Unifikasi Gaya Bahasa Al-Qur’an

Publish

20 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
82
Foto Istimewa

Foto Istimewa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kajian menjelang berbuka yang diselenggarakan oleh Ramadhan Di Kampus (RDK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada hari Rabu (19/03) kembali menghadirkan pemateri inspiratif. Dalam kesempatan ini, Muhammad Zakaria Darlin, Lc., M.A., Ph.D. yang merupakan dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Arab UAD, memberikan materi bertajuk "Unifikasi Gaya Bahasa Al-Qur’an" di hadapan para jamaah yang hadir di masjid Islamic Center UAD.

Dalam kajiannya, Zakaria mengawali sesi dengan mengajak para jamaah untuk mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT. “Alhamdulillah, pada sore hari ini Allah menggerakkan hati dan langkah kita sehingga dapat berkumpul di masjid yang dicintai-Nya. Ini adalah nikmat yang tidak semua orang rasakan,” tuturnya.

Ia juga mengingatkan bahwa dalam bulan Ramadan ini, kaum Muslimin diberikan dua kebahagiaan besar. “Yang pertama, ketika berbuka puasa, dan yang kedua adalah ketika kita kembali kepada Allah SWT dan dapat melihat-Nya secara langsung di akhirat kelak,” lanjutnya.

Dalam penyampaian materinya, Zakaria menjelaskan bahwa unifikasi dalam gaya bahasa Al-Qur’an merupakan konsep yang menghubungkan antara bahasa dalam kitab suci dengan realitas kehidupan. “Kata ‘unifikasi’ sendiri berasal dari bahasa hukum yang berarti penyatuan. Muhammadiyah memiliki konsep untuk menyatukan antara ilmu pengetahuan dan realitas sosial dengan Al-Qur’an dan Sunnah,” jelasnya.

Sebagai contoh, ia membahas pentingnya pemahaman mendalam terhadap ayat-ayat yang dibaca dalam salat. “Berapa banyak dari kita yang benar-benar memahami bacaan dalam salat? Hanya segelintir yang benar-benar tahu artinya, padahal menuntut ilmu agama itu wajib bagi setiap Muslim,” ungkapnya.

Ia kemudian menyoroti bagaimana setiap kata dalam Al-Qur’an memiliki makna mendalam yang tidak bisa diubah begitu saja. “Misalnya, ‘Bismillahirrahmanirrahim’, tidak bisa diubah menjadi ‘Bismillahirrahimirrahman’. Kenapa? Karena setiap kata dalam Al-Qur’an memiliki rahasia retorikanya sendiri,” jelasnya.

Zakaria juga memberikan contoh bagaimana bahasa Al-Qur’an memiliki kesinambungan dengan konsep kehidupan modern. “Misalnya, dalam bidang kedokteran, operasi sesar tidak disebut secara eksplisit dalam Islam, tetapi kaidah umum Islam yang mempermudah segala urusan menjadi landasan untuk mengambil keputusan dalam keadaan darurat,” paparnya.

Zakaria menekankan bahwa memahami gaya bahasa Al-Qur’an tidak sekadar untuk menambah wawasan, tetapi juga untuk menghubungkan antara ajaran Islam dengan realitas kehidupan. “Tujuan ilmu pengetahuan seharusnya bukan sekadar mencari uang, tetapi menyingkap hikmah dan kebesaran Allah SWT,” tambahnya.

Ia juga mencontohkan bagaimana Al-Qur’an menggunakan istilah yang bersifat universal, seperti dalam ayat Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. “Kenapa disebut Rabbil ‘Alamin dan bukan hanya Rabbil Muslimin? Karena Allah SWT adalah Tuhan bagi seluruh alam, tidak hanya bagi kaum Muslimin,” jelasnya.

Lalu Zakaria menjelaskan bahwa dalam ilmu balaghah, terdapat tiga cabang utama, yaitu ilmu ma'ani, ilmu bayan, dan ilmu badi'. Salah satu aspek yang dibahas dalam ilmu ma'ani adalah keselarasan lafaz dan makna, yang dalam istilah Arab disebut al-musawah, yakni keseimbangan tanpa berlebih dan tanpa kekurangan.

"Al-Qur'an memiliki susunan lafaz yang sangat presisi. Tidak berlebih dan tidak kurang. Misalnya dalam ayat Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in, jika susunannya diubah menjadi na'buduka iyyaka, maka maknanya bisa rancu dan dapat ditambahkan objek lain, sehingga kehilangan makna eksklusif hanya kepada Allah," jelasnya.

Zakaria juga menyoroti bagaimana Al-Qur'an memberikan solusi atas berbagai realitas kehidupan manusia. Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah persoalan rezeki dan keputusasaan yang seringkali melanda umat Islam. "Banyak kasus yang kita temui, seperti seorang ayah yang bunuh diri karena tidak mampu membiayai sekolah anaknya, atau keluarga yang kehilangan harapan karena tekanan ekonomi. Padahal, dalam Al-Qur'an, Allah telah berjanji untuk mencukupi rezeki setiap hamba-Nya," ungkapnya.

Ia mengutip ayat Laa taqtulu auladakum khashyata imlaq yang berarti "Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin." Ayat ini menunjukkan jaminan Allah terhadap rezeki umat manusia. "Kalau kita takut miskin sebelum menikah atau sebelum punya anak, maka itu berarti kita belum benar-benar yakin dengan janji Allah," tegasnya.

Selain itu, Zakaria juga mengulas tentang perbedaan penyebutan rezeki dalam Al-Qur'an. "Kata rizq disebutkan 105 kali dalam Al-Qur'an, sementara kata miskin hanya 11 kali dan fakir hanya 10 kali. Ini menunjukkan bahwa Allah lebih banyak berbicara tentang rezeki dibanding kemiskinan," paparnya.

Dalam kajian tersebut, Zakaria juga membahas tentang perzinahan dan pencurian dalam Islam. "Dalam Al-Qur'an, disebutkan bahwa pencurian didahului dengan penyebutan laki-laki (as-sariqu was-sariqah), sementara perzinahan didahului dengan penyebutan perempuan (az-zaniyatu waz-zani). Ini bukan berarti menyalahkan perempuan, tetapi menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran besar dalam menjaga diri dan menghindari fitnah," ujarnya.

Ia menekankan pentingnya memahami hukum Islam secara utuh. "Hukuman bagi pezina yang belum menikah adalah dicambuk 100 kali, sementara bagi yang sudah menikah adalah dirajam hingga mati. Meskipun hukum ini tidak diterapkan di negara kita, umat Islam perlu memahami ketegasan Islam terhadap tindakan ini," lanjutnya.

Di akhir kajian, Muhammad Zakaria, Ph.D. mengajak para hadirin untuk kembali kepada ajaran Al-Qur'an sebagai solusi kehidupan. "Jangan pernah putus asa dari rahmat Allah. Jika kita bertakwa, Allah pasti akan memberi jalan keluar dari setiap masalah dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka," tutupnya. (Giti)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Irwan Akib, MPd mem....

Suara Muhammadiyah

26 June 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pasca diterimanya 29 penerima beasiswa yang lolos beasiswa Sa....

Suara Muhammadiyah

29 October 2024

Berita

KUALA LUMPUR, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka membangun dan mengembakan potensi pendidikan d....

Suara Muhammadiyah

20 November 2024

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unismuh Makassar menggelar Bimbingan Akr....

Suara Muhammadiyah

2 March 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sebanyak 108 santri Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan Fakultas K....

Suara Muhammadiyah

1 May 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah