BOYOLALI, Suara Muhammadiyah - Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) melaksanakan kegiatan pemberdayaan kader bertema “Pemberdayaan Kader Melalui Program Dapur Sehat dan Food Eco Swap sebagai Upaya Pencegahan Stunting” di Desa Tegalsari, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Ahad (9/11).
Kegiatan berlangsung di rumah Ketua RT 01 Suyamto, dan diikuti para kader kesehatan serta warga setempat. Program ini mengintegrasikan edukasi gizi dengan praktik pengolahan sampah organik menjadi produk ramah lingkungan.
Program ini memperoleh dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui skema hibah berbasis pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi lintas program studi, yaitu S1 Kesehatan Masyarakat: Nurina Dyah Larasaty, SKM, MKes, S1 Ilmu Gizi: Erma Handarsari, SPd., MPd, dan S1 Pendidikan Kimia: Andari Puji Astuti, SPd., MPd.
Ketua program, Nurina Dyah Larasaty, menjelaskan kegiatan ini diharapkan menjadi embrio terbentuknya kader gizi yang mampu berkreasi menggunakan bahan pangan lokal serta penggerak pengolahan sampah di lingkungan.
“Program pembentukan kader gizi diharap dapat memberi dampak positif dan memberdayakan ibu-ibu dalam menyusun menu bergizi berbahan pangan lokal. Pelatihan pengolahan sampah juga diharapkan menjadi kontribusi nyata warga RT 01 dalam menjaga lingkungan. Jika dikembangkan serius, produk pengolahan sampah bisa bernilai ekonomis bagi warga,” ungkapnya.
Dalam Materi pengolahan sampah organik menjadi eco enzym disampaikan oleh mahasiswa FKM Unimus, Septian Bayu Wicaksono. Peserta mendapatkan penjelasan mengenai cara pembuatan serta pemanfaatan eco enzym sebagai pembersih lantai, alat masak, kamar mandi, dan kebutuhan domestik lainnya.
Integrasi materi gizi dan eco enzym bertujuan menumbuhkan kesadaran akan pola hidup sehat sekaligus menguatkan kemandirian pangan rumah tangga yang berkelanjutan.
Warga terlihat antusias mengikuti sesi pelatihan, diskusi, hingga berbagi praktik baik mengenai pengelolaan posyandu, kebersihan lingkungan, hingga olahan PMT bagi balita.
Ketua RT 01, Bapak Suyamto, menyambut baik terselenggaranya kegiatan tersebut. “Program ini tidak hanya fokus pada gizi, tetapi juga mengajarkan kami untuk mandiri pangan dan peduli lingkungan. Kami berharap kegiatan ini memberi manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Salah satu peserta dari Kader Desa Tegalsari, menilai pelatihan ini sangat membantu ibu-ibu dalam menyediakan makanan bergizi bagi balita. “Buku resep snack balita menjadi panduan yang sangat bermanfaat. Selain bergizi, bahan pangan yang digunakan juga terjangkau dan berasal dari sumber lokal,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, warga diharapkan mampu mengolah sampah organik secara mandiri, menghasilkan inovasi pangan lokal bergizi, memperkuat program PMT posyandu balita; dan Meningkatkan kemandirian pangan berkelanjutan
Tim pengabdian masyarakat berharap program ini dapat dilanjutkan secara berkelanjutan sebagai model pemberdayaan kader, sekaligus berkontribusi menekan angka stunting dan mempromosikan pola hidup sehat serta ramah lingkungan di Desa Tegalsari, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. (Nurina/Nurvi)


