BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha) melalui program hibah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) berhasil menciptakan inovasi makanan sehat bagi balita dan anak berbahan dasar daun kelor. Inisiatif ini dipimpin oleh Dr. Tahara Dilla Santi, S.Pd., M.Biomed dan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Montasik, Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar.
Program ini melibatkan dosen dan mahasiswa dari Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Magister Kesehatan Masyarakat, serta Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama. Anggota tim terdiri dari Dr. dr. Aditya Candra, M.Biomed., AIFO-K, Dr. Radhiah Zakaria, M.Sc, dan dua mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh.
Mahasiswa yang terlibat dalam program ini mendapatkan pengalaman belajar di luar kampus melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang diakui sebagai rekognisi Satuan Kredit Semester (SKS).
Selama kegiatan PKM, tim dosen dan mahasiswa bersama mitra PKM dari Puskesmas Montasik berhasil menciptakan berbagai inovasi makanan, termasuk es krim kelor, mie kelor, nugget kelor, bakso kelor, dan cookies kelor.
Dr. Tahara Dilla Santi menyatakan bahwa program PKM ini merupakan bagian dari komitmen Unmuha untuk menciptakan model intervensi yang dapat diterapkan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Montasik, dalam upaya percepatan penurunan kasus stunting. Menurut data 2023, kasus stunting dan balita berisiko stunting masih sangat tinggi, sehingga model intervensi yang tepat dapat mendukung program pemerintah dalam mengatasi masalah stunting di Aceh dan Indonesia.
“Program PKM di Puskesmas Montasik telah melahirkan 10 kader sebagai duta dari setiap menu makanan. Kami bersama duta tersebut mendampingi ibu-ibu yang memiliki balita di Gampong Atong dalam mengolah dan memasak lima menu makanan tersebut. Hal ini bertujuan agar model intervensi ini dapat segera diaplikasikan oleh masyarakat dalam menu sehari-hari, khususnya untuk balita dan anak. Resep yang kami siapkan sangat sederhana dan mudah untuk dimasak,” ungkap Dr. Tahara.
Lebih lanjut, Dr. Tahara menambahkan, “Tim PKM juga fokus pada pemberdayaan masyarakat dalam aspek produksi dengan memberikan pelatihan dan pendampingan mengenai menu makanan berbasis kelor yang kaya akan nutrisi. Selain itu, kami juga mendampingi masyarakat dalam penanaman bibit kelor unggul, agar mereka dapat memanfaatkan daun kelor dari hasil budidaya di lahan Gampong Atong.”
Dengan adanya penyuluhan dan pendampingan pemanfaatan tanaman lokal untuk mengatasi stunting (TALAS), diharapkan petugas kesehatan di Puskesmas Montasik dapat menyediakan beragam menu pada kegiatan Posyandu setiap bulannya. Ibu-ibu balita di Gampong Atong pun mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah makanan berkualitas gizi baik untuk anak-anak mereka.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa Unmuha memperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari, sejalan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang mendorong keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan praktis di luar kampus.
Kegiatan ini didanai oleh Hibah Kemenristekdikti dan bertujuan untuk menciptakan model intervensi pemanfaatan daun kelor sebagai bahan dasar pembuatan makanan balita dan anak, dengan harapan jangka panjang untuk mempercepat penurunan stunting di wilayah Puskesmas Montasik. Inisiatif ini disambut baik oleh Kepala Puskesmas Montasik, Ibu Yulidar Zakaria, S.Gz, dalam audiensi di Puskesmas.