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Secara nasional, Kemdiktisaintek telah menyalurkan bantuan senilai Rp124,3 miliar bagi penyintas banjir di Sumatera, yang dialokasikan melalui program PKM, penggalangan dana kemanusiaan, serta bantuan biaya hidup bagi mahasiswa dan dosen terdampak.
Melalui aksi berbagi ini, UMY bersama para alumni menegaskan bahwa kepedulian di masa bencana tidak selalu hadir dalam bentuk bantuan besar, tetapi juga melalui sentuhan sederhana yang mampu menghadirkan senyum, harapan, dan kekuatan, terutama bagi anak-anak sebagai kelompok paling rentan terdampak bencana. (Jeed)

