SIDOARJO, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sidoarjo selenggarakan kegiatan kajian jelang Ramadhan di SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo pada Sabtu, (15/02/2025). Kajian ini menghadirkan Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Acara ini diikuti oleh seluruh pimpinan cabang dan amal usaha serta seluruh guru mulai dari TK hingga SMA se-Sidoarjo.
Dalam sambutannya, Ketua PCM Sidoarjo Noerwachid Soeprijanto berharap dengan terselenggaranya kajian ini bisa menambah semangat bagi para pimpinan dan seluruh pegawai yang ada di Amal Usaha Muhammadiyah ke depannya.
Muchamad Arifin, Ketua LDK PP Muhammadiyah dalam muqaddimahnya mengajak kepada para jamaah untuk menjadi hamba yang pandai persyukur, karena bersyukur itu kunci kebahagiaan. Oleh karena itu kalau ingin hidup bahagia, maka bersyukurlah sambil menunjukkan vidio inspirasi pada dua layar yang terpampang di depan.
Bersyukur itu merupakan perintah Allah dan kewajiban sebagai hamba, sebagaiman dalam ayatNya QS. An Nahl: 78: “Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur.”
Dalam ceramahnya, Arifin mengajak kepada para jamaah yang mayoritas guru untuk mewaspadai terhadap dampak negatif dari penggunaan gadget dan modus penyalahgunaan narkoba di era teknologi informasi digital sekarang ini. Maraknya judi online dan pornografi, pornoaksi di lingkungan remaja tidak lepas dari teknologi informasi digital yang begitu terbuka tanpa ada batasan bagi penggunanya.
Lanjut dalam paparannya, dijelaskan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat membawa berbagai dampak negatif bagi generasi mendatang, terutama dalam aspek kesehatan, perkembangan kognitif, interaksi sosial, dan pendidikan.
Dari segi kesehatan, terlalu lama menatap layar dapat menyebabkan masalah pada mata seperti mata kering dan kelelahan. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik akibat terlalu banyak waktu di depan layar bisa meningkatkan risiko obesitas dan gangguan postur tubuh. Tidur juga bisa terganggu karena cahaya biru dari gadget menghambat produksi melatonin, sehingga menyebabkan kesulitan tidur.
Dalam perkembangan kognitif, anak-anak yang terbiasa dengan informasi instan dari internet cenderung memiliki rentang perhatian yang lebih pendek dan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi. Kreativitas mereka juga bisa menurun karena lebih banyak mengonsumsi hiburan pasif daripada berpikir kritis atau menyelesaikan masalah sendiri.
Lebih parah lagi, penggunaan gadget yang tidak terkontrol dapat menyebabkan ketergantungan, bahkan adiksi, yang berdampak pada kesejahteraan mental.
Dari sisi sosial, terlalu banyak menghabiskan waktu dengan gadget dapat mengurangi keterampilan komunikasi tatap muka. Anak-anak mungkin menjadi lebih canggung dalam berinteraksi langsung dan sulit membangun hubungan sosial yang sehat.
Selain itu, mereka juga lebih rentan terhadap cyberbullying dan ancaman digital lainnya, seperti eksploitasi atau penipuan online. Tidak jarang pula media sosial menjadi pemicu perasaan cemas dan rendah diri akibat perbandingan sosial yang tidak realistis.
Dalam dunia pendidikan, gadget bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, teknologi memudahkan akses terhadap informasi dan pembelajaran, tetapi di sisi lain, jika tidak digunakan dengan bijak, bisa menurunkan prestasi akademik.
Distraksi dari media sosial dan game membuat anak-anak lebih sulit fokus pada tugas sekolah. Selain itu, mereka mungkin menjadi terlalu bergantung pada informasi yang mudah didapat dan kurang terbiasa berpikir secara mendalam untuk menyelesaikan masalah.
Untuk mengurangi dampak negatif ini, peran guru, orang tua dan pendidik sangat penting. Anak-anak perlu diajarkan cara menggunakan gadget dengan bijak, diberikan batasan waktu penggunaan, serta didorong untuk tetap aktif secara fisik dan sosial. Literasi digital juga harus menjadi bagian dari pendidikan agar mereka dapat memanfaatkan teknologi tanpa terjebak dalam dampak buruknya.
Masalah serius kainnya yang kini orang tua dan guru harus hati-hati adalah: Permasalahan penyalahgunaan narkoba yang sudah menyasar kalangan anak-anak usia dini.
Peredaran narkoba dengan modus rokok elektrikntelah menjadi tren tersendiri dengan tanpa disadari, bahwa yang dikonsumsi sangat bahaya bagi diri pengguna.
Peredaran narkoba melalui rokok elektrik atau vape menjadi ancaman yang semakin serius, terutama bagi generasi muda. Modus yang digunakan sering kali sulit dikenali karena bentuk dan penggunaannya mirip dengan vape pada umumnya. Untuk mengantisipasi hal ini, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.
Pertama, penting untuk menyadari bahwa narkoba dalam bentuk cairan vape sering kali tidak memiliki bau atau rasa yang mencolok, sehingga sulit dibedakan dari cairan biasa. Beberapa jenis narkoba yang ditemukan dalam vape antara lain ganja sintetis dalam bentuk cair (THC cair), sabu cair, dan zat psikoaktif lainnya. Oleh sebab itu, perlu berhati-hati dalam memilih produk, memastikan sumbernya jelas, dan menghindari pembelian dari pihak yang tidak terpercaya.
Selanjutnya, peran keluarga dan lingkungan sangat penting dalam memberikan edukasi kepada generasi muda mengenai bahaya narkoba dan berbagai cara peredarannya yang semakin beragam. Orang tua, guru, serta teman sebaya perlu memberikan pemahaman yang cukup agar anak-anak dan remaja tidak mudah terjerumus dalam penyalahgunaan zat berbahaya.
Masyarakat juga perlu lebih waspada terhadap perubahan perilaku seseorang, terutama anak-anak dan remaja yang mulai menggunakan vape. Jika mereka menunjukkan tanda-tanda kecanduan, seperti perubahan emosi yang drastis, prestasi akademik menurun, atau sering mengisolasi diri, kemungkinan adanya penyalahgunaan zat terlarang perlu dicurigai. Di sisi lain, pemerintah dan aparat penegak hukum memiliki peran penting dalam mengawasi peredaran vape serta cai. (Tia)