YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mencatat lonjakan signifikan dalam QS Asia University Rankings (QS AUR) 2026, khususnya pada indikator Academic Reputation yang meningkat tajam dari skor 14,1 menjadi 40,4, naik hampir tiga kali lipat hanya dalam satu tahun.
Pencapaian ini menandai hasil dari strategi panjang dan konsisten UMY dalam memperkuat jejaring ilmiah global serta membangun budaya akademik yang kolaboratif di tingkat internasional.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UMY, Prof. Dr. Zuly Qodir, M.Ag., menegaskan bahwa peningkatan reputasi akademik ini tidak terjadi secara instan, melainkan merupakan buah dari kebijakan strategis dan transformasi akademik yang terencana.
“Reputasi akademik UMY dibangun bertahun-tahun melalui kolaborasi global yang sistematis, mulai dari riset bersama, publikasi ilmiah, hingga mobilitas dosen. Semua itu kini membuahkan hasil nyata,” ungkapnya pada Selasa (4/11).
Salah satu strategi kunci UMY terletak pada penguatan ekosistem riset dan publikasi internasional. Universitas menerapkan sistem kategorisasi dosen berbasis minat akademik untuk mendorong produktivitas riset dan memperluas kontribusi ilmiah dosen, khususnya dalam skema kolaborasi global. Sistem ini membagi dosen menjadi tiga kategori: dosen peneliti, dosen pengajar, dan dosen pengabdi.
Bagi dosen peneliti, ditetapkan target menghasilkan minimal tiga publikasi internasional bereputasi dalam dua tahun, dengan setidaknya satu publikasi bersama mitra akademik luar negeri.
Pendekatan ini tidak hanya mendorong peningkatan jumlah publikasi ilmiah, tetapi juga memperkuat jejaring akademik lintas negara dan memperluas pengakuan atas kontribusi ilmiah dosen UMY.
“Tantangan kita sekarang adalah bagaimana membiasakan dosen untuk aktif berjejaring di tingkat Asia dan dunia. Ketika karya ilmiah dibaca, dikutip, dan direferensikan oleh akademisi global, maka reputasi dosen akan meningkat, dan begitu pula reputasi institusinya,” tegas Zuly.
Peningkatan reputasi akademik turut mendorong posisi UMY naik ke peringkat 526 di Asia. Prestasi ini menunjukkan peningkatan signifikan dari posisi tahun sebelumnya yang berada pada rentang 561–580, memperkokoh statusnya sebagai salah satu perguruan tinggi swasta dengan pertumbuhan reputasi tercepat di Asia Tenggara.
Selain memperkuat produktivitas riset, UMY juga memperluas kolaborasi akademik dengan menghadirkan dosen tamu dan profesor internasional dalam berbagai kegiatan ilmiah. Setiap fakultas diwajibkan mengundang 7–10 akademisi internasional per semester, baik dalam bentuk kuliah tamu, kolokium riset, maupun joint teaching.
Kegiatan tersebut tidak hanya memperkaya atmosfer akademik, tetapi juga membuka ruang interaksi lintas budaya dan ilmu bagi civitas academica, terutama mahasiswa.
Dengan capaian yang progresif ini, UMY menargetkan dalam empat tahun mendatang setidaknya 50% dosen aktif memiliki rekam jejak kolaborasi akademik internasional, baik di bidang pengajaran, riset, maupun publikasi bersama mitra global.
“Kami tidak berhenti di capaian tahun ini. Empat tahun ke depan, separuh dosen UMY harus punya mitra akademik internasional. Ini bukan semata tuntutan pemeringkatan, melainkan bagian dari tradisi ilmiah baru yang ingin kami bangun,” pungkas Zuly dengan optimis. (ID)


